Chapter 11

795 150 297
                                    

     "Terima kasih karna kalian
     hidup gue lebih berwarna:)"
                            -R

****

Sebuah deringan ponsel menyaring dengan keras di kamar Agi. Agi yang hendak tidur pun terganggu oleh suara itu lalu ia langsung meraih ponsel yang ada di dekatnya dan segera mengangkat telefon itu.

"Hallo, Gi?" ucap orang yang ada dicsebrang sana.

"Hmm." Agi hanya berdehem malas.

"Gi, temenin gue makan yuk! Gue laper nih belum makan dari tadi. Lo di telfonin susah banget sih, gue kan nungguin lo dari tadi tau nggak!" omel gadis itu.

"Terus?" jawab Agi singkat.

"Ya, lo temenin gue lah!"

"Gak mau, gue ngantuk! Tinggal lo makan sendiri aja apa susahnya sih!" tolak Agi.

"Oh, jadi lo sekarang ga mau nganterin gue, iya?" ucap gadis itu dengan nada tak sukanya.

"Ya udah, kalo lo gak mau. Gue ngga mau tanggung jawab ya kalo pacar lo kenapa-napa!" ancam gadis itu.

"Kok lo ngancem gue, sih?"

"Terserah lo mau bilang apa. Pokonya kalo lo ngga dateng ke kafe warna, siap-siap aja pacar kesayangan lo itu kena akibatnya!"

"Ya udah iya-iya! Brisik lo ya, gue mau siap-siap dulu."

"Nah gitu dong dari tadi! Sampai nanti ya, sayang."

Tut... Tut.. Tut..

"Arghhhh!!" Agi menggeram kesal dibuatnya.

"Lo gak seperti lo yang gue kenal dulu," ucap Agi.

"Lo beda," tambahnya.

Dengan malas Agi turun dari kamarnya, dan segera menyambar kunci yang ada di atas laci.

"Bun, Agi keluar bentar ya!" teriak Agi.

"Hati-hati, Gi!" teriak Bunda dari arah dapur.

"Iya," sahut Agi.

Agi langsung berjalan menuju motornya dan segera melesat dari tempat itu.

****

Sedangkan di sisi lain Rara yang tengah berjalan menuju kamarnya, tiba-tiba mendengar sebuah bel berbunyi dengan berturut-turut.

Tingnong... Tingnong... Tingnong...

"Haduh, siapa si malem malem gini namu? Ganggu gue mau bocan aja," gerutu Rara.

"RARAAA..AAA...AAA.... MAIN YUK!" suara cempreng itu terdengar sangat berisik di luar rumah, Rara sudah tau suara itu milik siapa.

Teri. Yap dialah orangnya. Orang paling berisik sedunia binatang.

"Raraaa bukain dongg..." berbeda dengan suara yang tadi, suara yang satu ini sedikit tidak terlalu cempreng, Rara tau betul pasti itu Naya.

"RARAAAAAAA!!!" suara Teri kini makin keras, dan menganggu sekali.

"Brisik banget si!" dercak Rara.

"BENTARRRR," teriak Rara tak kalah keras. Rara pun turun dari tangga dan segera menuju pintu dan membukakannya.

"CEPETAN BANYAK NYAMUK NIH!" protes Teri.

"IYAA SABAR NGAPA RIBET BENER LU!"

Ketika Rara ingin membukakan pintu, ia di kagetkan oleh bi Minah yang tiba-tiba muncul.

Just For YouOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz