Chapter 02

86.6K 2.6K 4
                                    

Sederhana sepertinya,rumit kenyataan nya
•••

Happy Reading!

Bel istirahat berbunyi Cia,Hilda dan Mega bergegas untuk pergi kekantin.

"Bentar,duit gue kok gak ada ya.."Ucap Mega mengotak atik isi dalam tas nya.

"Di saku baju lo..."Ucap Hilda.

"Gak ada,Hil"Balas Mega.

"Yeee, kebiasaan nih bocah lupa bawa duit jajan"Sindir Hilda.

Mega tertawa pelan "Di dalem tas gue cuma ada duit receh doang"Ucap Mega.

"Tuhkan,duit receh ngapain lo bawa coba mana udah sekantong plastik gitu"Decak Hilda kesal.

"Buat bayar parkir,Hil.."Balas Mega.

"Parkir gak akan ngabisin sampai sekantong plastik gitu,Me"Ucap Hidla memutar bola matanya.

Cia menghela nafas pelan,selalu saja seperti ini. Kedua sahabat nya ini terus-terusan beradu mulut hanya karena hal yang kurang penting.

"Lo berdua masih mau berantem atau ikut gue?"Tanya Cia.

"Pinjem duit lo ya,Ci"Ucap Mega.

Cia mengangguk mengiyakan,daripada tidak bisa-bisa dirinya tidak jadi untuk ke kantin karena drama Mega dan Hilda pasti akan kembali dimulai.

"Baik deh bu ketua..."Ucap Mega merangkul pundak Cia dan mengajak perempuan itu keluar dari ruang kelas mereka disusul Hilda yang berjalan dibelakang.

Pada saat melewati kelas Dhirga,Cia langsung memasang raut wajah kesal ketika tak sengaja  melihat Dhirga sedang berdiri di pintu kelas sedangkan yang ditatap malah tersenyum amat manis seakan sedang mengejek Cia.

Sesampainya dikantin, mereka kebingungan mencari meja yang kosong. Hingga tatapan Hilda terhenti ketika mata nya melihat bangku pojok yang masih kosong. Tanpa membuang-buang waktu, Hilda langsung menarik tangan kedua sahabatnya.

"Duduk sini aja yang lain udah pada keisi" Ucap Hilda yang duduk ditengah-tengah antara Cia dan Mega.

"Siapa yang bakalan pesen makanan nya?" Tanya Cia membuat Hilda dan Mega diam seolah menulikan telinga mereka.

"Nyebelin..." Lalu setelah itu Cia berdiri dari posisi duduknya dan berjalan mendekati salah satu stand makanan.

Cia berdecak kesal saat melihat antrian sangat panjang,dirinya menoleh kearah belakang tepat kedua teman nya sedang duduk manis. Mega yang melihat Cia menoleh kearahnya, melambaikan tangan nya dengan bibir maju seolah memberi kecupan kepada Cia.

"Sendirian aja?"

Cia memutar badan nya menghadap kearah sumber suara dan mendapati Dhirga tengah berdiri dihadapan nya.

"Hmm..."Balas Cia dengan deheman pelan.

Dhirga menepuk pundak seorang laki-laki yang berada dihadapan Cia.

"Kenapa kak?"Tanya laki-laki itu yang ternyata masih adik kelas mereka.

"Lo minggir biar dia yang maju duluan,kasian cewe"Ucap Dhirga.

Cia menepuk bahu Dhirga "Yang namanya antri ya harus sabar,gak boleh motong-motong"Ucap Cia.

Dhirga tersenyum tipis,ia kembali mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga Cia persis seperti yang ia lakukan tadi pagi.

ACILLA (TAMAT) Where stories live. Discover now