BAB 11

8.7K 511 6
                                    

" Bolehkah aku juga berdansa dengan saudari iparku ini?" tanya suara serak seorang laki-laki yang sangat dikenal oleh Call meminta izin ke Arka.

Call mendorong pelan Arka untuk memberikan jarak diantara mereka sembari menoleh kepemilik suara tersebut. Ben sudah berdiri disamping Call dan masih menunggu jawaban dari Arka.

Arka menatap Ben dingin, Ben juga melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Arka.

" Tentu saja boleh Ben. Tapi nantinya kau harus memaklumiku karena tidak bisa berdansa" kata Call yang menyadari suasana tidak menyenangkan diantara dua pria itu.

Ben mengalihkan pandangannya dari Arka ke Call " Suamimu belum menjawab pertanyaanku, Call".

Arka berdeham pelan " Silahkan, kau boleh berdansa dengannya" gumam Arka pelan dan meningalkan Call dan Ben berdua.

Call memandangi punggung Arka yang berjalan mendekati neneknya.

" Apakah aku menganggu kalian, Call?" tanya Ben mengalihkan perhatian Call.

Call mengeleng ragu " Tidak".

" Kita mulai berdansa sekarang?" ajak Ben.

" Boleh"

Ben meletakkan tangannya dipingang Call dan membawa Call bergerak pelan mengikuti irama lagu.

" Call, kau bahagia?" tanya Ben di sela-sela dansa mereka.

" Seperti yang kau lihat. Aku bahagia Ben" ujar Call.

" Apakah sekarang aku harus memanggilmu kakak ipar? Karena Arka lebih tua setahun dariku"

Call tersenyum " Panggil aku seperti biasa kau memanggilku, Ben".

" Call"

"Ya, Ben. Ada apa?"

" Hubungan pertemanan kita pasti mulai sekarang akan berubah"

" Maksudmu?" tanya Call tak mengerti.

" Aku merasa kau akan semakin menjauh dariku dan entah mengapa hingga saat ini aku masih tidak percaya kau sudah menjadi istrinya Arka" ungkap Ben jujur.

" Bukan hanya kau, aku juga tidak menyangka dia akan menjadi suamiku. Untuk apa aku menjauh darimu kita tetap berteman dan kau juga masih menjadi rekan kerjaku. Jadi, hapus pikiran-pikiranmu itu Ben. Aku masih tetap Call yang kau kenal" kata Call menjawab keraguan Ben.

Ben medesah pelan " Baiklah, mungkin hanya perasaaanku saja Sebaiknya kita sudahi dansa kita. Aku tidak tahan dengan seseorang yang dari terus menatap tajam ke arah kita berdua." ujar Ben "Kau sangat cantik hari ini Call. Oh ya, selamat datang di keluarga besar kami" sambung Ben dan memeluk Call sekilas.

" Terimakasih Ben" jawab Call tulus.

Ben berjalan meninggalkan Call sambil tersenyum. Call melangkah pergi untuk menghampiri teman-temannya. Ia sudah malas harus duduk diam di pelaminan. Sebelum menemui teman-temannya, Call mengambil minuman dingin yang telah disediakan sebagai jamuan untuk para tamu.

Berdansa dengan dua pria sangat menguras hati, pikiran, dan tenaganya. Terutama ketika ia berdansa dengan Arka. Dimana pria itu sekarang? Call mencari-cari sosok Arka yang tak lagi bersama neneknya.

"Sudahlah, mungkin dia bersama teman-temannya juga" pikir Call.

Call kembali melanjutkan tujuannya. Semua teman-teman dekatnya sedang berkumpul bersama, ada yang membawa pasangannya dan ada yang datang sendiri.

" Hei Call, pengantin baru kita datang teman-teman" seru Kia " Dimana suamimu?" tanyanya ketika Call sudah berada bersama mereka.

Call menaikan bahunya pertanda tidak tahu.

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang