Chapter 17

39.8K 1.2K 2
                                    

Happy Reading!

Ketika Dhirga dan Cia telah tiba disekolah,semua pasang mata melihat kearah mereka. Kabar bahwa Dhirga dan Cia berpacaran memang sudah terdengar oleh beberapa siswa SMA Garuda.

Anggara melihat kedatangan Dhirga bersama Cia dari ujung koridor. Dengan mulut yang tengah mengunyah permen karet, ia tersenyum miring.

"Gue hancurin apa yang udah lo dapet! Tapi tunggu waktu yang tepat.." Batin Anggara.

Berbeda di tempat lain, Cia turun dari motor Dhirga dengan muka yang terlihat kesal sedangkan Dhirga tertawa cekikikan melihat kelakuan Cia.

"Masih ngambek?" Tanya Dhirga dengan tawa yang ia tahan.

"Nggak!" Balas Cia ketus.

"Nggak boleh gitu sayang" Ejek Dhirga dengan menekankan kata sayang.

"Diemm! Burung gagak!" Kesal Cia lalu meninggalkan Dhirga yang sudah tertawa pelan

Cia berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya,ia masih merasa kesal dengan Dhirga. Dalam hati ia sudah mendumel tak karuan. Sampai ia tak sadar jika ada seseorang yang berdiri disampingnya, Anggara. Dialah yang berdiri disamping Cia.

"Kemana pahlawan lo?" Tanya Anggara mensejajarkan langkah nya dengan Cia.

"Mau kemana dia, itu bukan urusan lo!" Balas Cia ketus.

"Wishhh, ketus amat neng! Gue nanya baik-baik lo jawabnya kayak gini" Ucap Anggara dengan kekehan pelan.

"Mau lo apa?" Tanya Cia yang sudah risih dengan keberadaan Anggara.

"Ikut gue! Bakalan gue jelasin!" Ajak Anggara.

Sedangkan yang diajak masih tetap berdiam diri tanpa ingin bergerak mengikuti.

"Gak bakal gue culik kok lo, ayo!!" Ajak Anggara lalu Cia mengikutinya dari belakang.

•••

Kini Cia sedang berada ditaman sekolah karena Anggara mengajaknya kesini.

"Kenapa?" Tanya Cia saat ia sudah duduk disamping Anggara.

"Lo nggak tau kan rahasia busuk dari pacar lo itu" Ucap Anggara membuat Cia mengernyit bingung.

"Maksud lo?"

"Dhirga nggak sebaik yang lo lihat. Gue temennya dari SMP. Gue dulu sahabatan sama dia tapi karena diri dia sendiri, gue sama dia udah jadi musuh" Ucap Anggara menatap wajah akan Cia.

"Atas dasar apa lo ngomong kayak gini?" Tanya Cia dengan nada tak suka.

"Karena gue nggak mau lo nyesel suatu saat nanti..." Balas Anggara.

"Dhirga ada masalah apa sama lo, Sampai lo ngomong kayak gini sama gue?" Tanya Cia yang sudah mulai penasaran dengan arah bicara Anggara.

"Dia seorang pembunuh..." Balas Anggara dengaan tawa singkat diakhir kalimat.

"Jaga mulut lo,gak mungkin dia ngebunuh orang.."Ucap Cia tak percaya.

"Mau percaya sama gue atau nggak itu terserah lo tapi lo harus inget kalau pacar lo itu nggak sebaik yang lo pikir.." Ucap Anggara lalu ia meninggalkan Cia.

•••

Cia kini sedang berada diruang kelasnya. Pandangannya menatap kearah depan dengan tatapan kosong.

"Gue nggak akan percaya sama omongan Anggara..." Batin Cia.

Hilda yang melihat Cia melamun menautkan kedua alisnya.

ACILLA (TAMAT) Where stories live. Discover now