Ketika beberapa langkah lagi ia sampai di tempat penjual permen kapas, Agi menyipitkan matanya guna memastikan apa yang ia lihat atau dia cuma salah lihat.

"Itu Rara? Sama siapa?" tanya Agi pada dirinya sendiri.

Kaki Agi melangkah mendekati tempat itu. Ketika ia sudah dekat sekali dengan tempatnya, ternyata penglihatannya memang tak pernah salah.

Agi sungguh tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, ia melihat Rara bersama orang asing yang terlihat sangat begitu akrab.

Hati Agi terbakar rasa cemburu. Tangannya mengepal sangat kuat melihat apa yang ia lihat itu, entah kenapa ia sangat marah ketika melihat Rara berdekatan bersama orang lain.

"Padahal gue mau minta maaf sama lo, tapi apa yang gue liat sekarang, Ra?"

"Kenapa gue gak rela liat lo jalan sama orang lain? Kenapa?" lirih Agi sambil tersenyum kecut.

Agi pun masih setia menatap ke duanya tanpa mereka sadari.

Fitta yang kini tengah menunggu Agi membawakan permen kapasnya pun tak kunjung-kunjung datang.

"Agi udah ketemu si jalang belum ya?" tanya Fitta pada dirinya sendiri.

Dengan rasa penasaran Fitta pun berjalan menyusuli Agi.

"Sayang? Mana permen kapasnya?" tanya Fitta ketika ia telah berada di samping Agi berdiri.

Agi pun tak menjawab pertanyaan Fitta, dan masih menatap datar ke arah depan. Tepatnya Rara dan Kelvino berdiri.

"Sayang?" panggil Fitta.

Agi pun tersadar, dan langsung menoleh kepada Fitta.

"Eh iya kenapa?" tanya Agi.

"Mana permen kapasnya? Ayo belii," rengek Fitta sambil mengguncangkan tangan Agi.

"Pulang aja ya," pinta Agi.

"Nggak! Sebelum beli itu!" tukas Fitta.

"Ayo ish!" Agi pun masih setia berdiri di sana. Fitta pun melihatnya merasa kesal sendiri.

Akhirnya Fitta pun menarik tangan Agi dan mendekati penjual permen yang Fitta inginkan.

Agi hanya pasrah ketika Fitta membawanya mendekati penjual permen tersebut.

Ketika sampai di sana, mereka berdua mendekati Rara, dan Fitta pun mulai memainkan actingnya, ketika melihat Rara.

"Eh Rara," sapa Fitta.

"Apa kabar? Lo juga mampir ke sini?"

Rara menoleh ke sumber suara, yang tepat di belakangnya. Rara pun terkejut ketika ia melihat siapa yang memangilnya.

"A-gi? Fi-tta?" panggil Rara ragu.

Fitta pun tersenyum ke arah Rara.

Kini Fitta beralih melihat ke arah Vino yang berdiri di samping Rara.

Fitta pun tersenyum ke arah Vino.

Itu bukannya cabe-cabean yang ada di kafe waktu ya? tanya Vino dalam hati.

Fitta menyenggol lengan Rara pelan.

"Oh iya, itu siapa? Pacar baru ya?" bisik Fitta yang masih bisa terdengar oleh Agi.

Mendengar pertanyaan Fitta sontak membuat Rara menoleh ke arah Vino.

"Dia tem-------" belum sempat menyelesaikan bicaranya, Fitta pun langsung memotongnya secara sepihak.

"Sayang, ayo beliin permen kapasnya," rengek Fitta sambil memegangi tangan Agi di depan Rara.

Rara pun mengerutkan dahinya, apa ia salah dengar?

"Sa-sayang?" ucap Rara ragu.

Mendengar ucapan Rara, Agi pun langsung melepaskan genggaman Fitta.

"Kenapa? Agi kan emang pacar gue," ucap Fitta sambil menoleh ke arah Agi.

"Pa-car?" Rara pun semakin tak mengerti apa yang Fitta bicarakan saat ini.

Kini Rara pun beralih menatap Agi.

"Gi? Ini maksudnya apa?" tanya Rara sambil menahan isaknya.

Agi terdiam, memikirkan sesuatu.

"GI! INI MAKSUDNYA APA?!" teriak Rara.

Agi yang merasa hatinya sesak ketika ia melihat Rara bersama orang lain pun, tiba-tiba mengenggam tangan Fitta, dan mengangkat tangannya yang bergenggaman bersama Fitta ke atas.

"Lo ngertikan sekarang?"tanya Agi sambil menatap datar ke arah Rara.

Tes!

Air mara Rara berhasil lolos di pipinya.

"Gi, gue bener-bener ga ngerti sumpah," lirih Rara.

"Kita pulang!" perintah Agi pada Fitta, kemudian Agi pun menarik tangan Fitta berjalan meninggalkan Rara yang tengah menahan isaknya.

Rara menoleh ke arah Vino.

"Vino? Jelasin sama gue! Maksud Agi tadi itu apa?" tanya Rara sambil mengguncangkan tangan Vino.

"Gue juga ngga tau, Ra."

"Sayang? Pacar? Kita? Pegangan tangan? Itu semua maksudnya apaaaa?!!" tanya Rara yang kini mulai menangis, Rara pun segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri.

Sungguh banyak sekali pertanyaan yang kini ada di benak Rara sekarang. Ia masih tak mengerti apa yang terjadi.

Vino yang tak tega melihat Rara menangis pun langsung membawa Rara ke dalam pelukannya.

"Vinooooo huaaa, hiks..."

"Lo yang sabar yaaa," ucap Vino sambil mengusap-usap pelan punggung Rara.

Seseorang yang melihat semua itu pun tersenyum senang, misinya berhasil untuk menjauhkan Agi dan Rara.

"Tinggal satu langkah lagi misi gue berhasil untuk dapetin Agi," ucap seseorang itu. Sambil tersenyum miring.


Lanjut ga?

---------

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang