6. Berjumpa lagi

4.1K 165 3
                                    

Bulan ke-4 menuju kenaikan kelas.

Hari ini kelas Mayra sedang jam pelajaran olahraga. Mayra yang sedari tadi hanya duduk di bawah tiang bendera dikejutkan oleh kedatangan temannya.

"Woi May! Ngapain di sini? Nggak olahraga lo?" tanya seseorang yang disertai tepukan di bahu Mayra.

"Olahraga kok," jawab Mayra dengan santainya.

"Olahraga apaan, cuma duduk sambil nglamun gitu kok olahraga?" tanya orang tadi.

"Olahraga pikiran. Ehhh kamu ngapain tanya-tanya sih,
Res?" jawab sekaligus tanya Mayra kepada Resti, teman sekelas Mayra.

"Nggak papa, cuma nanya doang. Eh May, kamu liat nggak cowok yang tadi lewat ruang TU? Dia itu kakak kelas gue waktu SMP, namanya Bayu Zafran Hermawan. Dulu anaknya ceria, tapi gara-gara cintanya ditolak, dia jadi dingin gitu," cerita Resti panjang lebar.

"Terus apa hubungannya sama gue sih? Mau dia bunuh diri sekali pun juga gue nggak peduli," ucap Mayra dengan malasnya.

"Ya lo sama dia aja May. Daripada sama Kak Fahri yang selalu PHP-in lo terus, "usul Resti untuk Mayra.

"Males sama orang kaya gitu, mana sok alim lagi," sahut Mayra dengan nada tak suka.

"Terserah lo aja, tapi dia baik loh orangnya," balas Resti yang kesal dengan ucapan Mayra.

Resti pun meninggalkan Mayra yang sedari tadi bersantai di bawah tiang bendera.

☔☔☔

Jam pulang sekolah pun sudah berlalu sejak tadi. Mayra yang tak menghiraukan ajakan Faza untuk segera pulang pun harus terjebak hujan dan akhirnya Mayra menunggu hujan reda di teras dekat mushola bawah.

"Aduh kok hujan sih? Gimana mau pulang kalau hujan?" guman Mayra kesal.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang menyahut ucapan Mayra. "Kalau hujan itu harusnya alhamdulillah apa do'a hujan, bukannya komen. Nggak hujan salah, giliran hujan salah, seharusnya kamu bersyukur, kalau nggak hujan nanti kekeringan mau??"

Orang itu tak lain adalah Bayu, kakak kelasnya yang sering pulang sekolah pada sore hari.

"Apaan sih lo dateng-dateng ceramah mulu," sahut Mayra dengan sewot.

"Oh iya lupa salam. Assalamu'alaikum," ucap Bayu sambil menampilkan wajah datarnya.

"Wa'alaikum salam," jawab Mayra.

"Kenapa kamu nggak pulang dari tadi? Ini udah sore, sekolah juga udah mau tutup," tanya Bayu dengan nada dinginnya, sedingin cuaca saat itu.

"Terserah gue lah, suka -suka gue, Es Kutub. Lo juga ngapa masih di sini?" balas Mayra sewot.

"Saya tadi sholat dulu," jawab Bayu masih dengan nada dinginnya.

"Sholat??" Mayra terkejut dengan perkataan Bayu.

"Iya, sholat ashar."

"Astaghfirullah!" Mayra dengan spontan menepuk dahinya.

"Mau kemana?" tanya Bayu sedikit berteriak karena melihat Mayra berlari kecil menuju mushola.

"Sholat, jangan pulang dulu! Tunggu gue ya, Es Kutub! " teriak Mayra yang sudah berada di depan mushola.

Bayu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik kelasnya itu.

Beberapa menit kemudian, Mayra yang sudah sholat pun segera keluar dari mushola.

"Kan, gue ditinggal sendiri. Mana sepi lagi, dasar kakak kelas es kutub! Nyebelin, sok alim, sok ganteng, bawel kadang!" gerutu Mayra.

"Sudah bicaranya?" tanya Bayu sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Heeeh ngapain lo masih disini?!" Mayra pura-pura terkejut dengan keberadaan Bayu.

"Nunggu in kamu lah," jawab Bayu dengan dingin.

"Ngak usah sok baik dehh," sahut Mayra.

"Terserah kamu," ucap Bayu sambil berlalu meninggalkan Mayra.

"Hiiiiiiih, kok ditinggal beneran sih! Aku sumpahin aku makin cantik!" Mayra pun menghentakkan satu kakinya karena kesal.

🏠🏠🏠🏠

Sampai di depan rumahnya, Mayra mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum Bun, May pulang,"

"Wa'alaikum salam," jawab bunda Mayra.

"Ayah mana Bun? Terus sepupu laki-lakiku yang cerewet itu mana? Kok nggak keliatan?" tanya Mayra sambil meletakkan sepatunya kerak.

"Ayah ada tugas ke luar kota, sementara Abang Delkan-mu di kamar mungkin," jawab bundanya yang sedang membaca majalah di ruang tamu.

Mayra pun hanya menggaguk, sambil berjalan menuju dapur.

"Honeyku... Cintaku... Manisku... Abangmu punya kabar gembira." terdengar teriakan seseorang sedang berlari menuju Mayra.

"Iyuhhhh, jangan panggil gue kayak gitu pengen muntah tau!" protes Mayra.

"May, sejak kapan kamu pakek gue-lo, Bunda nggak suka ya anak gadis bicara kayak gitu," sahut bundanya dari ruang keluarga.

"Iya Bunda, May nggak akan bicara gitu lagi," balas Mayra.

"Apa kamu Bang? Kenapa tuh bibir lebar banget kayak dapet doorprize aja," Mayra menatap sepupunya dengan tajam.

"Abang keterima May!" ucap Delkan semangat.

"Keterima apa, Delkan Arman Pernama?" tanya Mayra.

"Hizzzz kok nggak peka sih! Abang keterima masuk Sekolah Pelatihan Tentara, Dek, di Magelang!" jelas Delkan dengan heboh.

"Terus?" tanya Mayra dengan nada polosnya.

"Lusa, Abang berangkat ke Magelang" kata Delkan penuh keyakinan.

"Kapan pulangnya?"

"4 tahun ke depan mungkin." Pandangan Delkan menerawang.

"Hizzzz, Abang jahat, kok mau ninggalin May sih, Abang nggak sayang May lagi ya?" Mayra memukul lengan Delkan.

"Bukan gitu dek, itu sudah jadi konsekuensinya. Dan Abang juga nggak bawa handphone ke sana," jelas

"Kenapa?" tanya Mayra lagi.

"Males beli pulsa, abang mau hemat,"
jawab Delkan singkat.

"Kenapa cepet-cepet sih Bang? Abang nggak asik dehh!" Mayra pun mulai menangis.

"Besok kamu mau jalan-jalan nggak? Besok kamu terakhir main sama Abang, Dek, sebelum Abang ke Magelang." Delkan berinisiatif mengajak Mayra jalan-jalan agar sepupu kecilnya itu tidak menangis lagi.

"Yaudah deh, janji ya, seharian Abang sama May?" Mayra mengusap air matanya.

"Janji. Udah sono mandi, udah mau maghrib juga, hus hus hus!" usir Delkan dengan nada bercandanya.

"Iya iya iya!" sahut Mayra. Lalu ia pun bergegas menuju kamar mandi.

Hai semua pembaca wattpad 😘gimana cerita nya ☺jangan lupa vote, komen&follow ya😇oke selamat membaca, salam cinta dari author😘😘

Terima kasih 😉😊😊😊

Telatkah Kukatakan Ana Uhibbuka Fillah (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now