Startled

357 49 5
                                    

Chorong sudah berada di dalam mobil pria yang menjadi pelanggan sang peramal. Suasana pagi membuat dia bisa melihat beberapa orang yang berjalan dengan berpakaian rapih. Selama melewati beberapa halte, dia juga terus memperhatikan banyaknya anak sekolah yang ingin menaiki bus. Di dalam hatinya terus bergumam tentang kehidupannya saat ini yang berbeda dari orang-orang kebanyakan. Dia bahkan sempat berpikir kalau dirinya adalah wanita yang aneh karena bekerja pada seorang wanita tua untuk berkomunikasi dengan para hantu.

Chorong menundukkan kepalanya dan melihat ke arah kedua tangan di atas pangkuannya. Dia teringat dengan sesosok pria yang bisa membantunya untuk menghilangkan penglihatannya pada hantu. Helaan nafas terdengar. Dia tahu kalau keputusannya salah sejak awal bertemu dengannya. Dia merasa terlalu tergesa-gesa saat menyetujui kesepakatan itu. 

"Gwenchanasaeyeo??" Suara pria yang menyetir di sampingnya menyadarkan lamunannya 

"Nde?? A-aahh nde...." 

Tiba-tiba perasaan aneh muncul di belakang Chorong. Sebuah bisikan juga mulai terdengar. Dia berusaha untuk tidak menengok karena tahu pasti sosok hantu itu sangat menyeramkan. 

"Hwa-hwashin'ssi..."

"Nde?"

"A-arwah istrimu ingin kita mengunjungi sebuah restoran"

"Apa dia ada di sini?" Pria itu melihat ke arah Chorong sebentar sebelum fokus kembali ke jalanan

Chorong mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya karena sosok hantu itu, ada tepat di sampingnya sekarang. 

"Tapi kenapa dia ingin ke restoran??"

"A-aku tidak tahu. Dia hanya mengatakan kalau kau tidak perlu membawaku ke rumahmu. Dia ingin menyampaikan pesan terakhirnya di restoran itu"

"Be-benarkah? A-arasseo. Tunjukkan dimana letak restoran itu" Hwashin mulai merasa gelisah

Jari tangan Chorong mulai menekan layar GPS yang ada di depannya dan memasukkan alamat restoran yang di beritahukan hantu itu. 

"Ka-kau pernah ke sini sebelumnya??" Chorong melihat alamat itu pernah di gunakan sebelumnya. 

Hwashin tidak menjawab pertanyaan Chorong. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan memegang tangan Chorong yang masih mengutak-atik mesin GPS nya.

"Jjeo-jjeoseonghamnida. Aku tidak seharusnya........"

"Kau ingin tetap hidup? Jadi diamlah dan ikuti saja kemana aku akan membawamu"

Chorong bisa melihat ancaman dari kedua mata Hwashin. Dia menarik tangan yang di pegang pria itu dan merasa takut karena arwah di belakang Chorong terus berbicara padanya mengenai penyebab kecelakaan yang menghabisi nyawanya itu. 

"Jangan mencoba untuk keluar"

Ucapan Hwahsin menghentikan tangan Chorong yang akan membuka pintu di sampingnya. 

"Tenanglah. Aku tidak akan membawamu ke tempat lain, hanya ke rumahku..." Senyuman pria itu semakin membuat Chorong ketakutan

Hwashin kembali melajukan mobilnya. Chorong hanya bisa memegang erat tali sabuk pengamannya sambil memikirkan cara dia bisa menjauh dari pria itu. 

Because of YouWhere stories live. Discover now