"Aku harus menyusul Jungkook, aku tidak mau dia mengotori tangannya membunuh siapapun saat dirinya sedang mengandung. Itu tidak akan terjadi." Taehyung menatap lekat ketiganya bergantian.

"Tidak tae, kau baru saja pulih." Sergah Yoongi merasa keberatan.

"Aku, Namjoon hyung dan Jimin bisa menyelesaikannya."

"Aku ingin menyelesaikannya sendiri, jadi kumohon bantu aku hyung."










//


//











Jungkook melangkahkan kakinya terburu pada sosok pria yang begitu ia cintai, berdiri dengan gagah seperti biasa meski terlihat banyak luka pada tubuhnya yang masih tertutup perban.

Dirinya menghambur kedalam pelukan sang pria, menenggelamkan wajahnya pada ceruk sang dominan, menghirup rakus feromonnya dalam-dalam, candu yang selalu bisa menenangkan hatinya yang kacau. Bahkan bau anyir yang tadinya mendominasi kini hanya dipenuhi harum si pemuda Kim pada penghidunya, seketika membuatnya reflek memeluk semakin erat. Hingga entah kapan sebuah isakan terdengar pelan.

"T-taehyung, Taehyung-ku." Racaunya.

"Ssstts aku disini sayang." Tangan Taehyung mengelus lembut punggung Jungkook sembari membubuhi ciuman kupu-kupu pada pucuk kepalanya.


"Kau membuatk takut, aku takut sekali Tae."

Perlahan Taehyung menarik diri melepaskan pelukan cintanya sekedar mengamati wajah cantik si pemuda Jeon yang memerah dengan kedua netranya yang mulai basah. Kemudian memberikan sebuah kecupan pada bibir pulmnya dan jemarinya menghapus jejak air mata pada kedua pipi gembilnya.

"Aku baik-baik saja sayang, kau lihat kan ? Aku disini bersamamu dan akan selalu begitu." Dan lengannya kembali merengkuh tubuh Jungkook kedalam pelukannya, mengindahkan rasa sakit pada sekujur luka tubuhnya yang belum mengering saat pelukan Jungkook kembali mengerat. Dirinya terlampau senang bisa memeluk cintanya lagi.



Pada detik berikutnya Yoongi memasuki ruangan tersebut dengan Jimin dan Namjoon. Pandangannya memperhatikan mayat-mayat yang bergeletakan tak berdaya dengan si Jiyoung yang meringkuk terus bergumam ingin mati.

Lalu sebuah seringai tercetak pada bibir tipisnya yang bagaimanapun tertangkap jelas pada netra si sulung Kim dan pemuda Park.

"Kerja bagus, Jungkook cocok sekali denganku jika urusan membalas dendam." Gumamnya, membuat Jimin menghela nafas frustasi.

Yoongi mendekat kearah Hoseok, melewati pasangan yang kini tengah memeluk melepas rindu diikuti Jimin disampingnya.


"Bereskan semuanya, anak buahku juga akan membantu." Ucapnya pada Hoseok yang kemudian diangguki olehnya.

"Dan jangan bunuh Jiyoung, biarkan dia seperti itu. Menjadi gila dengan perasaan bersalah." lanjutnya kemudian berlalu tanpa peduli tatapan tak percaya pada wajah Jimin terhadapnya.


Namjoon mendekat dan menepuk pundak Jimin pelan, memberikan senyum berlesung pipinya sekedar menenangkan.

"Jangan dibantah, turuti apapun maunya atau dia akan melakukan hal yang lebih dari ini." Ucap Namjoon kemudian ikut berlalu untuk mengarahkan anak buahnya membantu anak buah Triad lainnya.


Jimin menatap Hoseok, mengangguk lemah memberikan persetujuan untuk segera melaksanakan perintah si turunan kedua dari Raion tersebut.
















"Maafkan aku." Celetuk Jungkook sembari meringkuk mendekat pada tubuh Taehyung.

Taehyung menggeleng pelan, menyamankan posisi pada ranjang rumah sakit agar Jungkook dan anaknya bisa tertidur dengan nyaman disampingnya.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan sayang. Terima kasih sudah menjadi Jungkook yang kuat untuk anak kita."

Taehyung mencium lembut kening Jungkook, membuat si pemuda Jeon tersenyum tipis merasakan kehangatan pada hatinya. Sebuah kelegaan yang bahkan tidak bisa dia ungkapkan kini menjalar pada seluruh tubuhnya, melihat prianya baik-baik saja disampingnya adalah hal yang paling membahagiakan dibandingkan apapun.

"Aku mencintaimu, selalu."

"Aku juga mencintaimu Tae, sangat."













TBC



Ending kagak yah ?

Best Of Me (TAEKOOK) (DITERBITKAN)Where stories live. Discover now