BAB 7

8.3K 548 11
                                    

Prosesi Lamaran sudah selesai dilaksanakan dengan lancar. Semua persiapan pernikahan telah dibicarakan termasuk penentuan tanggal hari pernikahan juga sudah ditentukan sesuai dengan permintaan Arka. Jully kakak perempuan Call sempat memprotes tanggal pernikahan yang terlalu cepat untuk dilangsungkan dalam beberapa hari lagi. Arka kemudian memberikan sebuah alasan yang akhirnya dapat diterima oleh Jully.

Seluruh tamu undangan yang tentunya adalah keluarga dikedua belah pihak tengah menikmati jamuan dari pemilik rumah sambil bercengkrama. Nenek, kakek dan papa Arka serta keluarga tirinya sibuk berbincang-bincang bersama orang tua Call. Sedangkan Arka saat ini sudah dikelilingi oleh tante-tante dan para sepupu Call, ada yang mengajaknya berselfie bareng atau sekedar menanyai pertemuan pertama antara Arka dan Call. Arka dengan sabar melayani setiap permintaan dari mereka semua.

Walaupun tubuhnya berada bersama dengan keluarga Call tapi matanya tidak pernah bisa lepas dari sosok gadis berkebaya merah yang tengah menikmati cakenya. Call terlihat sangat cantik mengunakan kebaya merahnya. Arka lalu meminta izin dari tante dan sepupu Call untuk pergi sebentar karena ia sudah tidak tahan untuk menghampiri Call. Terlihat kekecewaan dari raut wajah mereka saat Arka melangkah pergi.

" Lihatlah, kau sudah menghabiskan dua cupcake dan sebentar lagi sepotong tiramisu" bisik Arka di telinga Call ketika ia sudah berada disisi gadis itu.

Mendengar suara bass milik Arka, Call sontak menoleh dan mendapati Arka yang berdiri disampingnya. Call kembali melanjutkan memakan cakenya.

" Dimana para pengemarmu?" tanya Call sambil mengunyah cakenya dan saat ia akan menyuap cakenya lagi tangan Arka tiba-tiba menghentikannya kemudian mengarahkan tangan Call yang memegang garpu berisi cake tersebut ke mulut Arka sendiri. Tanpa menunggu lama Arka menerima potongan cake itu dan mengunyahnya.

" Terimakasih" ucap Arka sambil mengunyah cake milik Call.

Call memutar bola matanya melihat kelakuan Arka barusan " Kau bisa mengambilnya sendiri cake yang lain masih banyak, Arka"

" Aku tidak terlalu menyukai makanan yang manis, tapi cake milikmu aku penasaran ingin mencobanya" kata Arka tanpa bersalah.

" Cake milikku ini juga berasal dari sana jadi rasanya pasti akan sama"

" Benarkah? Biarkan aku mencicipinya lagi. Bisakah kau menyuapiku dengan cake milikmu dan yang lainnya Call sehingga aku bisa membedakan rasanya" Arka mencondongkan tubuhnya meminta ke Call.

Call membesarkan matanya " Kau memiliki dua tangan Arka. Kau bisa melakukannya sendiri" erang Call.

Arka terkekeh mendengarnya " Well, dimana teman-temanmu?" tanya Arka.

" Mereka sudah pamit pulang karena ada urusan lain" jawab Call sambil meletakkan piringnya di meja " Kita duduk saja disana, aku sudah capek berdiri" Call menunjukkan ke arah bangku kosong di sudut ruangan.

Arka mengangguk setuju dan mengikuti Call sebelum pergi ke bangku tersebut Arka mengambil dua minuman untuk dirinya serta Call. Arka lalu menyodorkannya ke arah Call ketika mereka sudah sampai disana. Gadis itu meminumnya.

" Call saat kita menikah nantinya aku ingin kita tinggal di Apartementku saja, gimana?" Arka menanyai pendapat Call.

" Tidak masalah, bukankah aku harus mengikuti suamiku kemana pun ia pergi" ucap Call "Walau cuman bohongan" ia memelankan suaranya ketika mengucap kalimat terakhir.

Arka mengoyang-goyangkan gelasnya " Benar, semoga pernikahan kita ini tidak sampai ketahuan orang lain".

" Apa kabar wanita yang sedang dekat denganmu saat ini Arka. Aku tidak pernah melihat wajahnya lagi di kolum gosip" gumam Call sambil melihat orang-orang disekitarnya takut akan kedengaran dengan yang lainnya.

Arka melirik memandangi Call " Kau membaca gosip juga ternyata" seru Arka kaget.

" Aku juga hidup dilingkunganmu Arka. Aku harus tahu perkembangan berita Aktor yang akan bermain dalam filmku nantinya" sahut Call

" Aku tidak akan menghancurkan filmmu sutradara" kata Arka yang kembali bermain dengan gelasnya.

" Kau belum menjawab pertanyaanku Arka"

Arka diam dan mulai berkata" Aku tidak mengenal wanita itu, yahhh secara dekat maksudku. Aku hanya bertemu dengannya tidak sengaja ketika aku membintangi iklan perusahaannya" jelas Arka " Kau tahulah, media seperti apa. Selalu membesar-besarkan sebuah berita" sambungnya lagi.

Call mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Arka " Kenapa kalian tidak mengklarifikasinya saja tanpa harus menikahiku".

" Aku bisa saja mengklarifikasinya dengan wanita itu tapi setelahnya media pasti kembali mencari hal yang tak berguna tentangku lagi. Aku hanya bisa membukam mereka dengan cara menikahimu. Jujur aku sudah bosan dengan gosip yang tidak jelas kebenarannya"

Call mengerti apa yang dimaksud oleh Arka " Kau ingin melarikan diri tapi kau juga harus mengurangi kebiasan burukmu dengan wanita cantik"

Arka tersenyum tipis " Baiklah istriku, kanda akan melakukannya untuk menyenangkan hati permaisuriku" ujar Arka mengubah nada bicaranya seperti tokoh-tokoh film era 80an.

Call tertawa mendengarnya " Kandaku, bisakah kau mengeser tubuhmu sedikit saja. Aku ingin menjulurkan kakiku kedepan" Call yang ikut-ikutan berbicara seperti Arka.

" Tentu saja bisa. Atau kau ingin bersandar pada bahuku? Aku sama sekali tidak keberatan" kata Arka sambil menepuk bahunya pelan.

" Oh no, Thanks"

Mereka kemudian diam menyaksikan keluarga mereka yang masih sibuk bercengkrama. Call lalu menutup matanya sejenak.

" Call" Arka memanggil Call pelan.

" Yah, ada apa?" jawab Call tanpa membuka matanya.

" Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"

" Katakan apa yang ingin kau ketahui Arka?" gumam Call.

Arka memberikan jeda sebelum ia bertanya tentang hal yang selalu membuatnya penasaran "Ada sesuatu hal yang membuatku selalu ingin bertanya padamu. Kuharap kau menjawabnya dengan jujur Call. Hubungan seperti apa yang kau miliki dengan Ben? Tanya Arka pada akhirnya.

Call membuka matanya dan menoleh kearah Arka " Aku berteman baik dengannya" jawab Call.

Arka mengeleng dengan cepat " Ada yang kau sembunyikan Call?" sanggah Arka.

" Aku dan dia pernah memiliki hubungan yang sangat dekat sekali, kami nyaris hampir pacaran saat masih sekolah. Ketika akan kuliah aku dan dia memilih Universitas yang berbeda.Ben meneruskan kuliahnya di luar negeri sedangkan aku tetap di Indonesia" Kata Call jujur.

" Lalu?" Arka yang masih kurang puas dengan penjelasan Call.

" Kami berpisah dan hanya mengirimi email untuk tetap menjalin komunikasi. Dia sibuk dengan kehidupannya disana dan aku juga sibuk dengan duniaku sendiri. Hingga pada akhirnya dia pulang ke Indonesia untuk meneruskan bisnis papamu dan kami saling bekerja sama. Hanya sebatas itu. Tidak ada yang aku sembunyikan lagi darimu" Call menjelaskan panjang lebar.

' Mungkin kau tidak memiliki perasaan dengannya Call, tapi aku sebagai pria bisa merasakan bahwa dia masih tertarik padamu' kata Arka di dalam hatinya.

Saat Arka ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba nenek Arka memanggil mereka berdua untuk bergabung. Call dan Arka segera beranjak dari bangku melangkah ke tempat keluarga mereka.

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Arka serta keluarganya lalu pamit untuk pulang ke rumah. Sebelum pulang Arka sempat membisikkan sesuatu ke telinga Call.

" Bagiku dia adalah sebuah naskah cerita tua dari masa lalumu tapi saat ini akulah yang akan mengisi naskah cerita baru untukmu. Kau bisa percaya padaku Call. Aku tidak akan membiarkan kau dekat-dekat dengannya lagi selama aku menjadi suamimu" ujar Arka dan membiarkan Call mematung setelah mendengarkan ucapannya.

:::: Haii... Terimakasih sudah bersedia membaca dan memberikan voting

Sampai jumpa lagi di lain waktu ^^

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang