Part 41

829 84 9
                                    





Iring-iringan Byakta melewati jalan utama dimana kerajaan Gulshan berdiri, kerajaan yang membangkitkan ambisi tetua keluarga Rajawali untuk membangun sebuah negeri yang sama seperti negeri ini. Sebuah negeri yang menjadi tujuan semua manusia yang mengetahui keberadaannya, Gulshan bukan negeri kahyangan atau negeri langit yang penuh dengan gemilang, Kerajaan gulshan adalah pusat dari ilmu pengetahuan, kebudayaan, bahkan keyakinan berbeda di mana semua orang berbagi hal-hal yang berbeda.

Negeri dimana sang kakek memilih meletakan cucunya di kerajaanku Gulshan  karena terpesona akan gemerlap hangat yang di pancarkan di setiap sudut negri kecil ini,  negri damai yang tidak akan pernah bisa Byakta, Arangga, ataupun Maharaja taklukan karena tidak ingin merusak apapun yang berada di kerajaan kecil ini.

Kerajaan Gulshan tidak pernah berusaha untuk memperluas wilayahnya, mereka memusatkan pikirannya pada apa yang ada di langit dan di bumi untuk mereka teliti, Kerajaan Gulshan seperti wilayah damai seluruh kerajaan untuk memperkaya diri mereka dengan apa yang mereka inginkan.

Kerajaan Gulshan adalah sebuah simbol kemajuan peradaban dengan cara yang lain, berbeda dengan Harkapura ataupun wilayah lainnya yang mengenangkan daerah untuk meraih takhta yang sementara. Gulshan berada di tengah-tengah lautan layaknya sebuah bahtera kokoh tar terelakkan, walaupun ada manusia seperti Arangga yang selalu menginginkan Kerajaan kecil ini tenggelam karena suatu hal buruk yang pernah di alaminya

Arangga memperhatikan wilayah sekitar dengan datar, membenci pulau ini karena membuatnya terkurung untuk mempelajari hal-hal yang sangat membosankan. Ketika hal yang disukainya saat berusia belasan tahun adalah  bersenang-senang layaknya kaum bangsawan lain, ayahnya malah menjebloskannya ke tengah pulau yang membuat Arangga tidak bisa kabur karena mabuk laut yang di alaminya.

Jika Arangga tidak bertemu dengan Byakta temukan lamanya disini, Arangga rasa ia akan membakar seisi pulau tanpa terkecuali, kehadiran Byakta membuatnya memiliki sosok teman sejati yang selalu ada, juga sosok pemimpin yang sangat luar biasa untuk Arangga, juga penasihat yang ajaibnya bisa Arangga lakukan dengan mudah.

Seorang Raja yang nampak lusuh sedari dulu menyambut kehadiran mereka, Raja Kanandra yang nampak miskin layaknya tawanan perang yang siap digantung ke esokkan harinya karena perbuatan biadap,  nyatanya ia hanya seorang raja yang tergila-gila pada ilmu pengetahuan hingga lupa untuk menikah dan memiliki keturunan , sang Raja malah membuka sayembara 'Barang siapapun yang mengalahkan kecerdasannya juga menemukan suatu hal yang istimewa, maka ia bersedia menikahkannya denga keponakan tersayangnya juga mendapatkan takhta Kerajaan Gulshan.

Baru saja Byakta turun dari kudanya dan memberikan salam penghormatan, Raja Kanandra sudah bosan menunggu terkait Sayembara yang belum berhasil dimenangkan oleh siapapun selama 5 bulan terakhir. "Jadi apa kau datang untuk mengikuti sayembara Senopat?"

"Mohonm maafkan aku yang mulia, maksud kedatangan saya sebagai Senopati dari Harkapura bukan untuk mendiskusikan pernikahan, melainkan sistem yang akan Harkapura buat untuk negri Harkapura yang lebih luas Yang Mulia." Byakta menundukkan kepalanya disertai tangan yang terkatup, hal tersebut diikuti oleh Arangga dan seluruh pasukan yang hadir.

Raja Kanandra menepuk bahu Byakta Bangga. "Kau lebih cocok menjadi Maharajanya daripada muridku itu Senopati, kau memiliki seluruh hal yang di butuhkan untuk menjadi penguasa mahsyur sebuah dinasti besar. Untuk masalah perjodohan, keponakanku tidak mengapa menjadi istri kedua asal suaminya kau s0Senopati, ia menyukaimu sejak lama."

Tentu Byakta memilih menolak halus tawaran yang bisa dibilang saat menguntungkan itu, Byakta merasa cintanya sudah habis untuk Jani seorang. "Aku sudah menemukan seorang wanita Yang mulia, putri Astana layak mendapatkan status juga kehormatan yang lebih baik dari istri kedua seorang Senopati."

Cinta Sang SenopatiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin