Epilog

10.7K 453 28
                                    

10 Jam Sebelum Premier Film

" Bagaimana menurutmu Call?" Arka menyodorkan 5 naskah film dengan judul yang berbeda-beda dihadapan Call.

Call melepaskan kacamatanya dan membaca setiap judul dari naskah yang disodorkan padanya.

Mereka berdua saat ini berada dalam ruang kerja Call. Call tengah sibuk meriview film terbaru yang akan disutradarinya. Sedangkan aktor yang pernah berkerja dengannya tak lain adalah suaminya tengah meminta pendapatnya untuk projek film selanjutnya yang akan dibintangi oleh suaminya itu. Kali ini mereka tidak akan bekerja sama lagi.

Walaupun bekerja dengan suaminya sendiri. Tidak jarang mereka masih suka berdebat mengenai proses pengambilan adegan. Bahkan ketika editing pun Arka selalu mempertanyakan masalah porsinya.

Oleh sebab itu, Call akan berpikir ulang jika harus menggunakan Arka sebagai aktornya lagi. Di rumah dan tempat kerja pernah membuatnya lupa peran mereka masing-masing.

" 2 Romance, 1 action, 1 thriller, dan 1 melodrama. Terlalu banyak pilihan" gumam Call.

" Apa sebaiknya aku mengambil yang romance aja ya" ungkap Arka " Aku sudah lama tidak bermain di Film romance. Pasti akan sangat menyenangkan".

Call lantas membaca cepat kedua naskah film bergenre romance itu.

" Kamu tidak boleh mengambilnya" ucap Call segera.

" Why?".

" Terlalu banyak adegan bermesraannya".

" Hanya akting Call".

" Lebih baik kamu ambil yang action atau thriller".

" Romance akan memperbaiki citraku dulu. Action sudah terlalu banyak peran yang aku ambil".

" Kalau gitu ambil yang thriller aja. Toh, selama ini kamu suka nonton film yang begituan"

" Apa kamu cemburu kalau aku berakting adegan bermesraan dengan lawan mainku?".

" Tidak juga. Aku tidak nyaman aja jika orang tuaku akan menonton filmmu yang harus melakukan adegan bermesraan dengan orang lain selain anaknya".

" Hanya itu?" Arka tidak mempercayai ucapan Call " Bagaimana ini? Aku sudah mengiyakan untuk ambil project film romance yang ini" Arka menunjuk salah satu naskah secara asal.

" Batalkan".

" Tidak semudah itu Call. Aku tidak ingin dibilang aktor yang tidak profesional".

Call kembali memakai kacamatanya " Terserah. Jika kamu tetap mengambilnya, aku akan membuat jadwal syuting filmku berada di luar negeri dan di luar pulau Jawa. Deal?".

Arka menaikan alisnya " Berdasarkan informasi dari sutradaranya film ini akan dilakukan di luar negeri juga. Aku bisa mengujungimu Call".

" Bagus kalau gitu dan aku akan memilih negara yang sangat jauh dengan filmu".

" Kamu tega Call?".

Call memperbaiki letak posisi kacamatanya " Tentu saja".

" Call, bukankah kamu harus meminta izin dariku dulu jika kamu ingin memilih negara yang akan kamu jadiin lokasi syuting. Aku adalah suamimu Call, sah secara hukum dan Agama".

Call memopang dagunya dengan tangan kirinya " Oh ya, seorang istri juga berhak dong untuk memberikan pendapat kepada suaminya. Negara kita aja demokrasi, masak kehidupan pernikahan kita nggak".

Arka mengkerutkan keningnya " Baiklah. Kita ambil jalan tengahnya saja Call. Kamu hanya boleh syuting di Indonesia dan aku juga akan syuting di Indonesia. Oke ?".

Marriage With Mr. Actor (The End)Место, где живут истории. Откройте их для себя