Chorong memegangi kepalanya sambil mengingat mimpi yang di alaminya tadi. Sosok arwah Ibu Suho muncul sambil mengancamnya untuk membunuhnya karena tidak bisa mengikuti perintah terakhirnya padanya. 

"Kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali memimpikannya?"

Ucap Chorong yang mulai beranjak dari tempat tidur.

Sudah sejak kemarin, dia pindah ke rumah Chanyeol karena permintaan terakhir Ayahnya itu. Chanyeol yang belum mengetuk pintu kamarnya, menandakan kalau dia masih tertidur. Pekerjaan nya sebagai penyanyi cafe di malam hari, membuat jam tidurnya menjadi sedikit. 

Chorong menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya di depan wastafel. Bayangan dirinya di cermin, membuatnya kembali teringat dengan mimpinya itu. Dia kembali membasuh wajahnya beberapa kali sebelum mengangkat kepalanya. 

Saat Chorong melihat ke arah cermin, betapa terkejutnya dia karena arwah Ibu Suho yang muncul sebagai bayangannya. Bahkan, Chorong hampir jatuh terduduk di lantai karena hal itu. 

Dia menutup kedua matanya dengan rapat dan kembali membukanya perlahan. Bayangan di cermin sudah menampakkan dirinya lagi. 

Terdengar suara handphone yang berbunyi dari luar kamar mandi. Sambil membasuh wajahnya, Chorong segera menuju tempat tidur dan mengambil handphonenya itu. 

"Yeobuseyeo?"

"Kau sudah siap?" Suara Changsub terdengar dari ujung telepon. 

"Eoh?"

"Apa kau lupa? Hari ini aku akan mengajakmu berkeliling"

"A-aku tidak lupa" Chorong memukul kepalanya sendiri dengan pelan karena lupa memasang alarm pada handphonenya.

"Arasseo. Aku akan menjemputmu sekarang"

"Eoh....."

Chorong mengakhiri panggilannya. 

"Aishh..." Dia segera beranjak dari tempat tidur dengan terburu-buru. 

Sementara, Changsub memasukkan handphonenya ke kantung celananya sambil memperhatikan sebuah rumah tingkat yang ada di depannya. 

"Kurasa, aku tiba lebih awal..." Ucap Changsub sebelum masuk kembali ke dalam mobilnya. 


Kingdom Mall.. 

Suho duduk di kursi ruangannya sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Selintas banyak memori singkat yang muncul di pikirannya. Tapi dia tetap tidak bisa mengingat apapun dari itu semua. 

"Daepyonim, gwenchanasaeyeo?"

Suho mengangkat kepalanya dan melihat sekretarisnya sudah berada di dalam ruangan. 

"Aku bisa membatalkan rapat hari ini sampai kondisimu membaik"

"Tidak perlu. Apa kau sudah menyiapkan semuanya?"

"Nde.." Sekretaris itu memberikan sebuah berkas kepada Suho. 

"Arasseo. Kau bisa keluar sekarang..."

Because of YouWhere stories live. Discover now