31 -TOMORROW'S DREAM-

2.8K 185 1
                                    

Enjoy!!

🌼🌼🌼

"Be careful.."

Kyra melambaikan tangannya kepada teman-teman Bara yang tengah bersiap untuk pulang.

Bara segera menutup pintu apartemennya saat teman-teman nya telah beranjak pergi. Pria itu tanpa sadar berjalan mendahului Kyra yang begitu susah payah untuk sekedar melangkah, keningnya mengkerut bingung saat tak merasakan keberadaan Kyra di sampingnya.

Bara dengan cepat menoleh, pemandangan Kyra yang tengah berjalan tertatih sembari menunduk membuat rasa bersalah menggerogoti hati Bara. Ia menggaruk belakang lehernya tatkala gundah, nafsunya yang tak terkontrol menjadi penyebab utama kekasihnya seperti itu.

Kyra yang tak sadar Bara sedari tadi memerhatikan, sedikit tersentak saat kepalanya membentur dada bidang Bara. Kyra mengangkat wajahnya dengan raut terkejut, tawa kecil kemudian lolos dari bibirnya.

"Maaf~ Ky tidak liat Kak Bara berhenti.." Tutur Kyra begitu lugu.

Tidak membalas apapun, Bara masih diam mengamati tingkah kekasihnya yang begitu menggemaskan. Ia terkesima, raut bahagia di wajah Kyra sanggup melelehkan gunung es di hatinya.

"Ke-kenapa Kak Bara melihat Ky seperti itu?" Ujung-ujungnya Kyra jadi gugup sendiri, Ia mundur selangkah sebelum membuang wajahnya yang semakin merona cantik.

Senyum miring tercetak di wajah tampan paripurna milik Bara, dengan santainya Ia maju dan langsung menggendong Kyra, Kyra yang tak siap sontak memekik kaget dengan tangannya langsung melingkar erat di leher Bara.

"Eh!!"

Bara membawa langkahnya menuju ruangan favorit di apartemennya, apalagi bila bukan studio. Tanpa susah payah, Bara membuka pintu tersebut dan kembali menutupnya dengan kaki panjang miliknya.

Bara duduk di hadapan sebuah komputer besar sebelum mendudukkan Kyra di pangkuannya. Bara memenjarakan kekasihnya dengan lengan kekarnya yang terulur.

"Ky duduk disana saja ya, Ky takut mengganggu~" Kyra berujar, matanya terarah pada sofa yang terdapat dalam studio tersebut. Tangannya tak sadar ikut meremas lengan Bara dengan kuat.

"Disini saja!" Tanpa memedulikan permintaan kekasihnya, Bara justru memeluk erat pinggang Kyra dengan sebelah lengannya.

Iris blue ocean miliknya berpindah menatap lekat komputer di hadapannya, jemarinya juga dengan lihai mengotak atik alat-alat yang tak diketahui namanya oleh Kyra.

Akhirnya, Kyra berakhir pasrah. Kepalanya kemudian disandarkan tepat di bahu pria itu.

"Sepertinya tadi kalian asik sekali, aku jadi penasaran apa yang kalian bicarakan." Ujar Bara membuka percakapan. Bibirnya kemudian jatuh menyapa kening Kyra saat wanita itu mendongak menatapnya.

Kyra kembali menegakkan tubuhnya dengan senyuman manis bertengger di wajahnya yang dihiasi lesung pipi.

Ia mulai bercerita panjang tentang apapun yang tadi di bicarakan olehnya, Izzel juga Donna. Sesekali, Bara ikut menimpali walau sebenarnya Ia tak harus.

"Oh iya, tadi juga sebelum pulang Izzel sempat mengajak Ky ke apartemennya.." Tambah Kyra dengan antusias. Dan Bara, tanpa sadar menatap Kyra kesal, rasa kesal yang lebih ditujukan untuk Izzel sebenarnya.

"Untuk apa?" Tanya Bara bernada jengah.

"Kata Izzel karena kita sudah lama tidak berkumpul bersama.." Kyra masih menjawab dengan riang.

LATIBULEWhere stories live. Discover now