5 - Is that Draco

11.2K 693 14
                                    

-Happy Reading-

-----

Aku terbangun ketika mendengar suara ketukan pintu yang sangat berisik. Mungkin sudah sekitar lima menit aku mencoba untuk menghiraukan suara itu, namun tak kunjung berhenti juga.

Dengan berat hati, aku berjalan gontai keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.

"Shura! Aku tahu kau di dalam! Buka pintunya, kau ada janji denganku hari ini!" teriak seseorang sambil mengetuk pintu.

Aku membuka pintu dalam kondisi setengah sadar. Oh aku sangat lelah dan masih ingin tidur, sungguh biarkan aku hibernasi seperti beruang kutub saja untuk hari ini.

"God damn it! What the hell happened to you?" ucap Arber dengan raut wajah khawatir, lalu segera menyentuh seluruh tubuhku dengan panik.

"Awch! Sakit, Arber!"

Arber menatapku tajam dan melotot seketika. "Kau baru saja diperkosa? Atau jadi street fighter?!"

Aku mengerutkan keningku dan menyipitkan kedua mataku. Aku tidak paham apa yang dimaksud oleh Arber, ketika aku mengangkat kedua tanganku terlihat banyak sekali lebam disana.

Seketika aku merasa kebingungan sendiri dan segera lari untuk melihat penampilanku di cermin.

"Bloody Hell, what happened to me." ucapku terkejut ketika melihat seluruh badanku dipenuhi lebam.

Arber menghampiriku, "Siapa yang melakukan ini, Shura?"

Aku mengerjapkan mataku dan mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi semalam. Aku menatap wajah Arber yang semakin cemas dan rasanya otakku tidak bisa memproses.

Pandanganku tertuju ke arah lemari, aku memiringkan kepalaku dan mencoba untuk berpikir. Sepertinya ini ada hubungannya dengan lemari. Oh, seketika aku teringat akan sesuatu.

Semalam aku pergi bersama Draco, lalu mengalami World War III bersama Lin. Setelah kejadian itu Draco pisah mobil denganku, akhirnya aku meminta sopir untuk dipulangkan ke rumah saja. Sesampainya di rumah badanku terasa sakit semua seperti mau mati, aku tidak sempat mengobati lukaku dan hanya berganti baju lalu segera tidur.

"Shura!" teriak Arber menghancurkan lamunanku.

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, lalu mengusap wajahku perlahan. Oh astaga, aku sudah ingat semuanya.

"Bisa kau ceritakan apa yang telah terjadi? Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menempatkan dirimu di dalam posisi yang berbahaya!"

Aku menghirup nafas dan menghembuskan perlahan, aku tahu ini akan terjadi. Arber akan marah tidak karuan bila melihat keadaanku yang seperti ini, dan ternyata memang benar dugaanku.

"Tenanglah," ucapku meyakinkan. "Aku baik-baik saja, sungguh."

"Sungguh? Badanmu seperti orang yang baru saja dihantam oleh truck molen!"

Aku meringis menatap wajah Arber yang memerah, aku segera berjalan menuju ruang tv lalu duduk di sofa. "Kemarilah, kita bicarakan baik-baik."

Sejenak aku berpikir apakah sebaiknya merahasiakan ini pada Arber? Tapi dia sahabatku dan sahabat tidak akan pernah berani berbohong atau menyembunyikan sesuatu.

Arber adalah sosok gadis yang selalu dapat aku andalkan, dia terpercaya dan dia satu-satunya teman yang mengetahui seluruh kisah kehidupanku.

Aku mencoba untuk menenangkan Arber. Ketika dia sudah tenang, aku mulai untuk menceritakan urutan kejadiannya. Dimulai saat aku dikejar oleh orang-orang sinting itu hingga bertemu dengan Draco dan akhirnya berhadapan dengan Lin.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Where stories live. Discover now