Part 35

2.6K 379 96
                                    

Sudah berhari-hari Rizky mendiami Syifa. Tidak mengangkat telepon dari Syifa, tidak membalas pesan dari Syifa, juga tidak mendengarkan suara dari voice note yang Syifa kirimkan via WhatsApp. Rizky ingin menenangkan dirinya sendiri dahulu dan fokus untuk belajar. Bukannya Rizky tidak peduli, ia malah selalu memikirkan dan merindukan Syifa di setiap waktu. Tetapi untuk kali ini, sepertinya rasa kecewa dan cemburu Rizky mengalahkan kerinduannya. Ia memijat pelipisnya dengan posisi terbaring di atas ranjangnya, merasa lelah dengan aktivitas hari ini di kampusnya.

Rizky membuka matanya dan refleks terduduk saat ia mendengar suara dering dari Handphonenya. Dilihatnya Rizna yang menelepon, Rizky segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum, na."

"Wa'alaikumsalam. Ky, Syifa sakit. Dari kemarin dia ngelarang aku buat ngasih tau kau. Tapi aku udah ngga bisa tahan lagi buat ngabarin kau pas dia bilang kau belum maafin dia. Jangan keras-keras ky. Aku ngga tega ngeliat Syifa sakit kaya gini." Suara Rizna terdengar lemah di akhir kalimatnya.

Hati Rizky terasa nyeri mendengar gadisnya sakit saat ini.

"Sakit? Syifa sakit apa?" tanya Rizky dengan cepat.

"Biasa. Dia nge-drop aja kayanya. Tapi kau tau sendiri kan, Syifa kalo sakit kaya udah punya penyakit yang berat. Aku mau kamu sekarang hubungin...."

Belum selesai Rizna berbicara, Rizky memutuskan teleponnya sepihak. Kemudian dengan cepat, ia menelepon Syifa melalui video call.

Rizky menyisir rambutnya frustasi karena Syifa tidak mengangkat video call-nya. Sedetik kemudian, video call itu mendadak mati, Syifa menolak panggilannya. Tak lama muncul pemberitahuan satu pesan masuk di handphone Rizky.

Syifa

Iya kak, kenapa?

Rizky

Aku udah tau kamu sakit. Angkat video callnya.

Rizky menelepon Syifa kembali melalui video call. Pada nada sambung yang ketiga, Syifa mengangkatnya.

Rizky melihat Syifa sedang berbaring lemah di... tunggu.. di kamarnya? Syifa sekarang tengah berbaring di kamar Rizky. Melihat Syifa tersenyum, Rizky mulai berbicara.

"Syif, kamu sakit? Sakit apa?" tanya Rizky khawatir.

"Assalamu'alaikum dulu Ka Rizky." jawabnya dengan tenang.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam kak." Lagi-lagi Syifa tersenyum yang membuat hati Rizky sedikit nyeri.

"Kenapa sakit ngga bilang-bilang? Udah ke dokter belum? Katanya apa? Kamu sakit kecapekan aja kan? Sekarang udah makan sama minum obat belum?" Rizky memberondongi Syifa dengan banyak pertanyaan, merasa sangat khawatir.

Syifa tertawa hangat. "Kak, satu-satu dong nanya nya. Aku bingung nih jawab yang mana dulu."

Rizky menunggu jawaban Syifa resah.

"Aku udah ngga sakit, udah mendingan. Aku ngga perlu ke dokter dan aku ngga perlu minum obat karena obatnya sekarang udah di hadapan aku." Syifa selalu tersenyum menjawab pertanyaan Rizky, membuat hati Rizky berdesir hangat.

Rizky menunduk selama tiga detik, kemudian ia menghadap layar handphonenya lagi. "Kamu lagi di kamar aku?"

Syifa mengangguk. "He'em, gapapa kan aku tidur siang disini? Aku kangen sama wangi kamu." Syifa tidak menghilangkan senyumannya. Walaupun Rizky dengan jelas dapat melihat kantung mata yang besar dan bibir gadisnya yang pucat.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now