Chapter 39 - I'm (not) fine.

1.1K 41 0
                                    

Hal pertama yang kulihat adalah Zio yang terbaring kesakitan memegang perutnya, sementara Marsel dan Evarado terus saling melawan.

Aku berjalan menghampiri Zio dan membantunya untuk duduk. “Lo di apain sama Evarado?” tanyaku

Zio terkejut. “Kok lo ada di sini?”

“Itu nggak penting.”

“Gue suruh lo, Aldan, dan Alodie untuk nunggu di mobil.”

“Gue mau bantuin kalian.”

“Nggak usah, Ra.”

Aku menoleh ke belakang, lebih tepatnya melihat Evarado yang sedang memukul Marsel berkali-kali.

“Sebentar.” ucapku pada Zio

Aku berjalan menghampiri mereka dengan tangan terkepal kuat.

“Azura!” panggil Zio

Aku langsung mendorong Evarado dengan kencang dan langsung memukul wajahnya.

“Urusan anda sama saya, bukan mereka!” bentakku

Evarado tertawa sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. “Kamu itu perempuan, mana bisa lawan saya?”

“Dan perempuan juga bisa menang!”

“Oh ya? Bisa buktikan?”

Rahangku mengeras. Aku melangkah lebar menghampirinya. Tapi sialnya setiap pukulan yang aku layangkan, dia selalu berhasil menghindar dengan disertai tawa mengejek. Sialan.

“Cuma ini kemampuanmu?” tanya Evarado

Gerakanku berhenti. Aku tersenyum tipis. “Oh enggak, masih ada jurus lain.”

Aku langsung menendang kepunyaannya. Dia meringis kesakitan, aku mundur beberapa langkah dan tersenyum puas.

“Saya mau tanya sesuatu ke anda.” ucapku sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada. “Apa maksud anda mengatakan bahwa pekerjaan ayah saya berantakan gara-gara anda?”

Meskipun masih kesakitan, Evarado tetap tertawa pelan. “Kamu punya otak untuk berpikir kan? Seharusnya kamu bisa paham apa yang saya ucapkan.”

Aku cemberut.

“Sudah saya bilang, kalau kamu mengusik hidup saya, maka saya juga mengusik hidup kamu dan keluargamu. Adil bukan?”

“Brengsek!”

“Ternyata seseru itu membuat seseorang hampir di pecat.” Evarado kembali tertawa

Aku berjalan menghampirinya ingin memukulnya lagi, tapi sialnya dia malah mencekikku dan mendorongku dengan kasar ke dinding. Evarado memukul wajahku, dan tubuhku langsung tersungkur. Dan sialnya, dia juga menendang perutku.

Marsel langsung menarik kerah kemeja Evarado dan kembali memukulnya, sementara Zio membantuku duduk.

“UDAH GUE BILANG LO NGGAK USAH LAWAN EVARADO!” bentak Zio

“Tapi Zi---"

“Gue anterin lo keluar.” Zio berniat membantuku berdiri, tapi aku langsung menahan lengannya supaya dia tetap duduk.

“Gue harus selesaiin ini.” ucapku

“Ra, jangan keras kepala!”

“Ini masalah gue Zi..” lirihku dengan suara gemetar

“Tapi ini juga demi kebaikan lo, Ra!” seru Zio

“Tapi gue nggak suka liat teman-teman gue terluka gara-gara gue.” ucapku mulai terisak

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang