Part 5

3.1K 264 11
                                    

Ada seseorang yang tengah memperhatikan Ali dan Syifa dari kejauhan. Hatinya terasa sakit saat melihat Ali dan Syifa yang sedang berdua. Walaupun ia lumayan jauh dari tempat Ali dan Syifa duduk, tetapi suara mereka masih terdengar olehnya.

"Lo kenapa bisa diginiin sama gengnya Celia?" tanya Ali kepada Syifa sambil menguruti kepala dan pundak Syifa yang masih terasa sakit dan ngilu akibat dorongan dari Celia.

"Dia tadi ngeliat gue pelukan sama Ka Rizky di lorong, terus dia nyangka nya gue keganjenan sama Ka Rizky." jawab Syifa santai.

Ali memberhentikan aktivitasnya yang tadi sedang menguruti Syifa.

"Kok berenti? Jangan bilang lo juga mikir kaya apa yang Celia pikirin?" Ali menatap Syifa tetapi belum berbicara. "Li! Lo ngga percaya sama gue? Nihya... tadi tuh gue..." belum sempat Syifa menyelesaikan omongannya Ali sudah memotongnya.

"Tadi lo ngapain sama Rizky?" tanya Ali dengan raut wajah yang serius.

"Makanya dengerin gue ngomong dulu, tadi tuh gue lagi marah-marahin Nisa gara-gara dia numpahin makanannya ke baju sama celana gue. Eh Ka Rizky tau-tau dateng terus dia malah marah-marah sama gue dan nyuruh Nisa pergi. Gue kesel banget li, dia bawa-bawa nama mama, ya gue langsung nangis keinget mama, pake segala bilang kalo mama bakalan sedih kalo ngeliat gue kaya gini..." jawab Syifa panjang lebar yang nada bicaranya semakin rendah.

"Terus dia meluk lo?" tandas Ali.

Syifa hanya mengangguk. Ia tidak sadar bahwa pacarnya kini tengah cemburu dengannya. Ia terbawa sedih lagi akibat tadi ia bercerita kepada Ali tentang mama nya.

"Terus lo diem aja dipeluk?" tanya Ali yang sudah tidak bisa lagi ia tahan kecemburuannya.

Syifa akhirnya tersadar Ali sedang cemburu.

"Ali, gue ngga pernah mikir yang gimana-gimana, bales pelukan Ka Rizky, bersikap keganjenan atau apalah itu, gue cuma keinget mama gue lagi li disitu, gue lemes, gatau dia refleks atau gimana pas liat gue nangis, dia meluk gue, begitu juga dengan gue, gue cuma ngerasa sakit dan keinget lagi sama mama." ucap Syifa parau, ia menangis lagi.

"Sssshhhhh, maafin gue Syif, maafin gue..... Gue salah. Gue percaya sama lo." Ali yang tidak bisa melihat Syifa menangis, langsung menepis egonya dan menghapus air mata pacarnya itu sambil membawa Syifa ke dekapannya.

Seseorang yang memperhatikan mereka dari kejauhan masih disana. Ia terlihat sangat sedih melihat kemesraan Ali dan Syifa. Beberapa menit kemudian ia berlalu, mengurangi rasa sakitnya yang sedari tadi bergejolak di dalam hatinya.

**

Rizky yang setelah mengantar Ina ke tempat kondangan temannya di weekend itu, melihat Jefri sedang duduk sendiri di salah satu bangku taman. Ia menepikan mobilnya dan hendak menghampiri Jefri.

"Nic..." panggil Rizky.

Jefri terkaget dan menoleh, mencari siapa orang yang memanggil namanya.

"Eh bang." jawab Jefri yang mendapati Rizky kini tengah duduk bersebelahan dengannya.

"Sendirian aja lo? Ngapain disini?" tanya Rizky kepada adik sahabatnya itu.

"Merenung bang. Mengingat masa-masa bahagia gue. Masa kecil gue." jawab Jefri sambil tersenyum sedikit.

"Hahaha bocah bocah!" kata Rizky meledeki Jefri.

"Lah? Seriusan gue ini bang."

"Emang masa-masa bahagia lo gimana sih? Masa kecil lo kek mane?" tanya Rizky.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now