36 - Come and Bite

5.5K 354 19
                                    

-Happy Reading-

-----

Italy. Oh kota yang sangat indah untuk dihabiskan di hari-hari liburmu dengan menyenangkan. Apalagi untukku, tentu saja sangat menyenangkan. Ditambah lagi, aku cukup populer disini, tidak sedikit yang mengenali wajahku dan meminta foto bersama. Aku sangat senang dengan tawaran seperti itu, I mean, why not?

Oh, ya tentu saja tidak bagi Draco. Wajahnya cemberut sepanjang kami berjalan. Aku memintanya untuk menemaniku sepanjang hari ini namun dengan berjalan kaki dan awalnya dia tidak keberatan dan berubah mejadi keberatan ketika melihat beberapa laki-laki yang meminta foto bersama denganku. Ya, tentu saja aku kan terkenal.

"Shura, tidak bisakah kau berhenti untuk menerima permintaan mereka dan mulai menikmati jalan-jalan romantis kita? Haruskah aku meminta Cessian atau Jose kemari dan membawa kita pergi dari sini secepatnya?"

Draco berjalan di sebelahku dengan wajah masamnya. Aku hanya meliriknya sekilas dan tersenyum tanpa menjawab pertanyaannya yang sudah pasti ia tahu bahwa aku akan menolaknya mentah-mentah. Maksudku, apa serunya bila berjalan-jalan menggunakan mobil? Kenapa tidak menikmati saja dengan berjalan kaki? Lagipula cuacanya sedang sangat bagus.

"Miss! Miss!" Teriak seseorang dari seberang jalan. Aku berhenti dan menoleh kepada seorang laki-laki yang berlarian menghampiriku dengan kamera di tangan kanannya.

Laki-laki tersebut terengah-engah, ia nampak sudah berlarian sepanjang jalan. "Maaf, bisakah aku meminta fotomu?"

"Kau ingin meminta fotoku atau kau ingin kita berfoto bersama?"

Sejenak ia seperti sedang berpikir kemudian tersenyum lebar, "Maksudku, boleh kita foto bersama?"

Aku memberikan sebuah anggukan singkat untuk menyetujui hal tersebut. Laki-laki tersebut mendekat dan berdiri di sampingku dengan jarak yang memang terhitung sangat dekat. Ia merangkulkan tangannya di pundakku dan ia berhasil mengambil beberapa potret foto wajah kami berdua.

"Err...." Laki-laki tersebut melihat hasil fotonya dengan pandangan sedikit kecewa. Ia tidak mengatakan apa-apa, namun aku dapat mengetahui dari mimik wajahnya hanya dengan sekali pandang.

"Hmm? Apa fotonya jelek?" Tanyaku padanya dan beringsut mengintip di sampingnya.

Ia mengangguk dan tersenyum paksa. "Ah tidak apa-apa. Aku sudah sangat bersyukur. Terimakasih sudah berbaik hati."

Aku menggelengkan kepalaku perlahan. "Sungguh, itu bukan apa-apa. Aku sama sekali tidak keberatan." Tatapanku beralih kepada wajah laki-laki itu, sekiranya ia masih berumur jauh lebih muda dibanding diriku.

Terdapat sesuatu di pandangannya saat menatapku dan entah mengapa itu membuatku ingin memperlakukannya dengan baik. Aku segera menyambar kamera ditangannya dan memberikan pada Draco yang sedari tadi memandang kami dengan tatapan masam.

"Draco, please?" Aku menatapnya dengan tatapan penuh harap dan menyodorkan kameranya kepadanya.

Ia tidak menjawab dan hanya menatapku dengan pandangan datar, kemudian ia memutarkan kedua bola matanya dengan malas.

Tentu saja dia tidak bisa menolak permintaanku. Ia sudah berjanji akan menurutiku apa saja yang aku inginkan selama di Italy dan Draco tahu dia tidak boleh ingkar janji.

Laki-laki tersebut tersenyum dan beringsut mendekat. Draco menatap tajam ke arah laki-laki tersebut disetiap gerakannya yang semakin mendekat. Ketika Draco siap untuk memotret kami dan menghitung mundur dari hitungan ketiga, laki-laki tersebut merangkulkan tangannya pada pinggangku, seketika Draco melotot dan wajahnya nampak benar-benar jengkel.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Där berättelser lever. Upptäck nu