Part 1

3.9K 155 3
                                    

_
_
_
_
_

Seorang mahasiswi berjalan dengan kuyu menuju kelasnya, melewati kumpulan-kumpula mahasiswa lainnya yang bergabung menjadi kelompok pertemanan yang terlihat bergembira . Namanya Anjani, Mahasiswi berwajah cantik namun tidak bersahabat, bukan karena begadang semalaman untuk mengerjakan tugas yang telah ia lupakan 2 minggu lalu namun memang begitulah setelannya sejak lama.

Wajahnya selalu memperlihatkan permusuhan kepada mata siapaun yang bersinggungan dengannya, membuat mereka enggan mendekat. Anjani, hanya itu namanya, gadis muda yang sangat tertutup kepada siapapun, tidak mengizinkan orang baru untuk mengenal dirinya selain namanya saja.

Jani benar-benar menyukai sendirian tanpa satu orang pun membuat gendang telinganya bergetar, kecuali suara Tulus yang setiap saat mengalun di telinganya, mencegah suara-suara tidak penting menyusup dan merusak mood yang telah ia bangun susah payah pada pagi buta.

Jani membuka pintu kelasnya, melewati teman sekelasnya tanpa sepatah kata yang berkumpul dan berbincang riang pada deretan kursi belakang, Jani memilih duduk di kursi paling depan dekat dosennya karena itulah kursi yang paling dihindari para mahasiswa.

"Kerajaan Pajajaran dapat dikatakan sebagai awal mula eksistensi suku sunda juga Keteguhan mereka, dalam mempertahankan adat dan budayanya dari pengaruh Jawa oleh Kerajaan Majapahit, membuatnya sedikit berbeda dengan orang-orang yang tinggal di Pulau Jawa pada umumnya. Sikap Pajajaran yang enggan tunduk kepada Majapahit membuat tidak adanya percampuran budaya antara Sunda maupun Jawa. Sehingga adat dan bahasa Sunda masih terus lestari hingga kini."

serentetan pertanyaan terus saja ditanyakan pada Jani layaknya rentetan peluru yang tidak pernah habis, karena bagi mereka tidak perlu memiliki rasa tidak enak pada Anjani karena Anjani bukan teman mereka, itu bukan asumsi belaka namun begitulah yang Anjani dengar ketika makan siang di kantin beberapa waktu yang lalu.

Jani POV

lagi pula aku tidak masalah dengan berbagai macam pertanyaan itu aku sadar bahwa aku seorang gadis pintar yang sangat menyukai sejarah tanyakan lah semua yang ingin kalian tanyakan padaku karena Anjani ini dengan senang hati menjawabnya.

rasanya menyenangkan sekali melihat mereka berfikir sangat keras mencoba menjebak ku dengan pertanyaan yang berasal dari otak dangkal mereka, lihatlah mereka mulai berdiskusi untuk menjebak biar kulihat sejauh mana hasil diskusi mereka.

sekumpulan laki-laki yang ada dipojokan memaksa seorang diantara mereka berdiri, dengan terpaksa laki-laki yang kalau tidak salah bernama  Reksa itu mengangkat tangan, mari kita lihat hasil diskusi orang-orang yang selalu ada di WARKOP hingga pagi buta.

" Perkenalkan namaku Reksa disini saya akan bertanya pada pemateri, pertanyaan saya adalah Dimanakah Gadjah Mada meninggal? Sekian pertanyaan saya Terimakasih"

Hahh padahal aku sudah berharap sangat banyak dengan pertanyaan si Reksa itu, namun pertanyaannya sangat jauh dengan materiku kukira sebelum teman-temanya membangunkan Reksa mereka sudah menyiapkan pertanyaan dengan baik namun hanya celetukan kosong yang terdengar, tapi baiklah akan ku coba menjawab pertanyaan itu, ku lirik pak Dosen yang hanya diam saja menatap laptop.

"Baik terimakasih atas pertanyaan rekan saya Reksa, saya akan mencoba menjawab pertanyaan dengan baik walaupun pertanyaan Anda melenceng dari materi saya. Sebenarnya kematian Gadjah Mada memiliki beberapa versi saya akan menyebutkan salah satu versinya yaitu yang tercantum dalam Negarakertagama bahwa tujuh tahun setelah perang bubat Gadjah Mada mengalami sakit dan meninggal... "

"Lo salah Jani yang gua tanyain itu Gadjah Mada meninggalnya dimana bukan gimana Gadjah Mada meninggal" Reksa tersenyum prik dengan muka bodoh yang ingin sekali ku pukul dengan laptop. Sebelum aku bersuara Dosen yang sedari tadi hanya diam memukul penghapus papan tulis dengan keras kemeja

"REKSA pertanyaan apa yang kamu ungkap HAH? Kamu ini sudah menjadi mahasiswa......... " Ya dan presentasi ku pun berakhir dengan kemarahan pak Dosen yang sangat panjang.

******

Jam istirahat aku menghabiskan waktu dengan berbaring di kursi taman yang jarang dikunjungi oleh para mahasiswa, karena katanya pohon disini banyak penunggunya tapi bodoamat begitu ada buku yang kubaca atau musik yang mengalun aku tidak peduli. Aku mendengar suara langkah mendekat.

"Nanti malam kamu ikutkan pesta Halloween Jani?" hah pengganggu dari mana ini, mengapa orang-orang di tempat kuliah sangat berisik dan tidak menyenangkan.

"Iya ikut, aku mau cosplay kanjeng Ratu Kidul" kataku asal bicara berharap dia pergi setelah mendengar nadaku yang tidak bersahabat.

"HAH? Lucu lu hahaha" Gadis yang berada disampingku mencoba membuka obrlan, entahlah aku tidak tau dia siapa, tapi dia selalu duduk dekat denganku dan topiknya juga sangat payah aku sama sekali tidak tertarik dengan obrolan yang dia mulai. Lagi pula aku memang akan datang ke pesta hallowen dengan menggunakan pakaian adat,  karena memang itulah yang ada dirumah Almarhum nini.

"hehehe gitu deh, duluan ya Rita"gadis itu menyerinyit sebal, karena Rita memang bukanlah namanya aku hanya asal sebut dan melangkah menjauhi Rita.

******

Jani terus berputar-putar dengan mobilnya, sedari tadi maps yang dia andalkan terus saja berputar-putar dikawasan yang sama, belum lagi hanya ada mobilnya saja dijalan yang sisi kanan dan kirinya hutan dan tebing dengan pencahayaan yang berasal dari mobilnya saja, baru kali ini jani benar-benar merasa panik dan ingin menangis dengan situasinya.

Jani POV

Semua teman yang akan datang kepesta sudahku coba hubungi termasuk gadis yang tadinya dipanggil Rita tapi semuanya tidak bisa tersambung. Belum lagi baterai mobilku yang akan segera habis membuatku terpaksa keluar untuk mengganti dengan baterai cadangan.

Aku Keluar dari mobil dengan penerangan yang berasal dari ponsel, udara dingin langsung menususkku yang hanya terbalut kemben sebatas dada dan sanggul yang merepotkan.

aku terus merapalkan doa dalam hatiku takut kesambet dengan panik kucoba masukan baterai baru namun rasanya sangat sulit selalu tidak pas.

"Gwarr... gwarr..." suara geraman dari seekor Harimau yang turun dari tebing dangkal membuaku panik dan ingin lari namun masih kucoba memasukan baterai mobilku, Harimau putih bersih dengan tubuh yang sangat gagah menghampiri ku dengan perlahan seolah-olah sedang mengamati gerak gerik mangsanya.

Dengan segeraku lemparkan Baterai cadangan yang kupegang kearah harimau putih dengan sekuat tenaga, membuat baterai itu ringsek tanpa mengenai Macan Putih yang terlihat sangat sangar dan marah.

Anjani POV end

"HUS HUS HUS Pergi sana" Anjani membuat gestrur seakan dia mengusir kucing yang akan mencuri dirumah nininya, Harimau itu semakin terlihat kesal dan segera berlari mendekati Anjani dengan kencang. Anjani panik dan langsung melempar Kunci mobilnya, kebodohan selanjutnya dilakukan Jani.

Setelah tersadar atas kebodohan yang ia lakukan, yaitu malah melempar kunci mobil dan baterai cadangan membuat Jani memilih lari sekencang-kencangnya memasuki hutan, Jani sudah tidak peduli dengan apa yang ada didepan sana, yang penting untuknya adalah berusaha sembunyi dulu dari Harimau putih yang siap melahap Jani bulat-bulat.

_
_
_
_
_

Cinta Sang SenopatiWhere stories live. Discover now