Part 37

2.3K 339 100
                                    

Syifa membuka matanya perlahan. Mengerjabkannya untuk memfokuskan pandangannya. Ia melihat dirinya sudah ada di dalam kamar tidurnya. Dilihatnya Rizky berada di samping ranjangnya sembari menggenggam tangannya, Syifa menarik tangannya dengan cepat, membuat Rizky yang tadinya sedang tidur menjadi terbangun.

"Syifa? Kamu udah sadar sayang?"

"Pergi." Syifa berbicara tidak menatap Rizky.

"Syif...."

"Pergi aku bilang!" Syifa berteriak. "Abang! Papaaaaa!" Syifa berteriak memanggil abang-abang dan papanya.

"Syifa aku bener-bener minta maaf Syif....." Rizky panik, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia menangis melihat Syifa seperti ini.

"Pergi! Aku ngga mau liat kamu lagi!" teriak Syifa lagi.

"Syif aku mohon sayang." pipi Rizky sudah banjir oleh air matanya. "Aku tau aku salah, tapi jangan kaya gini." Rizky hendak memegang tangan Syifa tetapi dengan cepat ditepis oleh gadis itu.

"Abaaaaang!" Syifa mulai menangis lagi.

"Papa sama abang kamu ngga ada Syif. Mereka pergi jenguk kakek kamu lagi sakit dirawat di rumah sakit katanya."

Mendengar informasi dari Rizky, tidak membuat Syifa berhenti untuk mengusir Rizky. Kali ini ia memanggil asisten rumah tangganya. "Mbaaaa! Mba sini mba!" teriaknya lagi.

"Syif, tolong, maafin aku sayang....." Rizky pun tidak berhenti untuk meminta maaf kepada Syifa.

"Iya non? Non Syifa perlu apa?" Mba Ayu bertanya ketika sampai di ambang pintu kamar Syifa.

"Suruh orang ini keluar. Suruh dia pergi. Aku ngga mau dia ada disini."

"Syif?" Rizky tidak menyangka Syifa akan bersikap seperti ini. "Oke, aku pulang." Rizky bangkit dari duduknya seraya menghapus air matanya lalu keluar dari kamar Syifa dan pulang ke rumahnya.

"Non Syifa mau mbak bikinin makan? Atau mau minum?" tanya Mba Ayu yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ngga usah mba. Syifa mau sendiri. Tolong tutup pintunya aja." Gadis itu langsung berbaring membelakangi Mba Ayu yang sudah menutup pintu kamarnya. Ia kembali menangis mengingat kejadian tadi dengan Rizky. Syifa sangat kecewa dengan Rizky. Selama satu jam sudah ia menangis hingga ia merasakan kantuk dan akhirnya tertidur kembali.

**

"Kemarin kenapa sama Rizky dek?" tanya Randy yang sedang memakan sarapannya.

Keluarga Syifa kini tengah melakukan sarapan bersama. Termasuk Papa dan Anwar.

"Gapapa bang, tiba-tiba kepalaku pusing aja." Syifa memilih untuk tidak memberi tahu keluarganya perihal dirinya dengan Rizky.

"Kecapekan ya dek? Kemarin pas kita baru sampe rumah, dapet kabar kalo kakek masuk rumah sakit, papa panik terus abang nyupirin papa. Jadi kita nitipin kamu bentar sama Rizky. Kamu ngga papa kan?" tanya Randy sekali lagi karena kurang puas dengan jawaban Syifa sebelumnya.

"Iya, Syifa ngga papa kok bang. Udah baikkan." jawabnya dengan senyum yang dipaksa.

"Papa mau ngomong sama kamu dek.." kini Papa Syifa yang mulai bersuara. Pria paruh baya itu mengelap mulutnya dengan tissue karena makannya telah selesai.

"Ngomong aja pa, ada apa?" Syifa menanggapi.

"Enam bulan lalu sebenernya Rizky udah ngelamar kamu melalui papa."

Syifa refleks menghentikan makannya.

"Dia nyuruh papa jangan bilang sama kamu dulu. Karena dia maunya bilangnya pas dia pulang lagi kesini. Itu berarti sekarang kan ya?" Papa Syifa meneguk segelas air putih sebelum melanjutkan bicaranya. "Dia cerita sama Papa kalo kamu kemarin nerima lamaran dia. Wah dia seneng banget loh dek."

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now