Part 29

995 89 5
                                    




Jani POV

Rasanya sangat melelahkan menghadapi tingkah sok superior yang Permasuri tunjukan, dia memang betul memiliki kekuasaan sebegitu besarnya, namun aku sendiri adalah kakak iparnya dan istri seorang Senopati. Aku tahu dengan sangat jelas betapa Permasuri tidak merestui aku masuk kediaman Rajawali apalagi menjadi istri kandanya itu. Namun ia tidak bisa menindasku begitu saja, karena aku pun berada di tanah asing ini karena takdir aneh yang membawaku, bukan murni karena keinginanku.

Lihatlah bagaimana dayang kurang ajarnya berani menjegal kakiku atas perintahnya, membuatku jatuh tersungkur ke tanah dengan memalukan. Huh lebih baik aku pura-pura pingsan saja dari pada kembali bangkit dan menghadapi wanita ini.

Aku dapat mendengar suara panik bibi Laksmi yang berusaha membangunkan ku, jika tidak berhadapan dengan Permasuri Maheswari sudah pasti aku akan menyemburkan tawaku secara membabi buta karena situasi konyol yang kubuat ini. Junta mengangkat tubuhku dan mayang berlari sekencang angin untuk segera memanggil tabib, sialan ini lucu sekali, tahan jani tahan jangan sampai tertawa.

Kurasakan Junta menggendong ku dengan langkah cepatnya,  Bibi Laksmi yang terus berusaha memanggil-manggilku. Kurasakan aku dipindahkan ke gendongan seseorang dengan telapak tangan yang lebar, ia mendekap tubuhku erat sambil mencium keningku, ah ini suamiku rupanya. Kurasakan debar jantung pria ini yang cepat, sepertinya dia benar-benar mengkhawatirkan ku, ah ini membuatku merasa bersalah karena bermain-main seperti ini.

Kurasakan senopati Byakta menempelkan pipinya ke pipiku setelah mencium keningku. "Anjaniku, ada apa denganmu kasih-ku?" Bisik nya pelan di pipiku. Kurasakan langkah cepatnya menuju suatu tempat, dan benar saja tidak lama setelah itu aku dibaringkan di sebuah ranjang lalu di selimuti. Kurasakan tangan Kasar Sang Senopati mengusap-usap pelan tangan kananku sambil sesekali menciuminya, membuatku tidak bisa menahan kantuk karena usapan-nya yang membuatku nyaman sekaligus membuatku merasa hangat.

Kudengar suara seorang tabib yang baru datang, memeriksa ku dengan seksama dan sedikit menekan lukaku karena terjatuh. "Raden Ayu hanya pingsan karena kelelahan Senopati, anda jangan khawatir. Luka luar akan ku oleskan obat agar lekas sembuh dalam tiga hari." Kudengar suara tabib itu yang berpamitan pergi pada suamiku.

"Bagaimana ini bisa terjadi Laksmi?" Huh aku baru tahu Senopati hanya memanggil bibiku namanya saja.

Kudengar bibi Laksmi mulai menceritakan kejadian sedari awal Permasuri Maheswari menjegal langkahku untuk bertemu dengannya, lalu hingga aku jatuh pingsan. Tidak lama setelah itu kurasakan aroma cendana milik Senopati mulai menghilang perlahan, tanda sang pemiliknya pergi dari sini. Sudahlah kurasa kantuk yang teramat sangat, tanpa bisa kutahan lagi terlelap di atas ranjang ini.

Jani POV End

*****

Maheswari duduk dengan tenang sambil sesekali meminum teh, ia melirik sekilas ke arah gelas yang sudah terisi teh panas yang disiapkan untung kandanya. Benar saja, tidak lama setelah itu orang yang di tunggu datang sambil menatapnya tajam, tatapan yang sudah lama tidak diberikan untuk Maheswari sebagai seorang adik yang di beri kasih sayang berlimpah.

Senopati Byakta berdiri menjulang di depannya. "Duduklah dahulu ka, aku sudah menyiapkan teh panas seperti  kesukaanmu."

Byakta duduk di depan Maheswari, hanya menatap sang adik tanpa berkata apapun. Memperhatikan adiknya yang sudah tidak sepolos, selembut dan sebaik yang dikenalnya beberapa tahun itu. Ah rasanya istana begitu kejam, bisa merubah seseorang menjadi sosok yang tidak dikenal lagi.

Maheswari menyeruput teh dengan dalam, sambil sesekali melirik kanda yang tak kunjung melepaskan tatapan tajam itu. Maheswari memilih menyerah, rasanya menyakitkan di tatap seperti itu. "Baiklah kanda, berhenti menatapku seperti itu. Aku tidak bermaksud membuat istrimu terluka apalagi pingsan kanda aku..."

Cinta Sang SenopatiWhere stories live. Discover now