56 - Reveal

2.4K 148 4
                                    

-Happy Reading-
-----

Perancis,

4 tahun yang lalu...

"Mr. Carlucio! Mr. Carlucio!" teriak dari sederetan para wartawan yang sedang mengerumuninya ketika ia baru saja turun dari mobil sedannya, "Mr. Carlucio, bagaimana tanggapan Anda mengenai putri Anda?"

"Apa benar dia tidak menginginkan untuk menggantikan posisi Ayahnya?"

"Mr. Carlucio!"

"Mr. Carlucio!"

Tanpa mengindahkan semua pertanyaan-pertanyaan wartawan diluar sana, Anthony Carlucio diamankan oleh kaki tangannya dan melesat masuk ke dalam gedung pencakar langit tersebut.

Emosinya sedang memuncak, tatapannya tajam, dikepalnya kedua tangan kekarnya dengan penuh hasrat ingin memukul sesuatu. Bagi Anthony tidak ada lagi kata-kata sabar untuk sekarang ini, kesabarannya sudah habus dibakar api amarah dan dia tidak tahan lagi dengan semua ini.

Ketika Anthony memasuki ruang kerjanya, sesosok gadis cantik berambut pirang dengan dress rapihnya sudah menantinya di dalam. Dibalik mata biru yang penuh dengan ketakutan itu Anthony melangkah masuk untuk mendekatinya.

Chiara muda, yang waktu itu masih berumur dua puluh tahun bangkit dari sofa dan mencoba mengumpulkan segenap keberaniannya untuk menatap balik sosok pria berambut putih itu.

"Ayah..." sapanya, sebelum sebuah tamparan melesat diwajah mulusnya.

Chiara memegangi wajahnya, menatap Ayahnya dengan nanar dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Beraninya kau mempermalukan Ayahmu di depan umum!" bentaknya dengan suara menggelegar, "Kau sudah tidak waras hah!"

"Ayah, dengarkan aku..." selanya dengan suara yang lirih, "Aku...."

"DIAM!!" teriaknya dengan emosi.

Otot-ototnya seakan menegang, membuat wajahnya merah padam akibat emosi yang meluap-luap. Rasa kecewa itu begitu mendalam sehingga mengalahkan rasa sayangnya pada putrinya sendiri.

"Kau! Bilang apa kau kemarin pada media!" bentaknya, "Kenapa kau mengatakan sesuatu yang bodoh! Sesuatu yang memalukan!"

"Ayah! Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu!" bantahnya dengan isak tangisnya yang tidak terbendung, "Aku tidak bisa hidup seperti yang kau mau, aku ingin menentukan arah hidupku sendiri Ayah."

Anthony membuang muka, dia benar-benar tidak paham dengan jalan pikir putrinya yang sudah mengacaukan segala sesuatu yang telah dipersiapkan lama olehnya. Saat ini keinginan terbesarnya sudah runtuh akibat ulah putrinya sendiri.

"Sudah cukup Ayah mengatur segala sesuatunya sejak aku masih kecil, tapi tidak untuk sekarang. Aku sudah besar, aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri. Aku tidak ingin menggantikan posisi Ayah!" pintanya.

"Huh?" Anthony berpaling menatap putrinya yang masih berlinang air mata, diraupnya wajahnya dengan gemas dan mendekat pada putrinya, "Baik. Kau bisa lakukan itu."

"Apa?" Chiara menatapnya dengan tidak percaya.

"Kau boleh hidup semaumu, setelah menuruti yang satu ini."

Chiara menggeleng, dia tidak mengerti apa maksudnya, "Aku...?"

"Aku tidak bodoh, jadi aku tahu kau sudah punya pacar diluar sana. Entah siapa pun laki-laki itu aku tidak peduli dan tidak ada waktu itu menyelidikinya lebih dalam. Tapi..." Anthony menatap putrinya dengan tajam, "Putuskan dia, kau akan segera menikah dengan orang lain."

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora