Tiga Puluh Sembilan

1.3K 77 5
                                    

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

"Maaf, ya, kemarin aku bener-bener nggak tau Tyas bakalan lakuin itu lagi."

Bunga tersenyum simpul lalu mengangguk. Hal itu membuat Chandra mengernyit heran. Gadis itu tidak marah?

"Kamu nggak marah?"

"Nggak."

"Kenapa?"

Bunga tertawa kecil. "Malah nanya kenapa. Harusnya kamu seneng karena aku nggak marah. Segitu pengennya aku marah?"

Dengan cepat Chandra menggeleng. "Nggak mau," ujarnya.

Bunga tergelak seraya mengacak rambut Chandra gemas. "Udah ah, jangan bahas itu, ya?" pinta Bunga, tersenyum manis.

Mau tak mau Chandra pun mengikuti kemauan Bunga. Walau ia tak terima gadis itu tidak marah. Seakan-akan ia tak berarti lagi di mata Bunga sehingga apapun yang dilakukannya sama sekali tidak menyakiti gadis itu.

"Oh iya. Semalam nggak jadi makan satenya. Pulang sekolah, yuk?" ajak Bunga untuk kedua kalinya.

Chandra menopang dagunya dan berdehem mengiyakan. Matanya tak lepas dari wajah Bunga yang sedang menggulir layar ponselnya.

Sesekali gadis itu tersenyum kecil lalu kembali memasang wajah datar.

Chandra sangat takut ia akan menyakiti Bunga. Walaupun ia sudah beberapa kali membuat gadisnya sakit hati. Tapi, ketakutan terbesarnya adalah kalau ia melakukan kesalahan yang tak bisa dimaafkan gadis itu.

Entahlah hukuman apa yang akan diberikan Bunga padanya jika sampai itu benar terjadi.

Yang jelas Chandra berdoa semoga itu bukan dibenci oleh Bunga.

"Kamu ngeliatin apaan, sih?"

"Em ... bentar lagi bel masuk nih. Kita ke kelas aja, yuk?"

"Yaudah," balas Chandra lalu mengambil tangan Bunga dan mengapitnya di ketiaknya membuat Bunga menjerit.

"Ih jorok! Lepas nggak?"

"Nggak mau." Chandra tertawa keras menahan tangan gadis itu.

"Ih Chandra! Aku nggak mau ih! Lepasin..."

"Nggak! Nggak! Nggak!"

Bunga tertawa saat cowok itu semakin menarik tangannya ke depan sehingga tubuhnya tertabrak dengan tubuh cowok itu.

Chandra menarik satu lagi tangan Bunga dan melakukan hal yang sama seperti yang satunya.

"Ayo ke kelas," kata Chandra.

Mereka berjalan dengan posisi Bunga yang mengekor tepat di punggungnya. Bunga menenggelamkan wajahnya di punggung cowok itu, malu.

"Chan. Aku malu," gumamnya.

Bunga (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang