Part 23

2.6K 314 43
                                    

Jefri yang baru saja keluar dari kampusnya merasa ada yang memperhatikannya sedari tadi. Ia mencoba untuk menoleh ke belakang, dilihatnya hanya ada sebuah mobil sedan putih yang tidak terlihat dalamnya karena jendela mobil tersebut dilapisi dengan kaca film. Jefri hendak ingin berlalu saja, tetapi bukan Jefri namanya kalau ia takut akan hal seperti ini. Akhirnya ia langkahkan kakinya untuk menghampiri mobil tersebut yang diyakininya telah memata-matai dirinya itu.

Sedangkan seseorang yang di dalamnya sedang berusaha untuk menghindari Jefri, tetapi ia terlambat kala Jefri melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah mobilnya. Dengan sulit ia menelan salivanya, tubuhnya mendadak berkeringat dingin bersamaan dengan Jefri yang semakin mendekat.

Jefri mengetuk kaca jendela mobil tersebut.

Tuk tuk tuk

"Hey, buka!" Jefri masih mencoba untuk bersikap sopan dan santai. Dari luar kaca jendela tersebut ia fokuskan matanya untuk melihat siapa seseorang yang ada di dalamnya.

Seseorang itu merasa terdesak saat ini, hingga akhirnya ia pasrah dan membuka kaca jendela tersebut.

"Hai, Nichol." ucapnya dengan tenang yang padahal jantungnya sudah berdetak tidak karuan.

"Salsa?" Jefri mengerutkan dahinya saat ia mendapati bahwa ternyata teman sekolahnya dulu yang berada di dalam mobil tersebut.

Salsa hanya tersenyum kecil sambil mengangguk, canggung rasanya.

"Lo ngapain ada disini?" tanya Jefri kepada Salsa. Pasalnya rumah gadis itu jauh jaraknya dengan kampus Jefri.

"Emm.. tadi gue lagi pengen banget beli bakso deket kampus lo.. jadi yaa.. gue kesini aja deh.." jawab Salsa gelagapan.

"Ohh. Lo masih disini? Gue kira lo udah pulang sama Bryan." Jefri bertanya kepada Salsa. Karena setahu Jefri, Salsa satu kampus dengan Bryan di Singapura.

"Iyaa sebenernya kita masih libur sampe minggu depan. Tapi Bryan pulang duluan, kalo gue masih disini, tapi besok udah balik kesana lagi kok."

Dahi Jefri mengernyit ketika mendengar jawaban dari Salsa. "Kok dia balik duluan? Bukannya kalian pacaran yaa?" tanya Jefri santai.

Salsa tersenyum kecil lalu menjawab "Kita udah putus, Nic."

"Hah? Kok bisa?"

"It's a long story." Salsa lagi-lagi tersenyum kecut. "Lo ngga panas di luar? Mending lo masuk mobil gue, kalo lo buru-buru gapapa kok. Next time gue bakal cerita." Salsa mengajak Jefri untuk masuk ke dalam mobilnya.

Jefri menggelengkan kepalanya lalu ia langsung membuka pintu mobil Salsa dan masuk ke dalamnya. "No, no. Lo kan sahabat gue juga, jadi gue pengen denger cerita lo sama Bryan." ucap Jefri dengan mantap.

"Lo ngga mau kemana-mana emang? Gaada perlu?" tanya Salsa memastikan.

"Ngga kok, kita ngobrol di resto deket sini aja ya sambil makan, gue laper." kekeh Jefri, setelah itu Salsa langsung melajukan mobilnya.

**

"Ali? Assalamu'alaikum."

Ali yang sedang merokok di halaman belakang rumahnya terlonjak kaget saat ia mendengar suara tak asing yang memanggil namanya. Dengan terburu-buru ia matikan puntung rokok tersebut dan tangannya ia layang-layangkan ke udara agar asap rokok tersebut menghilang di sekitarnya.

"Wa'alaikumsalam. Syif?" jawab Ali yang menyembunyikan asbak di atas meja halaman tersebut dengan benda apapun yang ada di sampingnya.

"Tadi gue ngetuk pintu ngga ada yang nyaut terus ternyata pintunya ngga dikunci ya gue masuk ajadeh. Di rumah cuma ada lo doang?" Syifa melirik tangan Ali yang mencoba menyembunyikan sesuatu darinya.

Another Side - CompletedUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum