Chapter 42

31.2K 1K 9
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Dhirga dkk bergegas keluar kelas dan berjalan kearah parkiran. Sepanjang koridor, Nilo selalu membuat lelucon yang terdengar garing ditelinga teman-teman nya apalagi Dhirga, sedangkan Alan sibuk dengan sobekan koran yang isi nya ada wajah sang Ayah yang terlihat gagah disana.

Nilo berhenti melawak dan matanya langsung menatap Alan yang hanya diam saja.

"Ngeliatin muka bapak'e yaa??" Tebak Nilo ikut melihat kearah koran.

"Anjirr muka bokap gue dah kayak Justin Bieber" Ucap Alan terkekeh sendiri.

"Muka anak nya kayak buntelan gorengan!!" Balas Nilo lalu tertawa terbahak-bahak sendiri.

"Pemilu ntar, coblos no dua ya!! Ntar kalau bokap gue kepilih! Lo semua gue traktir makan bakso lima ribu'an" Ucap Alan membuat Nilo menoyor kepala nya.

Tak lama kemudian, terlihat Maudy yang berjalan mendekati mereka.

"Haii semua" Sapa Maudy membuat Putra, Alan dan Nilo mengernyit bingung.

"Dhirga! Ayo keruang pak Muchtar! Lo lupa ya" Ajak Maudy ingin menarik tangan Dhirga tapi ditahan oleh Nilo.

"Ehhh.. ehhh... Apa-apa'an nih!! Main serobot-serobot aja!! Lo pikir ini tikungan!" Ucap Nilo dengan bibir yang ia buat-buat.

"Apa'an sih lo!! Gue ada perlu sama Dhirga" Ucap Maudy menatap Nilo sinis.

"Nohh ada Cia!! Ntar lo diterkam sama Cia kalau berani ganggu Dhirga!!" Ucap Nilo menunjuk Cia yang berjalan beriringan dengan Ara menuju arah mereka berdiri.

Ketika Cia sudah dekat, ia melihat Maudy yang memegang tangan Dhirga sedangkan laki-laki itu hanya diam saja tak menolak.

"Haii si mantan ketua osis sekaligus mantan Dhirga!! Mau kemana, neng!" Tanya Alan.

"Makhluk gila!! Pakek nanya lagi! Ya mau pulang lah, udah tau kalau ini jam pulang!" Cerocos Ara menatap Alan sinis.

"Gue nanya sama Cia bukan sama lo!!" Balas Alan tak kalah sengit nya.

"Kita mau pulang! Duluan ya" Pamit Cia lalu menarik tangan Ara agar mengikutinya.

Dhirga hanya diam melihat punggung Cia yang menjauh, ia merasa bingung dengan perempuan itu. Kenapa tiba-tiba saja sikapnya berubah menjadi cuek dan dingin. Apalagi ketika ia tak ingin menatap nya.

"Ayo, ga!!" Ajak Maudy langsung menarik tangan Dhirga membuat laki-laki itu sedikit terkejut.

Putra mengernyit bingung karena melihat Dhirga yang hanya diam saja ketika ditarik oleh Maudy. Bukan kah laki-laki itu tak pernah suka dengan Maudy.

Anggara datang dengan kunci motor yang ia mainkan di jari tangan nya.

"Belum pulang lo semua??" Tanya Anggara.

"Belum! Lo sendiri kenapa belum?" Tanya Putra.

"Tadi gue ke toilet sebentar" Balas Anggara.

"Pulang yuk! Tiba-tiba perut gue laper!" Ajak Nilo membuat semuanya mengangguk mengiyakan.

🌫️🌫️

Dhirga berjalan beriringan dengan Maudy kearah ruangan pak Muchtar. Ia merasa risih karena sedari tadi perempuan ini tak henti-henti nya berceloteh.

Ia tak akan risih jika Cia yang berperilaku cerewet jika disampingnya tapi untuk orang lain, Dhirga merasa risih dengan semuanya.

Maudy berhenti di depan ruang musik membuat Dhirga ikut menghentikan langkah nya.

ACILLA (TAMAT) Where stories live. Discover now