"Ada siapa, non?" tanya bi Minah dari belakang Rara.

"Aduh, buset! Kaget gue," guman Rara.

"Oh, itu ada temen Rara, bi," jawab Rara.

"Oh, non Teri sama non Naya ya, non?"

"Iyap, betul sekali."

"Mau bibi siapin cemilan sama minuman non?" tawar bi Minah.

"Eh ga usah bi, nanti aja Rara suruh ambil sendiri. Bibi istirahat aja, pasti bibi capek," ucap Rara.

"Beneran nih non?"

"Iya beneran bi, bibi masuk kamar gih."

"Ya udah bibi istirahat di kamar ya, non. Kalo non butuh apa-apa panggil bibi aja."

"Oke, bi."

Bi Minah pun langsung berjalan menuju kamarnya.

Ceklek.

Ketika Rara membukakan pintu, Rara pun di buat melongo ketika ia melihat kedua temannya sambil membawa dua kopper besar dan barang barang yang sangat banyak.

"Lama amat si lo bukain pintu, jadi banyak nyamuk yang buncit, kan," omel Teri pada Rara sambil mengusap-usap tangannya akibat di gigit nyamuk.

"Kali-kali darah lo di sumbangin!"

"Ya gak ke nyamuk juga kali, gue gak ikhlas!" gerutu Teri.

"Serah lo," ucap Naya dan Rara kompak.

Rara pun kembali melihat ke arah kopper besar itu.

"Heh cicak! Lo berdua ngapain bawa kopper segede gitu?" tanya Rara.

Teri dan Naya pun hanya saling melempar senyum manis mereka pada Rara.

"Caelah, senyum lagi. Horror tau gak!"

Tanpa aba-aba Teri dan Naya langsung menerobos masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Tidak sopan sekali bukan?

"Heh main masuk aja! Belum di persilahkan juga!" Rara pun segera menutup pintu dan berjalan mendekati dua temannya yang gesrek ini.

"Untung temen!" decak Rara sambil mengelus elus dadanya.

"Assalamualaikum rumah Rara. Teri dan Naya berkunjung lagi untuk yang kesekian kalinyaaa," teriak Teri girang.

"Eh dugong, pake teriak-teriak lagi lo, emang rumah gue hutan belantara apa?" omel Rara yang tidak sanggup mendengarkan suara Teri yang seperti kaleng rombeng.

"Ih lo mah bukannya di sambut kek apa kek, gitu lo mah!" ucap Teri sambil mengerucutkan kan bibirnya, "KITA MAH APA ATUH CUMA BUTIRAN DEBU DOANG!" tambahnya.

"Kita? Lo aja kali gue si, NGGAK!" sahut Naya yang menekankan kata 'nggak' di depan Teri.

"Woi kampret! Selow dong ga usah pake nyembur juga kali!" ucap Teri sambil mengusap mukanya yang terkena semburan air hujan dari mulut naya.

"Hehehe, maap!" ucap Naya sambil cengegesan.

"Gue tanya kalian ngapain bawa dua kopper segede itu kesini?" tanya Rara. "Lo berdua di usir?" tambahnya.

"Kita mau nginep di rumah lo, untuk beberapa hari. Boleh, kan?" jawab Naya.

"Boleh ya Raa, please," rajuk teri sambil memasang puppy eyes nya.

"Ga bisa, ga bisa! Emangnya rumah gue tempat penampungan gembel apa," tolak Rara secara mentah-mentah.

"Sembarangan ya lo kalo ngomong! Kita berdua princess, bukan gembel!" balas Teri tak terima, "lagian niat kita baik, ya gak, Nay?"

"Ngga juga tuh! Ini cuma karna di paksa aja sama nih curut satu," ucap Naya sambil menunjuk ke arah Teri.

"Oh gitu, ya? Ya udah deh. Iya, iya gue ngaku, gue yang ngajak lo. Puas?"

"Ohh tentu sangking puasnya, sampe-sampe gue mau jahit tuh mulut lo! Berisik banget tau gak," jawab Naya sambil menutup kedua telingannya.

"Punya temen sepuluh aja yang modelannya kaya lo, bisa-bisa telinga gue conge!" cecar Rara.

"Ya maap!"

"Btw bonyok lo pulang kapan? Soalnya kalo ada bonyok lo gue ga enak bawa-bawa nih anak curut.  Yang ada ganggu kedamaian bonyok lo lagi" tanya Naya memastikan.

"Ngga adanya bonyok gue juga, nih bocah udah ganggu kedamaian hidup gue yang nyaman dan tentram!" tukas Rara.

Teri pun hanya memberikan juluran lidahnya pada Rara seraya meledek.

"Ya udah bentar, gue telfon nyokap gue dulu," ucap Rara dan langsung mencari nama kontak mamanya. Yang bertuliskan 'Macan' (Mama cantik).

"Hallo sayang, ada apa?" suara Merrie terdengar di ujung sana.

"Hallo, Ma. kapan pulang?" tanya Rara to the point.

"Gatau nih, abis kerjaannya selesai mungkin, sambil nungguin Papa kamu selesai."

"Masih lama?"

"Kayaknya. Emang kenapa?"

"Ngga, Ma. Ngga kenapa-napa, ya udah Rara tutup telfonnya ya, Ma. Dah Mama, salamin ke Papa ya."

"Iyaa."

Tut.. Tut.. Tut..

Baru saja Rara mau mengucapkan salam, telfon sudah di matikan lebih dulu oleh Merrie.

"Buset langsung aja di matiin!" dercak Rara.

"Boleh, kan?" tanya Naya sekali lagi.

"Iya, boleh."

"YEAYY!!" sorak Teri kegirangan.

"Ra, kita tidur di kamar lo ya, ya..., Please," rajuk Teri kembali.

"Ogah! Mending kalian tidur di teras sana! Sama nyamuk sekalian," ucap Rara. "Kalian, kan jomblo," ledek Rara.

"Kejam lo, Ra!" ucap Teri.

"Ra, masa lo tega sama sahabat lo yang unyu-unyu ini tidur di teras si Ra. Jangan di teras ya, kalo si Teri si ga papa di mana aja gue ikhlas kok!" rayu Naya.

Teri pun yang mendengar ucapan Naya langsung memasang wajah melasnya.

"Ya udah, ya udah! Itu muka biasa aja kali ga usah di jelek-jelekin juga!" Rara pun mengalah.

"Horeee!!! Gue menang lagi!" pekik Teri dan langsung ngacir menuju kamar Rara dan melupakan koppernya.

"TERI KOPPER LO BAWA, SET DAH!" teriak Rara.

"SEKALIAN BAWAIN. GUE LUPA!" sahut Teri.

"TAI KAMBING LO!"

🌿🌿🌿

 Ada yang kangen Agi nggak? Btw itu si Agi kalo senyum manis bat buset!😍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada yang kangen Agi nggak? Btw itu si Agi kalo senyum manis bat buset!😍

Just For YouWhere stories live. Discover now