Dua Puluh Enam

1.6K 90 3
                                    

Chandra dengan segala kegilaannya 😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chandra dengan segala kegilaannya 😌

💫💫💫

     Riuh suara ramai membuat Bunga agak terganggu. Tapi, ia menikmatinya selama itu bersama Chandra. Seperti janji beberapa hari yang lalu, mereka akan pergi ke pasar malam yang sudah berlangsung selama seminggu.

Sandra dan Danu juga ikut, tapi dengan inisiatif sendiri mereka langsung memisahkan diri dengan Bunga dan Chandra. Memberi waktu untuk pasangan baru itu menikmati momen berdua.

"Gue nggak tau kalo pasar malam udah mulai jam segini," ujar Bunga memandang ke sekitarnya. Kebanyakan yang ada di sana adalah anak-anak. Tentu saja, mereka pasti akan sangat semangat menikmati weekend di tempat seperti ini.

Warna-warni lampu menghiasi semua tempat. Menambah kobar semangat setiap pengunjung.

"Iya, mereka mulainya sore-sore gini tapi puncaknya selalu malam," balas Chandra menggenggam jemari Bunga, karena sesaknya pengunjung.

"Kalo sore gini aja udah rame gimana kalo malam?" Bunga bertanya-tanya sendiri, memperkirakan akan seperti apa bentuk tempat itu dengan orang yang berdesak-desakan, bahkan mungkin akan ada yang kehilangan anaknya.

"Ya gitu. Kita di sini sampe jam tujuh aja," tukas Chandra merapikan anak rambut Bunga yang beterbangan.

Bunga mengangguk pelan. Matanya berbinar saat melihat gerobak pedagang kembang gula. Digoyangkannya lengan Chandra dan menunjuk pedagang tersebut.

Chandra terkekeh. "Cewek dengan segala keinginannya."

"Beliin," rayu Bunga mengedipkan matanya beberapa kali.

Chandra mengusap rambut Bunga gemas. "Jangan kaya gitu. Nanti gue khilaf, loh." Dituntunnya tubuh Bunga menuju pedagang tersebut.

Chandra memegang bahu Bunga dari belakang. Melindungi cewek itu dari orang-orang yang lewat.

"Bang satu, ya," ujar Chandra sesampainya mereka di sana.

"Dua," sela Bunga.

"Satu aja, Bang," kekeuh Chandra. Ditutupnya bibir Bunga agar cewek itu tidak lagi bersuara.

Pedagang itu tersenyum tipis. "Beliin dua aja, Dek. Jangan pelit-pelit, loh, sama calon istri," godanya.

Chandra terbahak senang, kepalanya mengangguk-angguk. "Iya juga ya, Bang. Yaudeh, deh, Bang. Dua ya," ujar cowok itu, sudah melepas tangannya dari bibir Bunga.

"Dasar," cibir Bunga mencubiti lengan Chandra yang melingkar di lehernya.

Pedagang itu menyodorkan dua buah kembang gula berwarna biru kepada Bunga, yang segera disambut cewek itu dengan senang.

"Berapa, Bang?" Chandra mengeluarkan dompetnya.

"Dua belas ribu aja, Dek." Chandra menyerahkan selembar uang dua puluh ribu.

Bunga (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang