"Syif, maafin aku sayang." Rizky menatap sendu gadis yang selalu ia rindukan di setiap detiknya.

Syifa menggeleng pelan. "Ngga kak, aku yang harusnya minta maaf. Aku selalu bikin Ka Rizky khawatir disana. Maaf ya kak."

"Ngga Syifa, aku yang keterlaluan udah ngediemin kamu. Jangan bilang.... kamu sakit gara-gara aku?"

Syifa tergelak tertawa. "Haha pede banget sih kak. Ya enggalah, aku emang kecapekan aja."

"Kurangin aktivitas kamu Syif. Aku harus bilang berapa kali ke kamu?"

Syifa tidak menjawab Rizky hingga mereka berdua sama-sama terdiam sejenak. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Aku harus sakit dulu ya kak supaya kamu mau ngehubungin aku lagi?" tanya Syifa dengan suara yang serak dan air mata yang menetes begitu saja dari sudut matanya.

Hati Rizky lagi-lagi sakit bukan main mendengar Syifa berkata seperti itu.

"Kamu ngomong apa sih, Syif? Aku minta maaf okay karena kemarin-kemarin udah diemin kamu, aku tau aku keterlaluan. Jangan ngomong kaya gitu, maafin aku." Rizky memohon kepada Syifa.

"Kamu disana ngga nemu cewek buat jadi pengganti aku kan kak?" Syifa tidak tahu sebenarnya ia sedang berbicara apa. Ia hanya menanyakan perihal akhir-akhir ini yang mengganggu pikirannya. Ia takut Rizky tidak menghubunginya lagi karena Rizky sudah melupakannya atau bahkan sudah menemukan pengganti untuk dirinya.

"Syifa...." Rizky membulatkan matanya. Tidak percaya Syifa bisa bertanya seperti itu.

Mendengar Rizky sudah memanggil namanya seperti itu, dada Syifa semakin terasa sesak, pipinya mulai dibanjiri dengan tangisnya.

"Kak... aku ngga bisa ngga mikir macem-macem pas kamu cuekkin dan diemin aku berhari-hari. Kamu yang biasanya setiap jam hubungin aku tapi ini...." Syifa menghapus air matanya.

"Kamu ngga percaya sama aku Syif?"

Pertanyaan Rizky menohok hati Syifa. Ia merasa lemah untuk berkata lagi.

"Mending kamu tidur sekarang. Istirahat Syif." Rizky merasa lelah berdebat dengan Syifa.

Kepala Syifa menggeleng kuat. "Ka Rizky, aku kangen sama kakak, kak... Kakak ngga kangen sama aku?" Syifa sudah menangis sesenggukan.

Rizky menahan sesak di dadanya mendengar Syifa berkata seperti itu. Ia beralih menunduk sejenak, kemudian menatap layar handphonenya kembali.

"Dengerin aku, kamu.hidup.aku, Syif. Kamu itu hidup aku. Tolong, gausah mikir yang macem-macem sayang. Cukup percaya sama aku. Aku bakalan pulang, aku bakalan balik lagi ke kamu." Rizky mengucapkannya dengan penekanan di setiap kalimatnya.

"Kamu ngga tau seberapa khawatirnya aku karena denger kamu sakit. Aku pengen banget ada di samping kamu, meluk kamu, cium kamu. Aku disini juga tersiksa karena kangen sama kamu sayang, i miss you like crazy. Asal kamu tau Syif, aku lebih sayang sama kamu daripada diri aku sendiri. Jadi jangan pernah ngeraguin rasa sayang aku ke kamu." Rizky menatap Syifa sendu.

Syifa tidak menggubris perkataan Rizky. Ia hanya menangis dan mengungkapkan kerinduannya pada Rizky.

"Kak.... Aku... kangen..." ucapnya lagi.

"Aku harus gimana sekarang sayang? Aku harus gimana Syif?" rasa sakit Rizky semakin menjadi melihat Syifa menangis seperti itu.

Selama satu menit mereka sama-sama terdiam dan saling tatap melalui layar handphonenya masing-masing. Hingga akhirnya Syifa mematikan teleponnya sepihak. Rizky panik Syifa memutuskan video call-nya begitu saja. Ia mencoba menghubungi gadisnya kembali tetapi nihil, Syifa menolak panggilan Rizky. Hingga akhirnya muncul pemberitahuan di handphone Rizky, Syifa mengiriminya pesan.

Another Side - CompletedNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ