Part 6

6.4K 578 15
                                    

You Actually Specials

.

.

.

Author pov

.

Gelap dan sunyi. Itu yang dirasakan Seokjin didalam gudang ini. Ruangan kotor ini menjadi tempat pengurungan Seokjin oleh teman-teman Jaehwan. Seokjin tidak tau, kenapa dia bisa mengalami hal ini, apa salahnya pada mereka. Seokjin bahkan tak pernah mengusik kehidupan anak-anak di kampus ini. Bahkan dia tak terlalu mengenal anak-anak seni, hanya beberapa termasuk Minhyuk. Dan Seokjin yakin, kehadirannya disini belum sama sekali dia menganggu anak-anak seni, malah dia yang diganggu lebih dulu.

Bukannya Seokjin tak mau melawan atau tak bisa melawan, hanya saja itu semua tak ada gunanya. Semakin Seokjin melawan semakin banyak hal yang akan terjadi padanya. Dulu saat pertama kali dia mendapat perlakuan buruk dikampus ini, Seokjin berniat berhenti dan mencari kampus lain. Tapi mengingat perjuangannya untuk bisa berada di kampus ini membuat Seokjin bertahan hingga tahun keduanya di BigHit.

Seokjin masih menangis sesegukan. Pipinya terasa panas dan sangat sakit. Bajunya yang basah membuat Seokjin merasa kedinginan. Dia ingin menghubungi Minhyuk tentang keadaannya sekarang, tapi ponselnya ada ditas ditempat duduknya tadi.

Seokjin menggigil, rasa dingin itu semakin merambat menjalari seluruh tubuhnya. Hatinya pun menjerit sakit atas kata-kata yang mereka ucapkan. Seburuk itukah Seokjin dimata mereka? Sebenci itukah mereka atas kehadiran Seokjin? Seokjin sendiri tidak mengerti.

.

'Jangan menangis hyung, masih ada kami disampingmu. Kami akan selalu menjagamu'

.

Tiba-tiba Seokjin teringat kata-kata yang pernah diucapkan Namjoon padanya dulu. Entah kenapa Seokjin merasa pikirannya sekarang dipenuhi anak-anak Bangtan. Untuk apa dia mengingat mereka. Mereka menepati janji mereka pada Seokjin. Mereka tidak mengenal Seokjin dan tak menyadari keberadaannya.

Tapi akhir-akhir ini dia sering melihat anak-anak Bangtan mulai mendekatinya lagi. Seokjin masih ingat bantuan Jimin dan Jungkook. Juga saat bertemu Hoseok ditaman. Dan yang lebih parah, Seokjin berpapasan dengan mereka be-6 diatap.

Tapi apakah Seokjin mau berharap sekarang? Berharap teman-temannya itu bisa menolongnya sekarang? Menolong Seokjin yang dulu menyuruh mereka pergi? Menolong Seokjin yang ingin hidup dengan jalannya sendiri? Menolong Seokjin yang tidak bisa dipungkiri dia merindukan teman-temannya?

Tangisan Seokjin kembali pecah, isakan yang menyayat hati itu hanya bisa didengar Seokjin seorang. Seokjin kembali teringat orang tuanya, keluarganya, serta teman-temannya.

.

Flashback

.

Pemakaman di pinggiran kota Seoul itu sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang masih ada disana menemani seorang anak remaja yang hanya bisa menatap dua makam kedua orang tuanya dengan wajah datarnya.

Semua yang masih ada disana mengerti perasaan anak itu. Hanya saja mereka membiarkannya sendiri dulu. Membiarkannya berpikir apa yang harus dilakukannya sebagai anak yang masih bisa dibilang baru beranjak dewasa itu.

Seorang namja paruh baya mendekati anak itu,

"Seokjin, ayo kita pulang sekarang. Ini sudah sore"

You Actually Specials ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now