"Jangan hujan dulu kek, nih tukang ojeknya mana sih? Lama banget!" ujar Alena yang semakin takut dengan kondisi cuaca saat ini, yang sebentar lagi siap untuk menurunkan hujan.

Tiba-tiba saja lengan kekar menutupi tubuh Alena dengan jaketnya. Alena terkesiap, lalu beralih menatap ke arah samping, melihat siapa si pemilik jaket tersebut. Alena tersenyum, kemudian mengeratkan jaket yang diberi orang itu, hingga dapat merasakan hangat yang menjulur ke tubuhnya.

"Makasih Adrew," pria itu mengangguk.

"Masih di sini, kenapa gak balik?" ucap Adrew pura-pura tidak tahu.

"Tukang ojek yang aku pesen belum sampe. Kamu sendiri nggak pulang?" katanya bertanya balik.

"Belum dapet boncengan,"

"Kalo udah dapet boncengan, kamu pulang?"

"Iya pulang,"

"Tapi kalo yang mau bonceng kamu perempuan, kamu mau?" tanya Alena sediikit mencemburutkan mukanya.

"Mau,"

"Emangnya gak takut kalo pacar kamu cemburu?" Adrew terkekeh sambil mengacak rambut Alena gemas.

"Siniin ponselnya," suruh Adrew pada Alena.

"Buat Apa?"

"Cancel,"

"Jangan!" sahut Alena cepat.

Alena langsung menaruh kedua tangannya ke belakang, untuk mengumpati ponsel dibalik tubuhnya. Tapi pria itu malah menunjukkan senyumnya, merasa tertantang. Adrew memajukan tubuhnya mendekat ke Alena.

"Siniin!"

"Gak mau."

Dengan gerakan cepat pria itu berupaya keras merebut ponsel Alena yang diumpati gadis itu di belakang tubuhnya. Mendadak Alena merasakan jantungnya berdetak cepat, saat Adrew mulai mencoba menggapai ponselnya dari depan tubuhnya. Mungkin jika orang melihat, posisi Adrew seperti sedang memeluk Alena. Gadis itu terdiam tidak berani bergerak, Adrew malah menaruh dagunya di pundak Alena.

"Kasih gak ponselnya?" bisik Adrew membuat Alena dengan cepat memberikan ponselnya, kemudian pria itu melepaskan pelukannya dan menjauh.

Adrew mulai berkutat dengan ponsel Alena. Hanya memakan waktu satu menit, pria itu mengembalikan benda pipih itu kembali kepada pemiliknya. Adrew beranjak dan menaiki motor besarnya.

"Naik!"

"Nggak ah,"

"Berani ngebantah?" Alena menggeleng pelan dan mengikuti perintah pria itu yang menyuruh naik ke motornya. Kemudian Adrew menghidupkan motor dan menarik pedal gasnya, membelah keramaian kota bersama Alena.

Tidak membutuhkan waktu lama, kini deruman motor Adrew memasuki pekarangan rumah minimalis bercat biru muda. Rumah Alena. Gadis itu turun dari motor Adrew dan segera berjalan masuk ke rumahnya, tetapi langkahnya terhenti, dengan lontaran kalimat yang Adrew berikan.

"Gue tunggu sepuluh menit di sini."

"Maksud kamu?"

Perfect Couple [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora