"Aku tidak tahu apa dia akan merasa seperti itu. Tapi aku tidak mempunyai pilihan lain. Lagipula, aku harus terus melanjutkan hidupku demi anakku ini" Wanita itu mengelus perut besarnya

"Bagaimana kau tahu namaku? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya di sini"

"A-aku menanyakannya pada karyawan lain untuk mencari pemilik kalung ini. Aku merupakan karyawan baru..."

Wanita itu mengangguk tanda mengerti. Toko itu dimasuki beberapa pengunjung dan membuatnya mengucapkan terimakasih sekali lagi pada Chorong sebelum kembali bekerja. 


Chorong berjalan keluar toko dan melihat hantu pria tadi membungkukkan badan padanya. 

"Kenapa dia masih terlihat sedih??" Gumam Chorong dalam hati sambil memperhatikan hantu itu menghilang dari pandangannya

Saat ingin berjalan kembali untuk meneruskan pekerjaannya, Chorong tampak teringat sesuatu.... 

"Trolleyku.."

Chorong kembali menuju depan ruangan Suho. Dia bernafas lega karena trolleynya masih berada di sana. 

Saat berjalan sambil membawa trolley itu, dia melihat Ayah Suho yang merupakan pemilik Mall itu, melangkah berlawanan arah dengannya. 

"A-annyeonghaseyo..." Chorong menghentikan langkahnya dan membungkukkan badan

Tapi sepertinya, pria paruh baya itu tidak melihat dan mendengar Chorong karena sedang mengobrol dengan seseorang lewat handphonenya. 

"Eoh. Kita bisa bertemu sekarang....." Hanya itu kalimat yang bisa di dengar Chorong saat Ayah Suho melewatinya 

Chorong memperhatikan punggung pria itu menjauh. Dia juga bisa melihat arwah istrinya yang terlihat mengikutinya dari belakang. 


Suho yang sedaritadi sibuk memeriksa beberapa kertas di meja kerjanya, pandangannya tampak beralih ke pintu ruangan yang terbuka.. 

"Aku meninggalkan berkas di ruanganku. Aku ingin kau memeriksanya sebelum rapat besok. Ada urusan yang harus ku kerjakan diluar Mall hari ini" Ucap Ayahnya sambil menaruh handphonenya di saku celananya

"Dengan seorang wanita??"

Ayah Suho terdiam melihat anaknya itu. 

"Bukan urusanmu. Kerjakanlah pekerjaan yang ku berikan dengan baik... "

"Jangan khawatir. Aku selalu melakukannya dengan sangat baik" Suho kembali memperhatikan kertas-kertas di depannya 

"Ayah Eunji mengundang untuk makan malam di rumahnya malam ini"

"Aku sibuk...."

"Mwo??"

"Bukan hanya kau saja yang mempunyai urusan yang harus di selesaikan hari ini"

"Kim Suho. Berani sekali kau berbicara seperti itu di depan Ayahmu sendiri. Kau harus datang malam ini. Jangan sampai mempermalukan namaku di hadapan calon mertuamu"

Because of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang