26 -CRAVE YOU-

2.8K 176 1
                                    

🌼🌼🌼

"Hey!!" Guncangan keras di tubuh Bara membuka  iris blue ocean yang begitu kelam.

Bara menghela nafasnya keras. Rasanya ia hanya memejamkan matanya sebentar tapi kenapa bayang-bayang masa lalunya terputar seolah Bara tengah melaluinya, begitu nyata.

Tak ada yang menyadari kondisinya selain anggota bandnya, dan Bara bersyukur akan itu. Ia tidak ingin mencari sensasi.

"Kau harus segera pulang." saran Mika, namun sama sekali tidak digubris oleh pria bertato itu. Dengan gerakan santai, Ia menyugar rambut berpotongan middle length miliknya.

Bara sebisa mungkin menetralkan jantungnya sebelum membuang tatapannya pada kemeja basah yang melekat di tubuhnya.

Sial. Suhu udara bahkan tidak meningkat namun mengapa peluh setia membasahi tubuhku? Pikir Bara frustasi.

Tak ingin begitu larut, Ia sedikit mencondongkan badannya guna meraih pil barbiturat di saku celananya, dan langsung menegak tiga buah pil barbiturat tersebut secara bersamaan.

Tidak begitu lama, jantung yang mulanya berpacu dua kali lebih cepat seketika mulai terasa normal.

Bara yang setia memejamkan mata seolah memberi ruang wanita di sampingnya untuk mengagumi wajah serupa dewa Yunani milik pria itu. Bara begitu tampan, Ia sampai merona hanya dengan menatap pria di sampingnya.

Tak berselang lama, kebisingan dalam club tersebut sukses kembali membuka matanya.

"Kau sudah cukup mabuk, pulang dan istirahatlah."Bara berdecak kesal akan ucapan Jasper. Mabuk apanya? Belum juga Lima gelas vodka membasahi tenggorokannya.

Kini mereka tengah bersama menghabiskan waktu di Stones Club, klub langganan mereka dengan teman-teman sesama musisi yang juga berada dalam club itu.

Bara kemudian mengedarkan pandangannya menatap sekelilingnya hingga tatapannya terkunci kepada wanita yang duduk disampingnya. Ia menunduk takut sembari memilin jemari lentiknya.

Wajah tirus yang dipoles make up bold serta tubuh yang dibalut dress ketat di atas paha sama sekali tidak membuat Bara tertarik.

Bara mencondongkan tubuhnya, mencoba melihat lebih jelas wajah wanita muda itu.
"Kenapa kau menunduk?"  Suara datar Bara tak hanya membuat wanita itu gugup, namun juga menginterupsi kegiatan teman-teman yang mulanya asik dengan wanita bayaran mereka masing-masing.

"Maaf Tuan." Wanita itu menjawab dengan permintaan maaf di mulutnya.

"Kau tidak melayaniku dengan baik, Nona." Ujarnya sedikit ingin bermain-main dengan wanita yang bahasa tubuhnya mengingatkannya pada sang kekasih.

Beberapa dari mereka terdengar bersorak.
"Sepertinya dia masih pemula, hajar saja Bara!!"

Wanita-wanita yang ada dalam pelukan pria-pria itu tak urung menatap iri. Tak dipungkiri, kemanapun pria itu pergi Bara selalu diingini oleh kaum hawa.

Teriakan Liam yang heboh hanya dibalas Bara dengan tawa kecil.
"Aku tidak berminat!" Ujar Bara final, sebelum mengusir jauh-jauh wanita beriris coklat madu tersebut keluar dari ruangan.

Bara menatap punggung ramping tersebut dengan raut tak terbaca, jika ditanya apa Bara sering melakukan pelepasan dengan wanita bayaran, tentu saja jawabannya adalah Ya.
Bara seorang pria dewasa dan kebutuhan biologisnya tentu harus di salurkan. Namun sudah sekian bulan Bara tidak lagi bergairah, tubuh wanita-wanita itu tak lagi menarik untuknya. Semuanya hanya tentang seorang gadis, Kyra.

LATIBULEOn viuen les histories. Descobreix ara