Part 29

2.1K 322 41
                                    

"Celia?" Rizky berucap pelan.

Tidak sangka Celia juga memasuki coffee shop yang sedang berada Rizky di dalamnya. Celia membuka pintu masuk kemudian mengedarkan pandangannya. Ia masih belum melihat Rizky, karena sore hari itu banyak sekali orang yang ada di Coffee Shop tersebut.

Rizky memandangi Celia yang baru saja memesan sebuah kopi dan sedang menunggu, sepertinya Celia take away membeli kopinya itu. Karena Rizky melihat Celia menunggu di sebelah kasir saja tanpa duduk di beberapa meja yang masih kosong disana. Tak lama kopi Celia pun jadi dan kemudian Celia hendak pergi dari Coffee Shop tersebut.

Ketika Celia ingin beranjak, Celia sempat menoleh ke arah belakang sudut Coffee Shop tersebut, ia merasa diperhatikan sejak tadi. Dan benar saja, matanya kini menangkap sosok Rizky yang sedang menatapnya. Pandangan mereka bertemu hingga Celia kaget melihat sosok orang yang pernah dicintainya itu. Celia mengeryitkan dahinya heran, apa benar itu Rizky? Sekali lagi, ia fokuskan pandangannya, setelah ia benar-benar yakin bahwa itu merupakan Rizky, Celia berusaha bersikap biasa dan santai saja, tersenyum kemudian berjalan menghampiri Rizky yang sekarang juga ikut tersenyum menatapnya.

Celia memberikan lima ibu jarinya saat ia sudah di hadapan Rizky, Rizky pun dengan semangat membalasnya, mereka ber-tos-an. "Ky, kok bisa ada disini? Bukannya kata lo, lo mau ambil beasiswanya setahun lagi?" tanya Celia yang kaget mendapati Rizky sedang berada di Coffee Shop tersebut.

"It's a long story. Singkatnya gue baru dikabarin beberapa bulan yang lalu kalo beasiswanya bisa diambil cuma sampe akhir tahun." jelas Rizky.

"Ya ampun. Oke oke, jadi lo sekarang lagi kuliah nih?" tanya Celia memastikan.

Rizky mengangguk sembari tersenyum. "Iyaa. Lo juga kok bisa ada disini? Gimana kabarnya Keara? Kangen banget gue sama dia." Rizky meminum Espresso-nya yang sudah hampir habis.

"Iyaa, gue lagi ngerawat nenek gue yang lagi sakit ky. Nenek gue udah tiga tahun sakit stroke, sebenernya disini banyak yang jagain, ada satu om dan tante gue juga perawatnya nenek, tapi gue lagi kangen aja sama dia lagipula Keara lagi libur sekolah jadi yaa... kenapa engga. Key baik kok, dia sekarang ada di rumah nenek gue." Celia bercerita.

"Cepet sembuh buat nenek lo yaa. Kapan lo balik?"

Celia mengangguk. "Thanks ky. Lusa sih. Kenapa? Lo mau ketemu sama Keara?"

"Yah gue kira lo masih lama. Iya sih tadinya. Tapi gue ada kelas terus full day, full week juga." Rizky berdecak.

"Next time. Ketemu di indo lagi aja ya ky. Soalnya Keara minggu depan udah mulai masuk sekolah jadi kita pulang minggu ini."

Rizky mengangguk. "Oke oke."

"By the way, gue duluan ya ky. Udah ditungguin nih." Celia melirik ke arah depan Coffee Shop.

Rizky melihat ke arah Celia memandang. Ia mendapati sosok laki-laki yang memiliki wajah kebaratan dengan postur tubuh tinggi dan.... cukup tampan. Rizky menoleh Celia yang kini sedang menatapnya. "Pacar lo?"

Celia mengangguk ragu. "Gue duluan ya ky! See you next timeeee." Celia memberikan kelima jarinya lagi kepada Rizky.

Rizky membalas mengarahkan kelima jarinya kepada Celia. "Cailah udah punya ternyata. Oke, take care, Cel. Salam sama Keara ya." Rizky berkata.

"Sip, bye." Celia buru-buru pergi berlalu sebelum Rizky meledekinya lagi.

Rizky memandangi Celia yang berlalu darinya sampai hilang dari pandangannya. Ia tersenyum, senang melihat Celia memiliki kekasih. Ia ingat selama ini Celia begitu mencintai dan mengejar dirinya, tetapi tidak untuk sekarang, Celia sudah mempunyai kehidupannya sendiri yang mungkin dapat membuatnya bahagia.

Another Side - CompletedWhere stories live. Discover now