Part 47

2.5K 326 76
                                    

Syifa menatap Rizky sendu ketika suaminya itu sedang melahap roti panggang buatannya. Ia memang memperhatikan sikap Rizky yang agak berubah sedari bangun tidur tadi. Rizky tidak lagi bawel kepadanya, hanya demi kenyamanan Syifa. Syifa menjadi semakin merasa bersalah karena ucapannya tadi malam yang membuat suaminya itu hingga menangis. Ia belum pernah melihat Rizky menangis lagi sejak pernikahan mereka. Suaminya menangis. Menangis karena ucapan dan ulahnya. Syifa merasa sangat jahat kepada Rizky.

Tidak tahan melihat sikap Rizky yang sangat tidak ia kenali, ia menghampiri dan bersuara.

"Kak?" Syifa memegang lengan Rizky usai laki-laki itu meneguk minumannya.

"Hmm?" Rizky tersenyum kepada Syifa.

"Maafin aku.." air mata Syifa kini sudah mengalir di pipinya.

Mata Rizky membulat melihat Syifa menangis lagi.

"Syifa, sayang, udah dong. Iya, aku udah maafin kamu.." Rizky menghapus air mata Syifa.

"Tapi kamu jadi beda sama aku kak.." Syifa memberanikan diri untuk menatap mata Rizky.

Belum Rizky berbicara, Syifa sudah berbicara lagi.

"Aku mau Ka Rizky-ku yang merhatiin aku. Ngga canggung dan asing kaya gini." setetes air mata kembali turun di pipi Syifa.

"Kamu merasa kita saat ini canggung? Asing? Itu perasaan kamu aja, sayang." Rizky menarik tubuh Syifa masuk ke dalam dekapannya.

Syifa melepas pelukan mereka. "Kak, aku bisa ngerasain kalo kamu itu jadi beda." Syifa menyangkal.

Dahi Rizky mengernyi. Sebenarnya apa yang diinginkan istrinya ini?

"Yaudah yaudah, terus kamu maunya gimana?" takut salah bicara. Rizky akhirnya bertanya kepada Syifa.

"Tuhkan kok malah tanya ke aku!" tangisan Syifa semakin kencang.

"Eh? Kok malah makin kejer?" batin Rizky bingung.

"Tau ah!" Syifa hendak berbalik berjalan meninggalkan Rizky.

Dengan cepat Rizky menarik dan membalikkan tubuh Syifa ke hadapannya.

"Ett ett, kenapa sih sayang?" tanya Rizky lembut.

Syifa menggelengkan kepalanya.

"Jangan nangis terus dong, kasian yang ada di dalem sini." Tangan Rizky beralih mengusap perut buncit Syifa.

"Aku emang ngga nyaman kalo kamu suruh aku di rumah terus kak, tapi aku lebih ngga nyaman lagi kalo sikap kamu jadi beda kaya gini ke aku." tandas Syifa.

"Jadi beda gimana sih maksud kamu? Perasaan aku biasa-biasa aja." Rizky menyibakkan anak rambut Syifa yang menempel di pipi basah istrinya itu.

"Ya kamu jadi ngga bawel lagi sama aku. Ngga perhatian lagi sama aku." Wajah merengut Syifa membuat Rizky semakin gemas.

"Lah? Nanti kalo gue gituin dia kaga nyaman lagi. Etdah serba salah amat." batin Rizky.

Rizky yang akhirnya mengerti kondisi Syifa yang sedang hamil pun mengerti.

"Kata siapa aku ngga merhatiin kamu, hmm?" ucapnya lembut. Ia menghela napas sebelum melanjutkan bicaranya lagi. "Kamu sholat tadi, kamu masak, kamu siapin aku makan dan minum juga aku merhatiin kamu. Karena aku ngga mau kamu kenapa-napa." Rizky menjawil hidung Syifa dengan gemas.

"Kamu mau aku bawelin kamu lagi? Nanti kamu ngga nyaman lagi.." ucap Rizky akhirnya.

"Iya, terus kamu jadi ngga larang aku ngelakuin ini itu lagi termasuk boleh pergi! Kamu ngga takut kalo aku kenapa-napa apa!"

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now