Dua Puluh Empat

1.6K 91 2
                                    

Sa ae segelas berdua 🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sa ae segelas berdua 🌚

💫💫💫

   Chandra menarik tangan Bunga menuju ke sebuah cafe yang belakangan sangat hits dan banyak didatangi remaja seperti mereka.

"Ke cafe mulu, bosan gue," cetus Bunga dengan wajah datar.

"Ini lagi hits tau, emang lo mau dikira ketinggalan zaman karena nggak pernah ke sini?" ujar Chandra mengabaikan bentuk penolakan Bunga.

"Bodo amat, ketinggalan zaman apanya? Cuma cafe kaya gini doang." Bunga memandang keseluruhan isi cafe yang terdiri dari dua lantai itu.

Sebenarnya memang cantik. Tampak nyaman dan cocok untuk tongkrongan remaja zaman sekarang yang mencari tempat yang instagramable.

"Duduk sini," suruh Chandra menarik sebuah kursi untuk Bunga. Cewek itu menurut sambil memperhatikan Chandra yang langsung melesat pergi untuk memesan minuman.

Bahkan ia tidak menanyakan pada Bunga ia ingin apa. Bunga mendengus pelan lalu kembali memperhatikan seluruh orang yang ada di sana.

Didominasi oleh remaja seperti mereka dan sebagian anak kuliahan.

Walaupun ramai tempat itu sama sekali tidak bising. Bunga mengernyit heran. Akhirnya mengerti saat melihat sebuah kertas di dinding yang bertuliskan 'Be quiet. Author area.'.

Ternyata tempat ini lebih dikhususkan untuk penulis. Pantas saja mereka dilarang ribut.

Chandra kembali dengan dua plastick cup di tangannya. "Liatin apa?" tanyanya.

"Bukan apa-apa," sahut Bunga menerima sodoran Chandra.

"Udah makan, kan?" Chandra bertanya lagi. Ingin memastikan kalau Bunga benar-benar sudah kenyang.

"Iya, udah." Bunga menekan kata 'udah' agar Chandra mengerti dan tidak bertanya lagi.

"Ayah lo lucu, ya?" Chandra terkekeh. "Lucu kenapa?" Bunga menaikkan alisnya.

"Lucu peliharaannya maksud gue," koreksi cowok itu mengingat semua peliharaan ayah Bunga.

"Ah, iya. Banyak banget, nggak ada yang bisa larang," angguk Bunga membenarkan.

"Lah? Ngapain dilarang? Biarin aja kali Ayah lo pelihara itu semua, yang penting kan nggak ada jerapah," kekeh Chandra.

Bunga mendengus geli. Kebiasaan ayahnya kalau sudah mengajak seseorang untuk melihat peliharaannya selalu sama. Selalu mengatakan bahwa yang belum ia pelihara adalah jerapah.

Ayahnya bukan tipe orang yang kaku. Ia masih bisa bercanda walau lebih sering serius.

"Bunga."

Bunga menoleh dan terkejut karena wajah Chandra sangat dekat dengannya. Ditolaknya kening cowok itu ke belakang.

Bunga (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang