Chapter 22

663 93 428
                                    



"Pilih mana? Bertahan dengan hati yang tersakiti, atau pergi dengan hati yang terluka?"

✨✨✨

*Flashback On.

"Putusin dia," ucap Naya spontan.

"Lo gila?" tukas Teri.

"Lah, Rara dong yang gila. Kenapa gue?" timpal Naya tak terima.

"Tadi lo bilang barusan? Lo mau buat Rara semakin sakit hati? Iya?"

"Ter bukan gitu. Udah gini aja deh Ter, sekarang siapa yang selalu di sakitin?"

"Rara."

"Siapa yang selalu di cuekkin? Di gak peduliin?"

"Rara."

"Terus yang di selingkuhin siapa?"

"Rara juga."

"Nah itu lo tau! Buat apa Rara mertahanin semua itu, Ter?"

"Apa dia bahagia? Buktinya dia nangis rengek-rengek ke kita. Siapa juga yang ngga khawatir sahabat sendiri di gituin sama orang lain? Gue sebagai sahabatnya ga terima ya," jelas Naya panjang lebar.

"Tapi Nay----"

"Gue benerkan Ra?" tanya Naya pada Rara.

"Gue gak tau harus gimana, gue bingung," jawab Rara.

"Lepaskanlah, jika mengenggam terasa menyakitkan. Setidaknya salah satu dari kalian, akan tetap baik-baik aja."

"Bijak amat lo, Nay. Sarapan apa si lo tadi pagi?" ucap Teri menatap kagum sahabatnya itu.

"Nasi goreng bumbu cinta."

"So soan bercinta. Pacar aja kaga punya!" cibir Teri.

"Pacar gue masih di rahasiakan Allah," balas Naya.

"Serah lo dah. Yang penting lo bahagia."

"Oke! Gue udah mutusin hal yang harus gue lakuin sekarang," ucap Rara secara tiba-tiba.

"Apaa?" tanya Naya dan Teri bersamaan.

"Kali ini gue bakal mutusin kalau gue akan tetep bertahan! Sampai gue cape, secape-capenya hati gue. Jadi lo berdua jangan nyuruh gue buat putus sama Agi, oke?"

"Bego," celetuk Naya.

"Iya gue tau kok, gue bego karna satu cowok yang belum tentu cowok itu peduli sama gue," lirih Rara.

"Lebih baik pura-pura bego, dari pada pura-pura sayang," ucap Rara kembali.

"Serah lo."

Flashback Off.

***

Bell telah berbunyi dari lima menit yang lalu.

Agi tak berselera untuk masuk kelas. Hari ini ia berniat untuk membolos pelajaran. Tak peduli jika nantinya ia akan di hukum oleh guru tersebut.

Agi berjalan menuju rooftop tempat ia dan teman-temannya membolos. Yang ia inginkan adalah beristirahat di sini. Tanpa ada yang mengganggunya.

Agi pun membaringkan tubuhnya di atas sofa yang tersedia disana. Ia mulai menutupkan kedua matanya.

Tak sampai setengah jam, tiba-tiba seseorang datang lalu menepuk nepuk kaki Agi.

Just For YouDär berättelser lever. Upptäck nu