Chapter 03

68.8K 3.2K 9
                                    

Tidak ada yang sederhana saat menjadi orang dewasa
•••

Happy Reading!

Dhirga memasuki pagar hitam yang menjulang tinggi,kedua satpam yang berjaga menunduk sopan kearah Dhirga. Laki-laki itu baru tiba karena sepulang dari sekolah tadi ia dan ketiga teman nya memilih unuk nongkrong di tempat biasa.

Deru motor itu terdengar memasuki pekarangan rumah nya,ia parkirkan motor ninja itu di dalam garasi.

Dilihatnya kearah pintu yang terbuka,ia mengernyit bingung. Apakah orang tua nya sudah pulang?. Dengan pelan,langkah Dhirga masuk ke dalam rumah nya.

Ia melirik ke sekeliling rumah,kosong. Hingga tiba-tiba muncul seorang perempuan tua dari arah dapur.

"Den,baru pulang?"Pertanyaan itu berasal dari mulut Bibi Wati,asisten rumah tangga di rumah Dhirga.

"Iya bi,tadi nongkrong sama temen dulu!"Balas Dhirga tersenyum tipis kearah Bibi Wati.

"Bibi siapin untuk makan malam ya,den"Ucap Bibi Wati.

Dhirga mengangguk sebelum dirinya bertanya apakah orang tua nya pulang.

"Mama sama papa pulang,bi?"Tanya Dhirga.

"Tadi bapak pulang sebentar,den. Terus pergi lagi gak lama dari den Dhirga dateng"Ucap Bibi Wati.

"Yaudah,bi..."Ucap Dhirga segera menaiki tangga menuju kamar nya.

Tiba nya ia di kamar,Dhirga segera masuk ke dalam kamar mandi karena badan nya sudah terasa lengket.

Tak butuh waktu lama, laki-laki itu keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai celana pendek dan handuk yang ia kalungkan di leher nya. Baru saja,ia hendak membuka lemari pakaian tiba-tiba saja ponselnya berbunyi.

Ting!!

Dhirga meraih nya,dahi nya berkerut saat melihat ada nama Hilda terpampang di layar ponselnya. Jari nya segera membuka isi pesan yang dikirim oleh sahabat Cia itu.

Hilda:
Kata Alan,lo minta nomor Cia?

Dhirga:
Iya,bisa kirim nomor nya ke gue?

Tak menunggu lama Hilda dengan cepat membalas pesan nya. Senyum Dhirga mengembang kala melihat sebuah pesan yang mengirimkan nomor Cia,perempuan yang akan menjadi incaran nya.

Tanpa ingin membuang waktu,Dhirga segera mengirimkan sebuah pesan kepada Cia. Pasti perempuan itu akan terkejut karena dirinya bisa mendapatkan nomor ponsel ketua osis itu.

Dhirga:
Hai pacar,besok gue jemput ya! Kita berangkat sekolah bareng

Setelah mengirimkan pesan singkat itu,dirinya memilih untuk segera memakai baju dan turun menuju dapur karena perutnya sudah terasa lapar.

•••

Selepas menunaikan ibadah dan makan,Cia kembali masuk ke dalam kamarnya. Malam ini dirinya memilih untuk belajar demi menghilangkan bayang-bayang Dhirga.

Tapi baru saja ia menduduki dirinya di kursi belajar,mata nya menyipit melihat ponselnya menyala. Dengan gerakan malas,ia meraih ponsel nya itu.

Damn...

Mata Cia membulat sempurna saat melihat pesan singkat dari nomor tanpa nama. Tapi hanya dengan melihat isi pesan itu,dirinya tau siapa si pengirim itu.

"Bocah stres! Pocar pacar mata lo,ogah banget gue berangkat bareng dia"Batin Cia langsung mematikan ponselnya tanpa berniat membalas pesan dari Dhirga itu.

Cia memilih untuk mengambil buku paket kimia nya,besok di jam pertama akan ada pelajaran kimia. Daripada ia dibuat emosi oleh tingkat Dhirga,lebih baik dirinya segera menunaikan niat belajar nya ini.

Belum ada lima menit dirinya berkutat dengan buku, ponselnya kembali menyala. Cia hanya melirik,ia tau pasti laki-laki itu kembali mengirim pesan kepadanya.

Menit demi menit dan tak terasa sudah satu jam dirinya menghabiskan waktu dengan buku tebal ini. Ia lantas memutuskan untuk beristirahat,niat nya tadi ingin bermain ponsel sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk tapi ia urungkan. Cia kembali melihat pesan masuk dari Dhirga,tidakah bosan laki-laki ini terus-terusan mengirimkan nya pesan?.

Ia membuka laci nakas dan segera memasukan ponselnya ke dalam sana dan Cia memilih untuk tidak membuka ponselnya hingga besok pagi. Malam ini ia tak ingin diganggu oleh siapapun,tidak peduli jika jempol Dhirga nanti akan copot akibat terus mengetikan pesan untuk nya.

•••

Keesokan harinya, Dhirga menepati omongan nya untuk menjemput Cia dan berangkat sekolah bersama. Jangan tanya kenapa laki-laki itu bisa tau alamat rumah Cia,sudah jelas Hilda yang memberikan nya.

Pagi ini ia sudah berada didepan pagar rumah Cia yang masih tertutup. Mata tajam itu melirik kearah jam tangan yang ia kenakan,06:28. Pasti sebentar lagi Cia akan keluar. Dan benar saja, gadis yang memakai bando berwarna abu-abu itu keluar dari rumahnya.

Tanpa menyadari keberadaan Dhirga,Cia terus berjalan mendekati pagar rumah nya. Tepat saat dirinya menunduk ingin membuka gembok pagar nya,suara menyebalkan itu terdengar di telinga Cia.

"Pagi pacar kesayangan..."Sapa Dhirga dengan cengiran konyol.

"Lo kok bisa di sini? Tau rumah gue dari siapa?" Tanya Cia beruntun.

"Gak penting juga gue kasih tau,ayo berangkat"Ajak Dhirga.

Setelah Cia membuka pagar rumah nya,ia menatap kesal kearah Dhirga yang masih duduk di atas motor.

"Gue gak mau berangkat sama lo,gue udah pesen gojek.."Ucap Cia menolak.

"Cancel aja,ayo buruan"Ucap Dhirga menarik tangan Cia pelan agar mendekati nya.

Tangan Dhirga meraih helm yang ia bawa lalu memakaikan nya ke kepala Cia. Tanpa menolak, perempuan itu seolah tersihir dengan tatapan Dhirga yang teduh.

"Udah siap! Ayo naik..."Ucap Dhirga membuyarkan lamunan Cia.

Dengan perasaan setengah kesal,Cia memilih untuk berangkat bersama laki-laki menyebalkan ini daripada akhirnya malah ia bertengkar kembali.

Vote & Coment
Terimakasih semuanya❣

ACILLA (TAMAT) Where stories live. Discover now