Dua Puluh Sembilan

1.5K 81 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Panas deh panas 😋😋

💫💫💫

"

Bunga, minum obat dulu, ya?"

Bunga menoleh ke asal suara. Melepas headset yang ia kenakan, lalu duduk di pinggir kasurnya dengan kaki menyila.

"Obat apa, Bunda?" tanyanya penasaran, melirik butir-butir kecil tersebut.

"Cuma obat buat sakit kepala kamu kemarin. Resep dari dokter." Bunda memberikan obat tersebut dan mengendikkan dagu, menyuruh gadis itu meminumnya.

"Kok harus pake obat? Kan Bunga cuma sakit kepala biasa. Terus juga sekarang nggak sakit lagi, kok," cerocos Bunga tak mau diam.

Bunda tersenyum tipis, mengelus rambut Bunga, menempatkan anak rambutnya ke belakang telinga. "Di minum, ya?"

Bunga tak bisa mengelak lagi. Ia mengangguk lalu sekali teguk obat itu sudah tertelan dibantu oleh air.

Bunda meraih laptop Bunga dan mematikannya. Bunga menunjukkan tatapan protes. "Kok dimatikan, sih, Bun?"

"Udah malam. Bunda nggak mau kamu bergadang."

Gadis itu cemberut. Masih ingin menonton drakor yang baru ia download semalam. Namun, di sisi lain ia tak berani membantah Bundanya.

Wanita itu mengecup kening anaknya, mematikan lampu utama--hanya menyisakan lampu tidur-- lalu beranjak keluar kamar Bunga.

Bunga meloncat ke tengah tempat tidur dalam posisi tengkurap. Memeluk gulingnya. Ia melirik ponselnya yang berkedip, meraihnya dan tersenyum saat nama Chandra terpampang di sana.

Tanpa mau membaca pesan dari cowok itu, Bunga menelpon Chandra yang langsung diterima oleh Chandra.

"Chan," rengek Bunga.

"Kenapa?"

"Gue disuruh tidur sama bunda. Padahal masih mau nonton."

"Bagus, deh."

"Kok bagus?" Suara Bunga sedikit meninggi. Kesal karena tak dibela.

"Lo nggak baca chat gue?"

"Apaan?"

"Tidur, Sayang. Udah malam. Gitu." Chandra terkekeh saat mengatakan itu.

Bunga mengulum senyumnya. Malu.

"Nggak mau tiduuurr...," rengek Bunga lagi.

Di ujung sana Chandra gemas mendengar nada bicara pacarnya. Cowok itu berdiri di balkon apartemennya, menatap langit malam yang gelap, tak ada bintang.

Bunga (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang