Chapter 01

198K 3.9K 19
                                    

Dalam hidup,segala sesuatu adalah sementara
•••

Happy Reading!

Pagi ini seorang perempuan berambut panjang dengan bando berwarna coklat memasuki SMA Garuda,disepanjang koridor banyak yang menyapanya ntah itu teman seangkatan atau adik kelas sekalipun.

Acilla Fleandra seorang ketua osis yang sangat disiplin dan ketat dalam menjalankan tugasnya. Ketua osis killer yang ditakuti siswa siswi lainnya jika melanggar aturan sekolah. Tapi bagi kaum adam wajah galak perempuan itu malah terlihat menggemaskan. Dan pagi ini, Acilla atau yang kerap dipanggil Cia kembali bertemu dengan sosok yang selalu membuat dirinya naik pitam.

"Bagus ya,tiap hari lo selalu uji kesabaran gue" Ucap Cia menahan kesal kepada sesosok laki-laki berandal yang asik dengan rokok menyala di sela jari tangan nya.

"Eh bu ketua,rajin banget pagi-pagi udah disini. Udah hapal sama tempat kencan kita ya" Ucap Dhirga, laki-laki itu cengengesan dengan posisi duduk di tangga rusak tepat sebelah gudang sekolah.

"Kencan-kencan pala lo ada lima!" Kesal Cia melotot tajam kearah Dhirga.

"Serem dong kalau kepala gue lima" Ucap Dhirga tertawa pelan diakhir kalimat malah makin membuat Cia menggeram kesal.

"Rokok lo mati'in,gue udah males banget catat nama lo di buku ini.."Ucap Cia dengan nada frustasi sembari tangan nya mengangkat sebuah buku tebal.

"Kalau gue matiin,lo bakalan kasih pengganti nya gak?"Tanya Dhirga membuat Cia mengernyit bingung.

"Pengganti apa?"

"Ya rokok gue,di ganti sama..."

Dhirga berdiri dari posisi duduknya,lalu laki-laki itu berdiri mendekati Cia. Bibirnya ia dekatkan tepat disamping telinga ketua osis itu.

"Bibir lo..."Bisik Dhirga,sontak tubuh Cia menegang.

Tangan kecilnya terkepal kuat saat mendengar bisikan tidak sopan dari mulut laki-laki yang menjadi musuh nya di sekolah ini.

Dengan cepat Cia langsung mendorong kuat bahu Dhirga agar menjauh dari nya.

"Sialan..."Umpat Cia langsung pergi meninggalkan Dhirga yang sudah tertawa terbahak-bahak.

"Lucu juga..."Batin Dhirga dengan smirk di bibir tipisnya.

•••

Cia masuk ke dalam ruang kelasnya,12 IPA 2 dengan raut wajah kesal. Ia langsung menduduki kursi nya secara kasar membuat  Hilda dan Mega,kedua sahabat nya menoleh aneh kearah Cia. 

"Pagi-pagi udah cemberut aja,siapa lagi yang hari ini bikin lo kesel?" Tanya Hilda yang duduk sebangku dengan Cia.

"Siapa lagi kalau bukan Dhirga,ya kan ibu ketua?"Tanya Mega memastikan.

Perempuan itu sudah menarik kursinya tepat di depan bangku Cia dan Hilda. Tangan nya terulur merogoh saku baju nya dan mengeluarkan tiga buah permen tangkai.

"Katanya mau puasa.."Celetuk Hilda membuat Mega cengengesan.

"Tamu bulanan udah dateng duluan hehe..."Balas Mega kembali menyengir menampilkan deretan gigi nya yang putih.

"Perasaan dua minggu yang lalu lo baru aja cerita sama gue kalau udah dapet deh,kok sekarang dapet lagi? Boong ya.."Selidik Hilda memicingkan matanya kearah Mega.

"Engga!!"Seru Mega cepat dengan melambai-lambaikan tangan nya ke hadapan Hilda.

"Masa sih.."lagi-lagi Hilda kembali memicingkan matanya.

"Emang iya anjir,kalau gak percaya cek nih.."Ucap Mega.

"Dih najis,ogah banget"Balas Hilda bergidik ngeri membuat Mega tersenyum penuh kemenangan.

"Bisa diem gak lo berdua?" Cia sudah merasa kesal mendengar celotehan Hilda dan Mega yang memperdebatkan masalah tak penting.

"Jangan marah-marah,ntar kita cari yang namanya Dhirga. Kita kasih pelajaran karena udah bikin bu ketua tiap hari ngomel-ngomel"Ucap Hilda tersenyum jenaka kearah Cia.

"Betul,lo tenang aja Ci"Sambung Mega lalu kembali asik dengan permen yang sedang ia emut.

"Cape banget tiap hari ketemu sama dia,kalau ketemu bikin gue seneng mah gapapa ini udah lain cerita"Ucap Cia mendengus kesal.

"Resiko jadi ketua osis,tapi kalau gue jadi lo sih bakalan seneng. Tiap hari ngurus Dhirga haha.."Mega tertawa geli.

"Gantiin posisi gue gih,udah cape banget ini" Ucap Cia mengusap wajah nya kasar.

"Sabar,bentar lagi. Nikmatin aja dulu,salah sendiri kemarin nyalon buat jadi ketua osis"Ucap Hilda tertawa pelan.

Cia menatap kedua temannya dengan tatapan kesal,bukan nya mendapat solusi malah semakin membuat dirinya badmood setengah mati.

Kringg..Kring..

Bel masuk berbunyi membuat Mega segera menarik kursinya kembali ke bangku.

Hingga sekitar lima menit kemudian, seorang guru masuk ke dalam kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak..."sapa seorang guru perempuan berambut panjang itu.

"Pagi bu!"Seru penghuni kelas 12 IPA 2.

"Gimana kalian pagi hari ini,sehat semua?"Tanya guru itu yang bernama Fera.

"Enggak bu,saya lagi patah hati.."Celetukan Mega membuat seisi kelas menatap kearah nya.

"Ya wajar patah hati,cowo mana yang betah sama cewe petakilan kayak kamu..."

Cia dan Hilda sudah menahan tawa nya saat mendengar ucapan dari Ibu Fera.

"Ya ampun ibu!! Kok jahat banget ngomong nya gitu sama Mega"Ucap Mega tak terima.

"Kamu lagian, pagi-pagi udah patah hati. Ini waktu nya belajar bukan ngurusin hati kamu yang lagi patah"Ucap Ibu Fera menggeleng-gelengkan kepala nya,merasa aneh dengan murid nya yang satu ini.

Mega mendengus kesal,ia memilih untuk diam daripada mendengar kalimat menyakitkan dari guru fisika nya ini.

"Buka buku paket kalian,kerjakan halaman 113. Jangan lupa cara penyelesaian nya juga di buat, istirahat nanti kumpulkan. Ibu ada rapat jadi ibu tinggal sebentar"Ucap Ibu Fera.

"Jangan berkeliaran! Kalau aampai guru piket catat nama kalian,kalian akan ibu beri hukuman double! Mengerti?"Ucap Ibu Fera.

"Mengerti bu..."

Setelah mendapat jawaban dari semua anak murid nya,Ibu Fera langsung bergegas pergi keruang guru karena rapat sebentar lagi akan di mulai.

"Gimana,Me? Aman?"Tanya Hilda cekikikan menatap Mega.

"Kalau ngomong bener mulu,kesel gue"Ucap Mega mengerucutkan bibirnya.

"Guru killer kayak dia lo ajak bercanda,ya mana bisa hahaha..." Ucap Cia tertawa pelan.

"Diem deh lo berdua,makin buat mood gue hancur aja"Ucap Mega makin kesal.




Vote & Coment
Terimakasih semuanya❣

ACILLA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang