BAB 18

7.7K 497 37
                                    

" Kau melihat Call? Dari tadi dia belum kembali sejak 15 menit yang lalu" tanya Ben kepada Tito yang duduk dihadapannya.

" Mungkin dia sudah pulang untuk istirahat" jawab Tito yang sebenarnya tidak menyadari Call pergi.

" Bagaimana bisa dia pulang tanpa membawa tasnya. Tas yang selalu dibawanya masih disini" komentar Ben.

" Tunggu sebentar aku akan meneleponnya" ujar Tito yang ingin menghubungi Call.

" Tidak usah. Aku akan mencarinya diluar sekalian menunggu animator yang akan berkerja sama dengan kita katanya dia sebentar lagi akan sampai" Ben lantas membawa tas milik Call dan berniat untuk menyuruhnya pulang beristirahat dirumah.

" Oke, aku paham" Tito mengangguk mengerti.

Ben segera menuju pintu keluar Cafe mencari Call. Ben sudah memahami kebiasaan Call yang selalu lupa dengan barang yang dibawanya dengan meletakkan dimana saja. Tak jarang sudah berapa banyak barang milik Call yang hilang.

Sesampainya di pintu Ben dengan mudah mendapati sesosok tubuh Call. Call berjalan dengan langkah yang terburu-buru seperti ingin meninggalkan tempat ini secepatnya.

'Kenapa dia? Siapa yang membuatnya seperti itu' pikir Ben.

Handphone yang berada di saku celana Ben berdering dengan segera ia menjawab panggilan telepon.

" Hallo Ben, ini aku Ian. Aku sudah di parkiran. Bisakah kau keluar aku tidak tahu harus ke ruangan yang mana" .

Animator yang berkerja sama dengan film produksina sudah datang " Baiklah, kebetulan aku juga sudah diluar. Kau dimananya Ian ? aku akan menuju tempatmu".

" Aku baru saja keluar dari mobilku. Tetapi, assistenku sudah sampai duluan di tempatmu".

" Oke. Aku akan kesana".

Ben seketika teringat dengan tas yang dipegangnya sekarang dan ia harus memanggil Call sebelum gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Saat hendak memanggil Call, ia mendengar suara seorang wanita yang tak jauh darinya menyebut nama Rey. Panggilan nama kecil Arka ketika ia pertama kali bertemu dengan saudara tirinya.

" Sudah lama tidak bertemu Rey" sapa wanita itu lembut.

Ben menoleh ke arah sumber suara tersebut dan mendapati saudara tirinya berdiri diam tak jauh darinya serta wanita itu. Dugaannya benar, Arka adalah Rey yang dimaksud wanita itu. Sepertinya Arka mengenal wanita yang tengah menatap ke arahnya tanpa melepaskan senyum bahagia yang terukir diwajahnya.

" Ben" teriak seorang laki-laki dan berjalan mendekati dimana Ben berdiri sambil melambaikan tangannya.

Ben membalas sapaan Ian. Arka yang sedari tadi hanya berdiri mulai menyadari kehadiran Ben. Wanita itu juga memandang ke arah Ben dan Ian secara bergantian.

" Bukankah kau Arka? Aktor utama dalam Film yang aku kerjakan sekarang" ujar Ian saat sudah berada diantara mereka bertiga dan mengajak Arka untuk bersalaman.

Arka menerima uluran tangan Ian " Senang bertemu dengan anda".

" Maaf aku tidak jadi datang saat syuting tadi Ben. Padahal aku ingin melihat Arka berakting secara langsung" kata Ian merasa bersalah.

" Tidak apa. Waktu syuting masih panjang" kata Ben.

Ian tertawa " Kau benar" Ian membenarkan " Perkenalkan wanita yang saat ini bersama kita, dia adalah Laura Kate assistenku yang tadi aku bicarakan" Ian memperkenalkan Laura sebagai assitennya.

Laura berjalan mendekat dan memperkenalkan dirinya " Perkenalkan aku Laura Kate".

" Aku Ben dan dia adalah...." Ben yang ingin memperkenalkan Arka terpotong oleh Laura.

Marriage With Mr. Actor (The End)Where stories live. Discover now