33 -AN INVITATION-

2.3K 155 2
                                    

Enjoy!!

🌼🌼🌼

-University Dining Hall-

Hari semakin siang disertai dahaga yang tak tertuntaskan membuat Rae mengajak Kyra menuju kantin kampus sekalian menuntaskan rasa lapar yang menggerogoti perutnya.

Sesampainya di kantin, tanpa menunggu lama keduanya langsung mengantri makanan, cacing di perut yang tak hentinya mendemo membuat keduanya tak punya waktu lagi untuk sekedar memerhatikan sekitar.

Tidak berselang lama, kini tangan keduanya telah sama-sama memegang nampan. Rae menyoroti seluruh isi kantin, seketika ia membuang nafas gusar, tak ada lagi tempat untuk keduanya duduk.

Baru saja Ia ingin mengadu kepada Kyra, disaat itulah tatapannya jatuh disana. Disana terlihat sosok seorang lelaki jangkung dengan senyum ramah tengah melambaikan tangannya ke arah mereka. Masih ingat Dillon? Ya, dia pria itu.

"Disana ada Kak Dillon! Ayo kesana saja Ky.." Rae sumringah, Ia balas menatap Kyra yang tengah mengerjapkan matanya bingung.

Menghela nafas kecil, akhirnya Kyra ikut membawa langkahnya menuju Dillon dengan Rae yang telah lebih dulu melangkah.

Dillon memerhatikan dengan senyuman di wajahnya. Matanya tak lepas dari Kyra, entah apa yang ada di otaknya sekarang, namun irisnya menunjukkan ketertarikan yang begitu transparan.

"Have a seat." Tutur Dillon menunjuk dua kursi di hadapannya saat Rae dan Kyra kian mendekat.

"Sedikit mengejutkan melihat kalian disini." Ucap Dillon membuka topik. Memang benar Kyra dan Rae terkesan jarang menginjakkan kaki di cafetaria kampus. Bukan apa, hanya saja terlalu ramai untuk keduanya.

"Kami tidak punya pilihan lain." Tutur Rae jujur.

"Kau ini!" Dillon menggelengkan kepalanya takjub. Sepersekian detik kemudian matanya menyorot Kyra yang hanya duduk dan sama sekali tidak menyentuh makanan.

Gadis itu sepertinya gelisah, terlihat sekali dari tingkahnya kini. Dillon yang peka, berpindah tempat menjadi duduk di hadapan Kyra. Gerakan Dillon cukup memblokade tatapan-tatapan manusia di kantin yang dari tadi mengincar Kyra.

"Makanlah." Ujar Dillon, Ia menatap Kyra sembari menganggukkan kepalanya seolah tengah memberikan dukungan pada perempuan itu.

Kyra tersenyum, balas mengangguk sebelum mulai menyantap salad dihadapannya.

Damn! Batin Dillon berdecak, mendapatkan senyum hangat Kyra membuat Dillon menjadi salah tingkah. Ia membuang wajahnya dengan senyum merekah yang terpatri jelas disana.

Rae yang sedari tadi memerhatikan berdeham kecil, wajahnya tersenyum geli sengaja menggoda Dillon. Rae tahu apa yang ada di otak lelaki itu

Rae terbilang cukup akrab dengan Dillon pasalnya keduanya terdaftar dalam satu organisasi kampus yang sama, yaitu organisasi musik. Dan dari situlah Rae menyimpulkan bahwa Dillon tertarik akan Kyra. Buktinya jika Rae dan Dillon sedang bersama, topik yang Dillon bahas diluar dari musik adalah Kyra sendiri. Dan sebagai teman yang baik, Rae ingin sekali membantu keduanya untuk menjalin hubungan, Kyra adalah gadis baik-baik, Dillon juga lelaki baik-baik, Kyra pantas mendapatkan seseorang seperti Dillon. Itu yang ada di benaknya saat melihat keduanya.

Rae tidak tahu saja Kyra sudah memiliki seseorang yang bila diketahuinya siapa sosok itu sepertinya pemikiran tadi akan hilang begitu saja.

"Jangan lupakan sore nanti menjadi latihan terakhir kita sebelum penampilan besok." Peringat Dillon kepada Rae.

"Bagaimana kalau aku digantikan saja dengan Albert?"

"Ada apa?" Dillon mengerutkan keningnya tak suka.

"Aku.. sudah beberapa kali tidak mengikuti latihan, bisa saja karena ku penampilan kita tidak maksimal nantinya." Jujur Rae, Ia hanya takut tidak bisa mengejar ketertinggalan dan berakhir menyusahkan teman bandnya.

"Kau tidak perlu khawatir, Kau yang beberapa kali bolos latihan performanya lebih bagus dari Albert. Albert juga mengakui itu, tidak perlu sungkan. Kau hanya perlu berlatih lebih keras." Ungkap Dillon dengan tegas.

Rae berakhir mengangguk patuh.

"Aku bisa kan Ky?" Rae beralih menatap Kyra yang kini fokus kepada layar ipad Rae yang sedari tadi menyala menampilkan berita-berita tentang SPARTA.

Hah~ tak terasa sudah dua bulan saja Bara berkutat dengan kesibukannya bersama SPARTA. Tidak ada pertemuan antar keduanya, tidak ada telepon bahkan tidak ada pesan satupun.

Kyra menghela nafas gundah. Ia sudah begitu terbiasa dengan adanya Bara di sisinya sehingga saat-saat seperti ini sungguh membuat rindunya kian tak terbendung. Ia ingin tahu kabar pria itu, entah interval waktu yang Bara bisa sebulan sekali pun tak apa. Kyra tidak masalah.

Kyra juga sudah lama tidak mendengar kabar tentang Mika ataupun Jasper dan Nick. Keempat pria tampan tersebut seolah ada dan tiada. Mereka mendominasi seluruh headline namun semuanya terkesan abu-abu, tak ada yang tau pasti apa kesibukan SPARTA saat ini.

"Ky?" Desak Rae saat tak mendengar jawaban dari pihak Kyra.

"Ma-af?" Kyra sedikit terbata karena kedapatan tidak mendengarkan pertanyaan Rae tadi, Kyra tidak bisa menampik rasa bersalah di hatinya.

"Santai saja Ky.. Aku hanya bertanya padamu, aku pasti bisa kan?"

"Uhm~ Bisa.. Ky yakin.." Tutur gadis itu dengan senyuman tulus dan anggukan pasti. Rae jadi ikut-ikut tersenyum sumringah.

Sedangkan Dillon, kini Ia ikut menatap Kyra tak kalah intens.

"Bagaimana kalau kau ikut menonton kami?" Harap Rae dengan tatapan memohon ditujukan pada Kyra.

Kyra menatap kedua lelaki itu sekilas, otaknya sedang menimang jawaban terbaik untuk diutarakannya. Namun belum juga menjawab, Kyra dikejutkan dengan suara seorang wanita yang berasal dari ipad milik Rae.

"SPARTA will start their first ever world tour in next week."

Kyra termenung sembari menatap lekat layar ipad tersebut. Next week?

"What a surprise???" Rae yang juga sedari tadi memasang telinga jadi ikutan heboh, berbanding terbalik dengan Kyra, Rae begitu bahagia.

Kini, Ia telah jauh dari kedua orangtuanya, keinginan untuk menonton konser SPARTA bukan lagi hayalan, ini menjadi kesempatan emas bagi Rae.

"Road To Heaven World Tour, get your tickets now."

Kyra membaca tulisan tersebut begitu lama. Nafasnya terdengar berat.

Official sudah. Headline tersebut menjadi topik terhangat di media elektronik yang tengah Kyra amati sekarang.

Tak sadar, Kyra menggigit ujung lidahnya hingga perih terasa. Irisnya kian menggenang saat bulir air mata tak bisa dirinya tahan.

Seperti diketahui, Kyra memang telah mengetahui perihal tour ini namun tanggal yang tertera menunjukkan bahwa waktu konser pertama dimulai minggu depan, itu berarti hanya butuh beberapa hari lagi Bara akan pergi? Atau bahkan sudah pergi, Kyra tak tahu.

Di saat pikiran Kyra mulai kacau, disitulah Dillon mengambil kesempatan.

"Bergabunglah bersama kami esok malam. Penampilan kami mungkin tidak se-spektakular SPARTA, tapi aku yakin itu bisa mengusir rasa sedih dalam hatimu."

Kata Dillon penuh percaya diri, irisnya menyorot Kyra dengan pandangan tak terbaca.
Dillon seolah tak peduli, walau ia tahu betul akan siapa sosok pria luar biasa yang tengah menjalin hubungan backstreet dengan perempuan dihadapannya.

*Tbc*

.

.

.

.

.

.

Thankyou!! 🤍
See you soon 👋

LATIBULEWhere stories live. Discover now