51 - My Little Angel

2.5K 180 4
                                    

"Kau baik-baik saja?" Draco menyentuh bahuku ketika kami baru saja tiba di depan tempat kerjaku.

Aku mengangguk singkat, walau sebenarnya kepalaku tiba-tiba saja terasa sangat pening, "Aku baik-baik saja."

"Kau yakin? Tapi wajahmu tidak berkata begitu."

"Oh ayolah, aku akan baik-baik saja, sungguh." Ucapku meyakinkannya, dia sangat keras kepala dan aku harus mencoba membujuknya. Ini hari pertamaku kembali bekerja, tidak mungkin aku akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Hubungi aku bila terjadi sesuatu, aku akan mengakhiri rapatku lebih cepat." Tuturnya.

Oh Draco, dia selalu begitu. Bermulut manis, hampir saja aku ingin berteriak ingin cepat-cepat dinikahi saja, "Ya, jangan khawatir." Ucapku sebelum akhirnya dia mengecup bibirku dengan cepat dan aku segera keluar dari mobil.

George memintaku datang hari ini, kami hanya akan mengatur jadwalku untuk kembali ke aktivitasku yang sesungguhnya. Aku memutuskan untuk kembali bekerja, karena aku tidak tahan untuk tidak melakukan apa-apa. Draco juga sepertinya sibuk mengurus sesuatu dan membantuku untuk mencari keberadaan Dad.

Terakhir dia bersama dengan paman di Vienna, namun sekarang kondisinya menjadi sangat menegangkan. Aku hanya berharap dia baik-baik saja dan dapat segera bertemu dengannya.

George duduk di kursinya sambil melihat setumpuk berkas-berkas, wajahnya benar-benar senang ketika melihatku kembali.

"Darling! Astaga, kau tampak...." Diamatinya tubuhku dari atas hingga bawah dengan seyuman terpaksanya, "Kacau sekali..."

"Kenapa ada bekas-bekas seperti itu di tanganmu?" tunjuknya pada sekitar lenganku yang tidak tertutup baju.

Aku segera menutupinya dan tersenyum, "Oh, ya. Aku sempat kecelakaan saat berlibur."

"Kecelakaan?" tanyanya, dijawab dengan anggukanku, "Kenapa media bisa tidak tahu?"

Ah sial. Tentu saja dia tidak akan berhenti mengoceh soal ini. "Uhm, kau tahu kan Ayahku salah satu orang berkuasa? Dia menutupi semuanya dengan baik."

George menggeleng pasrah, "Well, jujur saja hingga saat ini latar belakangmu masih saja buram. Walau aku manajermu tapi aku seperti tidak mengenalmu seutuhnya, tentang siapa kau sebenarnya dan dari mana asalmu. Sungguh mengenaskan, kenapa pula pihak agensi mau memperkerjakanmu? Koneksi? Kenalan? Hmm?"

"Berhentilah mengoceh George, aturlah jadwalku!" selaku ketika ubun-ubunku sudah panas mendengar celotehannya, membuat kepalaku semakin pening.

"Tenang saja sayang. Aku sudah mengatur semuanya, untuk minggu ini kau masih bebas tugas. Tapi minggu depan jadwalmu benar-benar padat, jadi pastikan kesehatanmu baik-baik saja okay?" Geroge menatapku serius, aku mengangguk mengerti, "Oh ya, dan satu lagi..."

"Apa?"

"Seseorang sudah menunggu untuk bertemu denganmu."

"Siapa?" tanyaku bingung.

Dengan senyuman misterius yang mengerikan George tersipu dan tersenyum penuh arti, membuatku bergidik ngeri dan ingin berteriak karena wajahnya lebih menyeramkan dari pada mahluk ghaib yang pernah ada, "Astaga darl, aku tidak tahu kalau kau bisa berhubungan dengan orang ternama seperti dia. Kau sebaiknya segera menemuinya di ruang pertemuan, dia sudah menunggu lama."

Berbagai tebakan mengelilingi otakku. Apakah kakakku atau Dad? Aku tidak mengerti yang dimaksud George karena dia enggan memberitahuku namanya. Tapi dengan langkah tidak peduliku dan setengah kepala pening yang memuakkan ini, aku tidak pikir panjang dan segera menuju ruang pertemuan.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Where stories live. Discover now