Chapter 1 - Ketakutan.

8.9K 184 2
                                    

Cowok itu.

Sudah tiga hari berturut-turut aku selalu memimpikan cowok itu. Cowok asing yang tidak kuketahui namanya, bahkan aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya selain di dalam mimpi. Namun walaupun itu hanya mimpi, tapi bagiku terasa seperti nyata. Cowok itu hadir di mimpiku dengan kejadian yang berbeda-beda. Seperti tadi malam, aku bermimpi diriku sedang berada di toko buku dan tidak sengaja bertemu dengannya, kami juga mengobrol banyak hal seperti sudah saling mengenal satu sama lain.

"Azura!"

Aku membuyarkan lamunanku lalu menoleh ke sumber suara, kulihat Alodie berlari ke arahku dan begitu tiba di hadapanku dia langsung duduk di sebelahku dan menangkup kedua pipiku.

"Azura, Azura, Azura, lo udah tau berita terpanas hari ini nggak?"

Aku menghempaskan kedua tangannya lalu mendelik sebal, "Apa sih, Al! Gue tau hari ini cuacanya panas."

"Bukan itu, Azura Zippora." Kulihat Alodie menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya berlebihan. "Darka jadian sama Syua."

Aku mengerutkan keningku, mereka berpacaran? Sejak kapan?

Melihat ekspresiku yang mungkin terlihat aneh, Alodie lantas bertanya, "Ra, lo nggak apa-apa?"

"Mereka kapan jadian?"

"Gue denger dari orang-orang sih kemarin."

Heol, kenapa Darka, mantanku, bisa jadian sama Syua? Apa dia mau menjadikan Syua sebagai target selanjutnya?

"Yaudah elah nggak usah heboh gitu." ucapku tak minat

Aku lalu menyampirkan tasku di bahu kanan lalu berkata pada Alodie, "Gue cabut duluan."

"Lo nggak pendalaman materi?"

Aku lantas menggeleng, "Bilang aja gue lupa matiin keran kamar mandi, takut banjir rumah gue."

Aku lalu bangkit dari kursi panjang yang berada di koridor sekolah lalu pergi ke toko buku karena harus membeli buku paket fisika untuk mengganti buku paket fisika---yang sengaja dipinjamkan dari sekolah untuk murid-muridnya---yang hilang.

Jarak antara sekolah dan toko buku tidak jauh, hanya beberapa meter saja. Dan begitu tiba di toko buku, aku langsung mencari buku fisika kelas 12. Sedikit kesusahan mencari buku sialan itu karena kata Bu Rahma, selaku guru fisika dan sebagai wali kelasku, aku harus menggantinya dengan cover dan isi yang sama.

Sebenarnya itu adalah salah abang, bukan aku. Abang meminjam buku milikku karena ingin membantu Reta---pacar kesekiannya---menyelesaikan tugas sekolah. Iya, pacarnya seumuran denganku.

Ketika aku meminta buku fisikaku, abang dengan enteng menjawab jika dia lupa menaruh bukuku, di rumah Reta pun tidak ada. Hal itulah yang menbuatku sangat kesal, dan akupun menggigit lengan abang sampai berbekas. Dia sempat menyerapahi adiknya sendiri, tapi aku tidak peduli.

Abang juga tidak mau mengganti rugi sepersenpun dan alhasil aku yang mengganti buku fisika itu dengan memakai uang jajanku.

Dia memang kadang suka pelit.

Aku meminta kepada salah satu karyawan toko buku yang berambut klimis untuk membantuku mencari buku yang kucari. Selagi karyawan itu mencari, aku berjalan menuju rak novel, membaca beberapa blurb novel yang menurutku menarik.

Namun ada hal yang sedari tadi mengganggu dan membuatku sedikit risih, aku merasa seperti sedang di perhatikan. Bukannya aku geer, tapi memang itu yang aku rasakan.

Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, namun tidak ada orang di sekitarku. Aku lalu menoleh ke belakang, dan taddaa! Aku melihat seseorang berdiri di bagian rak komik yang secara terang-terangan tengah menatapku.

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang