Junmyeon menoleh saat sedang mengancingi bajunya. Dia melihat istrinya sudah turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Dia kembali menghela nafasnya setelah menutup pintu lemari. 

"Kenapa kau mengenakan kemeja formal seperti itu? Apa kau tidak bisa mencari pakaian yang lebih nyaman?" Chorong berjalan ke arah Junmyeon dan kembali membuka lemari. 

"Kau selalu membelikanku baju baru. Tapi kenapa kau tidak pernah mengenakan kaos yang ku belikan untukmu?" Chorong sibuk mencari di tumpukan pakaian.

Tiba-tiba tangan Junmyeon memegang lengan Chorong dan memutar badannya. Tanpa bicara sedikitpun, Junmyeon langsung memeluk erat istrinya itu sambil menenggelamkan kepalanya di pundak Chorong. Helaan nafas Junmyeon terasa semakin berat. Chorong langsung membalas pelukannya. Tangannya mengelus lembut kepala dan punggung suaminya itu. 

Chorong memang tidak melihat ekspresi kesedihan dari wajah Junmyeon saat dia mengucapkan berita yang mengejutkan tadi. Tapi sepertinya, Junmyeon sedang memikirkan banyak hal mengenai itu, mengingat dia sudah memutuskan untuk tidak berkomunikasi dengan Ayahnya setelah menikah dengan Chorong. 


Pukul 4 pagi... 

Junmyeon sudah menggandeng tangan Chorong memasuki sebuah rumah sakit yang diberitahu pihak kepolisian padanya. Mereka terus berjalan menuju sebuah ruangan yang ditunjuk seorang pegawai rumah sakit yang berada di daerah lobby

"Annyeonghaseyo...." Chorong membungkukkan badan kepada seorang pria yang berdiri di depan ruangan itu. 

"Nde. Silahkan masuk...'

Junmyeon mempererat genggaman tangannya pada Chorong saat pintu di buka oleh pria tadi yang merupakan salah satu dari pihak kepolisian.

Di dalam ruangan itu, terlihat seorang dokter yang langsung menghampiri diikuti oleh seorang pihak investigasi kepolisian yang pernah mereka temui sebelumnya. 

"Lama tidak bertemu, Kim Suho'ssi, Park Chorong'ssi...." Pria berpakaian serba hitam itu menjabat tangan mereka berdua secara bergantian. 

"Silahkan ikuti saya" Seorang dokter berjalan lebih dulu ke tengah ruangan yang sudah terdapat tempat tidur khusus mayat. 

Dengan isyarat dari pihak kepolisian tadi, sang dokter membuka sebagian sebuah selimut putih yang menutupi tubuh kaku seseorang. Sambil memalingkan wajahnya, Chorong memegang erat lengan suaminya karena tidak bisa melihat kondisi jenazah yang sudah sangat pucat itu lebih lama.

"Bagaimana bisa dia mengakhiri hidupnya?"

Pertanyaan Junmyeon, di jawab dengan tindakan dokter yang menunjukkan sebuah luka goresan di kedua pergelangan tangan dan leher jenazah itu.

"Kami menemukannya sudah dalam keadaan sekarat. Dia menggunakan pecahan kaca dari cermin yang terpasang di dalam sel nya sendiri" Jelas sang pihak kepolisian.

Junmyeon tidak bisa mengatakan apapun. Dia masih bisa merasakan derita yang disebabkan oleh Ayahnya sendiri. Semua pikiran mengenai kematian Ibunya, kecelakaan yang menimpanya sampai peluru yang hampir menyebabkannya meninggal, langsung terlintas di benak Junmyeon. Dia mengangguk pelan ke arah sang dokter untuk menutup kembali tubuh jenazah yang pucat itu. 

Because of YouTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon