1 -MOVE-

15.5K 443 6
                                    

🌼🌼🌼

CAMBRIDGE, AUGUST 29th.

Kyra melihat apartment barunya dengan wajah bahagia. Kyra belum sempat melihat apartmentnya kemarin karena Jetlag yang melandanya. Apartment studio minimalis yang benar-benar menggambarkan dirinya. Simple namun elegant.

Walaupun hanya berupa apartment studio namun Kyra sangat berterimakasih kepada orangtua-nya yang telah menyiapkan tempat tinggal yang betul-betul disukainya.

Sang Ayah dan Ibu langsung membeli dan mendekorasi apartment studio itu untuk pendidikan selama kurang lebih 5 tahunnya di Cambridge.

Karena Kyra telah dinyatakan lulus sebagai mahasiswi kedokteran di Harvard University dan itu berarti sebentar lagi Kyra akan memulai masa perkuliahannya pada bulan September.

Kyra berasal dari kota kecil yaitu Carmel by The Sea atau yang biasa disebut Carmel. Kyra sempat gelisah sebelum berpindah ke Cambridge karena Cambridge merupakan salah satu Kotamadya yang padat di negara bagian Massachusetts, USA ini.

Beruntung ada Izzel sang sepupu yang akan menuntut ilmu juga di Harvard University jadi Kyra tidak terlalu memikirkannya.

Tepat kemarin saat Kyra telah menginjakkan kakinya di Kota Cambridge, Kyra merasakan perasaan canggung yang luar biasa, di mana Kota Cambridge yang cukup mempunyai banyak populasi sekitar 100.000 lebih, berbeda sekali dengan Kota Carmel yang hanya memiliki populasi kurang dari 4.000 orang.

Ditambah lagi Kota Cambridge merupakan bagian dari wilayah metropolitan Boston dan terletak tepat di arah utara Boston. Tidak mengherankan Kyra dapat melihat gedung-gedung pencakar langit di Kota Boston yang memang hanya berjarak sekitar 4 km.

Kepindahannya ke Cambridge sedikit membuat kedua orangtua-nya khawatir pasalnya Kyra anak tunggal dan akan menjadi sedikit cengeng saat merindukan orang-orang tersayangnya. Seperti sekarang Rachel Ibunya sedang menangis, Kyra yang melihatnya langsung memeluk sang Ibu erat.

"Mommy, don't be like that. Kyra akan semakin merindukan Mommy nantinya." Kyra berucap dengan lirih, mencoba agar tidak ikut menangis.

"I'm so sorry, baby. Bagaimana kalau kamu ikut mommy dan daddy kembali ke Carmel saja?" ujar sang Ibu. Kyra tersenyum mendengarnya. Kyra tahu pasti tidak akan mudah meyakinkan orangtua-nya apalagi sang Ibu.

"Mommy.. Just trust me, okay? Ini mimpi sekaligus pilihan Kyra. I promise i will make Mom and Dad proud. Mom and dad hanya perlu percaya saja, yah?" Kyra menjawab sembari memegang tangan sang Ibu, sekaligus mencoba meyakinkan dengan senyum lembutnya.

"Baiklah. Mom and Dad akan sering mengunjungimu, baby." Sang Ayah berkata sembari tersenyum hangat.

"Jangan Dad! Perjalanan cukup jauh dari Carmel ke Cambridge menggunakan mobil. Juga pasti akan menghabiskan banyak uang bila sering menggunakan pesawat. Tidak apa, Kyra bisa menjaga diri. Lagipula siapa yang akan mengontrol motelnya nanti? " Lagi. Kyra mencoba meyakinkan sang Ibu.

Keluarga Kyra memang mempunyai bisnis serupa motel yang cukup sukses berkat pesona Kota Carmel yang luar biasa indah membuat para tourist semakin sering datang ke kota tersebut.

Gerald sang ayah melirik jamnya dan ternyata telah menunjukan pukul 10.00 pagi, sedangkan keberangkatan mereka kembali ke Carmel pukul 11.00.

"Mommy tidak lupa penerbangan kita jam 11 kan?" Rachel langsung mendaratkan cubitan mautnya di pinggang Gerald.

"Daddy kenapa tidak memberitahukan dari tadi, bagaimana kalau kita ketinggalan pesawat?' Rachel menatap Gerald dengan pandangan membunuh dan ditanggapi dengan kekehan pelan.

LATIBULEWhere stories live. Discover now