Lovable

369 54 1
                                    

Sebuah rumah.... 

Eunji terlihat keluar dari kamar mandi dan menyeka rambut basahnya dengan handuk. Tubuhnya juga masih memakai pakaian mandi yang berbentuk seperti kimoni. Dia duduk di depan meja rias, kemudian menyalakan hairdryer yang berada di dekatnya. Dia mulai mengeringkan rambutnya sambil melihat ke arah cermin. 

Suara handphone yang berbunyi, tidak menghentikan kegiatannya. Matanya kemudian melirik ke arah sebuah jaket yang sudah terlipat rapih di ujung tempat tidur. Eunji menghela nafas pelan dan mematikan mesin hairdryernya. 

Saat sedang melamun memikirkan bagaimana jaket itu ada padanya, handphonenya berbunyi lagi. 

Eunji meraih handphone yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Dia melihat nama 'Park Chanyeol' tertera di layar. 

"Wae?"

"Mwoya? Ada apa denganmu? Apa aku mengganggumu?" Suara berat seorang pria, terdengar dari ujung telepon. 

"Ada apa kau meneleponku?"

"Aku tidak pernah melihatmu datang ke cafe lagi akhir-akhir ini. Apa kau sakit?"

"Tidak. Aku baik-baik saja"

"Kalau begitu, keluarlah. Sekarang aku sudah berada di depan rumahmu"

"Mwo?! Se-sekarang?"

"Apa aku harus menunggumu di dalam?"

"Tidak. Jangan pernah mengetuk pintu rumah sebelum aku menghampirimu" Ucap Eunji sebelum memutuskan panggilan. 

"Aishhh. Kenapa dia bisa datang ke sini??" Eunji terlihat sibuk mengganti pakaiannya. 


Sementara itu, Chanyeol sedikit tersenyum sambil melihat ke arah layar handphonenya. Suasana pagi yang mendung membuat dia melangkah mendekat ke arah pintu dan menyandarkan punggungnya pada dinding. 


Tidak berapa lama kemudian, pintu rumah terbuka dari dalam. Eunji terlihat keluar dengan penampilan yang belum pernah di lihat Chanyeol sebelumnya. Sweater berwarna biru yang menempel pada badannya, tampak menutupi celana pendek yang dikenakannya. Bahkan dengan rambut pendeknya itu, bisa membuat kesan Eunji berbeda di mata Chanyeol. 

"A-aku tahu maksud kedatanganmu. Ini......" Eunji memberikan sebuah jaket

"Hhmm?" Chanyeol menerima jaket miliknya itu dengan bingung. 

"Bukankah kau datang untuk mengambilnya?"

"Tidak. Aku memang sengaja datang untuk melihat keadaanmu"

"M-mwo??"

"Aku mengkhawatirkanmu"

"Waeyeo?"

"Kau terlihat sangat mabuk terakhir kali aku mengantarmu. Kau yakin baik-baik saja?"

"Eo-eoh. Kau sudah melihatku sendiri kalau aku baik-baik saja. Sekarang, pulanglah...."

"Kau langsung mengusirku? Padahal Ayahmu sudah mengizinkanku untuk berbicara lebih lama denganmu"

"M-mworago?"

Because of YouWhere stories live. Discover now