22. Tentang mu

2.8K 122 3
                                    

Terik matahari tak menghalangi semangat gadis yang tengah berlari itu,  teriakan demi teriakan yang terus dilontarkan Mayra untuk menyemangati   dokter Ilham yang kini tengah mengejar Mayra yang sejak tadi pagi sudah mengajak nya lari pagi, namun sampai hari makin siang pun Mayra tak henti-hentinya terus lari mengelilingi taman.

"Ayolah kak Azhar cepat larinya " teriakan Mayra dengan gaya lari mundur kebelakang.

"Sudah aku nggak kuat, kita istirahat cuma minum doang tadi, sekarang  aku sudah capek "sahut dokter Ilham dengan sedikit membungkuk dan memengang lutut nya.

Melihat dokter Ilham sudah terlihat lelah dan keringat yang beberapa kali menetes didahinya, membuat Mayra menghampiri dokter Ilham.

"Kak Azhar capek ya? "Tanya Mayra.

Pertanyaan macam apa yang dilontarkan Mayra, jelas saja sudah lelah, dan pasti semua orang akan merasa lelah jika berlari dari jam 5.30 sampai jam 11.39 dan hanya istirahat untuk minum.

Mendengar dana bicara Mayra yang khawatir, dokter Ilham hanya mengangguk sebagai jawabanya.

"Kita istirahat dibangku taman itu ya kak" dokter Ilham melihat kearah bangku taman yang ditunjukkan Mayra kepadanya.

Sampainya dibangku taman dokter Ilham meneguk air dibotol yang dibawanya tadi dan Mayra juga melahkukan hal yang sama.

"Kak nanti kita lari lagi ya? " mendengar ucapan Mayra yang tak mengeluh lelah membuat dokter Ilham menengok kearah nya.

"Hhhhhhhh, jangan gitu dong mukaknya jelek tau kak, aku cuma bercanda kok, santai aja"ucap Mayra  dan disertai candaan.

"Apa kamu nggak capek?, kita udah kelilingin ini taman udah beberapa kali loh", tanya dokter Ilham.

"Hmm, sebenarnya aku udah capek kak, dari putaran ke 2 "ucap Mayra.

"Kenapa nggak berhenti aja, kalau udah capek? "Tanya dokter Ilham.

Mayra memperlihatkan senyumnya karena mendengar pertanyaan dokter Ilham.

"Aku ingin melepas semua kekesalan ku pada diriku sendiri kak"dokter Ilham mengangkat sebelah alisnya.

"Maksudmu? " tanya dokter Ilham yang tak mengerti maksud dari perkataan Mayra.

" Saat kita lari tadi, aku merasa sedikit lega dengan perasaan ku yang masih diliputi dengan kesedihan. Terima kasih ya kak, kamu udah buat hari ku lebih berwarna lagi hingga hampir 1 bulan ini" ucap Mayra dengan senyum yang menghiasi bibirnya.

"Sama-sama, jangan terus berlarut dalam kesedihan. Oh iya, aku mau bicara sesuatu yang penting sama kamu"kata dokter Ilham.

"Apa kak" sahut Mayra.

"Masa magang ku dinegara ini sudah hampir habis, cuma 1 bulan aku magang dan di tugaskan dinegara ini, jadi besok aku sudah akan berangkat ke kairo untuk mengurus skripsi ku disana".

"Yang semangat ya kak, aku juga mau sekolah disini aja, nanti kuliah mungkin balik ke jakarta "kata Mayra.

"Iya, kamu juga harus semangat "sahut dokter Ilham.

"Kak, boleh aku tanya sesuatu? "Tanya Mayra.

"Selagi aku tau jawaban nya, insya Allah aku jawab "jawab dokter Ilham.

"Apa yang kak Azhar tau tentang mas Bayu? "Pertanyaan Mayra membuat dokter Ilham menoleh ke arah.

"Bayu"Mayra mengangguk setelah dokter Ilham kini menatap lurus kedepan dan tak lagi melihat ke arah Mayra.

"Bayu dulu adik kelas ku dipesantren, dia anak yang rajin, pintar, dan suka menolong tapi sifatnya kadang acuh dan dingin "dokter Ilham menghelas nafas berat sebelum melanjutkan cerita.

"Bayu sebenarnya anak orang kaya tapi karena insiden kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya dan bangkrutnya usaha orang tuanya membuat Bayu diasuh oleh pembantunya karena Bayu udah nggak punya saudara ataupun kerabat dekat, jadi dia diasuh sama pembantunya sebab pembantunya itu nggak punya anak jadi Bayu diangkat anak oleh nya.  Karena kurang nya untuk biaya hidup Bayu dititikan dipesantren tempat kami menimba ilmu agama di trenggalek jawa timur". Mengenang masa lalu di pesantren membuat dokter Ilham tersenyum.

"Dulu saat kami masih dipesantren, aku dan Bayu dipercaya di ndalem nya Pak  Khiyai, maksud ku Abah. Abah dan ummah dulu tidak punya anak hanya seorang ke ponakan perempuan yang selalu ada dirumah itu namanya Hafiza.memang sejak dulu sifat Bayu dingin tapi banyak para santri wati yang suka pada nya termasuk Hafiza, tapi Bayu tak menanggapi semua keagresipan wanita karena ditutupi dengan sifat dingin dan kata pedasnya. Sejak aku lulus dari pesantren aku masih menjalin komunikasi dengan Bayu sampai aku terima kabar bahwa Bayu ada dijakarta karena neneknya sakit dan beberapa hari setelah kepulangan Bayu  aku terima kabar bahwa nenek nya Bayu sudah wafat. Mulai hari itu aku semakin dekat dengan Bayu, saat masa ku liburan kuliah dikairo selesai dan pada waktu itu aku masih mengajarimu jadi aku minta tolong Bayu untuk mengari mu mengaji,  kan kamu satu sekolahan jadi menurut ku pasti mudah".

"Loh kenapa nangis "ucap dokter Ilham yang melihat Mayra menangis setelah mendengar ceritanya.

"Kasian Mas  Bayu kak... Hisk... Hisk.. Dia sedirian dong.. "Kata Mayra sambil menangis.

"Dia nggak sendiri kok, kan masih ada Allah dan orang -orang yang menyayanginya, jadi kamu jangan sedih ya" sahut dokter Ilham.

"Hmm "guman Mayra.

Melihat Mayra yang sudah tenang, dokter Ilham pun mengajak nya pulang dan seakan bersemangat lagi keduanya pun memutuskan untuk lomba lari sampai rumah Mayra.

Hai pembaca wattpad 😊gimana cerita nya?, jangan lupa vote, komen, &follow yups😊jangan lupa ya kita masih di singapore nanti part berikutnya insya Allah kita balik ke Indonesia kita masuk jaman kuliah 😍pasti yang kalian tunggu kapan nikahnya kan? 😅ditunggu aja yups, oke selamat membaca

Terima kasih 😊😊😊


Telatkah Kukatakan Ana Uhibbuka Fillah (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now