34.Aku tidak percaya

2.9K 123 19
                                    

#pray for SJ 182
~~~~~~~~~~~~
Hanya satu yang dipikiran Bayu saat ini, berharap mimpi itu hanyalah bunga tidur , bukan mimpi yang membawa suatu pertanda.

Setelah keluar dari mobilnya yang terparkir dengan tak begitu cantik  karena tergesa-gesa , Bayu terus berlari ke arah ruangan rawat Mayra tanpa menghiraukan orang yang tadi ditambaraknya dilobi, bahkan sempat ia hampir menabrak petugas kebersihan.

Tibalah ia di depan pintu ruangan rawat Mayra, nafas yang ter engah-engah dan keringat yang membasahi dahinya. Menghela nafas berat Bayu memengang gagang pintu, dengan hati yakin Bayu membuka pintu setelah merapalkan 'bissmillah '.

Deg
Apa mata nya tak salah lihat, semua keluarga sudah ada diruangan ini dengan kondisi sedih, dan apa itu?, tangan dokter itu mencoba melepas alat-alat yang menempel di Mayra.

"BERHENTIIIIIIII" Bayu  berteriak dan melangkah cepat kesamping ranjang Mayra.

Semua orang yang ada diruang itu menatap Bayu dengan sedih, tanpa kata lagi Delkan menghampiri Bayu, berniat menenangkan nya.

Usapan dibahu nya, membuat Bayu tau bahwa usapan itu seakan bertujuan untuk memberi ketenangan untuk tidak emosi.

"Apa yang kau lahkukan dokter?, kenapa kau mau mencabut alat yang membantu pernafasan istriku " Bayu terlihat marah kepada dokter itu.

Semua diam bahkan dokter serta perawatan pun juga diam tak mampu menjawab.

"Kenapa kau diam hah, kau itu dokter tau apa?, istriku bisa meninggal jika kau lepas alat itu" ucap Bayu lagi.

Seakan sadar akan ucapan nya tadi, Bayu menatap wajah pucat Mayra yang masih tenang dalam tidurnya.
Setetes air mata dipipi Bayu sambil mengusap kepala Mayra yang sudah tak lagi dibalut dengan perban.

Cup
Bayu mengecup kening Mayra cukup lama seakan menyalurkan rasa rindunya semalam.

"Maaf dek, bukan maksud kumengatakan kau meninggal hanya saja dokter itu mau mencabut alat bantu pernafasan mu. Aku takut kamu tiada" menatap wajah pucat Mayra dan mengajak nya bicara adalah satu kebiasaan Bayu saat dirumah sakit ini.

Bayu kembali menatap yang lainnya, mereka diam dan terlihat sedih bahkan yang perempuan sudah menangis terisak. Melihat situasi ini membuat Bayu semakin binggung, raut wajah Pak kyai pun sama dengan yang lain, menujukkan ekspresi sedih.

"Kenapa dengan kalian?" tak ada jawaban dari mereka. Bayu menghampiri Bunda dan Ayah Mayra untuk meminta penjelasan.  

"Ayah, Bunda ada apa ini?, kenapa kalian sedih" ucap Bayu lirih namun tak juga pendapat jawaban.

Dengan kesal Bayu bertanya kepada mereka satu persatu dengan pertanyaan yang sama' kenapa kalian sedih? '.

Tak juga pendapat jawaban, Bayu melangkah menuju Mayra yang masih diam di ranjangnya.

"Dek yang lain membisu, mereka tidak mau menjawab pertanyaan ku"Bayu memengang tangan Mayra.

Dingin,  itulah yang di rasakan Bayu saat memengang tangan Mayra sadar akan tangan Mayra yang dingin. Raut wajah Bayu semakin menampakkan ketakutan, jiwa nya seakan menolak tak siap menerima kabar kondisi Mayra saat ini.

Sudah cukup kesabaran Bayu, batinnya seakan menjerit dengan situasi ini. Bayu memejamkam kedua matanya hanya satu detik, pikiran jiwanya yang tak bisa menahan sabar lagi kini di luap kan dengan meninju meja kayu yang ada disamping ranjang Mayra, hingga tanya ter berlumuran darah.

"Astaugfirulloh "ucap mereka serempak.

"Istifar Bayu "ucap pak kyai.Tanpa memperdulikan ucapan Pak kyai, Bayu terus memukulkan tangannya kemeja.Dengan gesit Delkan dan dokter Ilham menghentikan Bayu.

Plakkk
Satu tamparan keras  dari  dokter Ilham yang diberikan untuk  Bayu,  dipipi kanannya bahkan sudut bibir nya mengeluarkan darah.

"Apa yang kau lahkukan bodoh " ucap dokter Ilham yang tampak emosi.

Melihat dokter Ilham yang emosi, Hafiza mencoba menenangkan nya" sabar mas " ucap Hafiza dan menarik dokter Ilham sedikit menjauh.

"Jangan bertingkah bodoh melukai dirimu sendiri, apa kau mau Mayra sedih hah" ucap Delkan.

"Astaugfirulloh "Bayu mengusap wajahnya dengan tangan yang tidak terluka.

"Katakan apa yang terjadi bang? " tanya Bayu sambil menguncangkan bahu Delkan. Hanya diam yang ditunjukkan Delkan.

Bayu mendorong sedikit Delkan dan membuatnya Delkan mundur beberapa langkah kebelakang.

"KENAPA SEMUA DIAM ? , APA YANG TERJADI ?, CEPAT JAWAB " Bayu meluapkan emosinya.

"Istri anda sudah meninggal" ucap sang dokter dibelakang Bayu.

Hai pembaca wattpad 😊aku mau tanya alur cerita ini nyambung nggak sih?😕 Maksud nya dari prolog sampai part ini nyambung nggak?. Soalnya aku penasaran sama pendapat kalian, jadi aku harap kalian komen ya buat kasih aku saran tentang nyambung atau nggak nya cerita ini. 😊oke selamat membaca.

Terima kasih 😊😊😊

Telatkah Kukatakan Ana Uhibbuka Fillah (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang