Chapter 7

851 203 335
                                    

"Aku akan bertahan dengan
semua kerapuhanku, karena aku
yakin kamu akan menguatkanku."
-R

****

"Permisi," ujar Rara sambil mengetok pintu kelas.

"Masukk!"

Rara pun memasuki ruang kelasnya dengan keadaan muka yang kacau. Pipinya masih ada bekas jari tangan yang memerah.

"Kamu habis kemana? Hampir setengah jam kamu keluar," ucap bu Citra sambil menatap Rara.

"Maaf, bu. Tadi saya habis di toilet, sehabis saya di toilet, ada seorang guru yang menyuruh saya," alibi Rara.

"Oh, ya sudah kalo begitu. Kamu boleh duduk."

Rara pun berjalan menuju bangkunya. Naya melihat Rara dengan wajah khawatirnya dan Naya juga melihat ada sebuah bekas jiplakan tangan di pipi kanannya Rara yang kini merah pudar.

"Kerjakan halaman tiga puluh dua. Jika waktunya tidak cukup, jadikan PR saja. Ibu ada urusan mendadak, kalian jangan pada ribut. Mengerti?"

"Mengerti bu," jawab seluruh murid kompak.

"Ibu percayakan pada ketua kelas."

"Baik, bu."

"Ya sudah, ibu permisi dulu," ucap bu Citra sambil berjalan meninggalkan kelas.

"Ra, lo ga papa?" tanya Naya dengan hati-hati.

"Gue ngga papa," elak Rara.

"Lo ngga pinter boong, Ra. Buktinnya ini apa?" ucap Naya sambil memegangi pipi kanan Rara.

Teri pun langsung menghampiri Naya dan Rara.

"Allahhuakbar, Ra pipi lo!" pekit Teri heboh membuat seisi kelas melihat ke arahnya.

"Tuh, si Teri aja tau pipi lo tuh ada jiplakan jari tangannya! Pokonya lo harus cerita sama kita!" tuntut Naya.

"Gue ngga papa kok, ini tadi ada nyamuk terus gue ngeplaknya ke kencengan,ya jadi gitu deh," bohong Rara.

"Masa, sih?" ucap Teri dengan nada tidak percaya.

"Iya!"

"Terus nyamuknya dapet ngga?" tanya Teri polos.

"Enggak."

"Alhamdulillah, wasyukurillah..."

"Lah?"

"Iya Alhamdulilah, akhirnya itu nyamuk ga jadi mati, pan kasian kalo mati tar keluarganya merasa kehilangan lagi," jawab Teri tanpa beban.

Dengan mengatakan itu Teri mendapat toyoran dari Naya. Sedangkan Rara, hanya memutar bola matanya malas.

"Sinting."

****

S

etelah menemui Fitta di UKS, Agi langsung mengantarkan Fitta ke kelasnya kembali. Kemudian, ia langsung bergegas menuju kelasnya. Sampainya ia di kelas, Agi tidak melihat dua sejoli itu, si upin dan si Ipin. Kemana mereka Pergi? pikir Agi.

Agi langsung berjalan menuju tempat duduknya, dan meraih handpone dan handset yang berada di sakunya. Ia mencoba mengotak ngatik benda pipih itu. Kemudian ia memasangkan handset ke telinganya dengan volume tinggi. Moodnya sedang tidak baik sekarang, ia memilih untuk tidur dengan wajah yang di tutupi kedua lengannya di meja.

****

Teet... Tet... Tet...

"Asyikkkkk, belll!" seru Teri dengan heboh.

Just For YouWhere stories live. Discover now