Bagian 21 : Relation(shit)

1K 51 4
                                    

Eh? Lho? Kok?
Ok ok, jangan risau jangan khawatir.
Aku emang double up malam ini *yeaayyyy *yuhuu

Biar gak gantung cerita nya aku update dua kali 😁😁

Budayakan vote sebelum membaca dan berikan komentar setelah membaca.

so, enjoy the story
Happy reading man teman🙏

☁☁☁☁☁☁☁☁☁


Giman kita bisa cuman jadi teman? disaat hati ku menginginkan lebih dari itu.
-Tamara Clark.

“Mereka beneran pernah pacaran?”
Iva rasanya begitu tak percaya mendengar kabar ini. Marah? Tidak. Iva tidak berhak marah kepada Tamara karna tidak pernah memberitahukannya mengenai hubungannya dengan Agam.

Iva merasa sedih karna setelah ia kembali ia tak menanyakan hal apa saja yang telah dilalui oleh Tamara selama ia tidak ada, Iva jadi berfikir ‘Apakah aku pantas disebut sebagai seorang sahabat?’.

“Iya. Aku aja baru tau tadi siang pas istirahat. Kalo ajah Jo gak cerita, mungkin aku gak akan pernah tau?”

Arlando kembali menyuapkan sendok yang berisi teriyaki kedalam mulutnya. Pembahasan mengenai hubungan Agam dan Tamara terus berlanjut hingga mereka sampai di sebuah restoran jepang.

“Mereka putus karna apa?”

“Tadi Agam gak jelas ceritanya. Cuman sepotong sepotong doang, tapi kalo denger dari ceritanya sih, putus nya gak baik-baik.”

Iva memutar otaknya mencoba memikirkan kira-kira apa penyebab putusnya mereka.

“Buktinya yah, masa mereka udah 2 tahun satu SMA, yang udah pasti banget kalo mereka sering ketemu, tapi aku gak pernah liat mereka saling menyapa.” Lanjut Arlando.

“Pantes aja Tamara gak mau aku kenalin sama temen ku di SMA yang lama.” tutur Iva dengan polosnya, ia sampai tak sadar jika sekarang Arlando yang berniat memasukkan kembali sesendok teriyaki kedalam mulut nya menghentikan laju sendoknya tepat didepan mulutnya yang sudah terbuka.

Arlando meletakkan kembali sendoknya keatas piring dihadapannya. Ia menyatukan kedua tangannya lalu meletakkan nya tepat di bawah dagunya, lalu ia memandang lekat wajah Iva yang masih sibuk mengunyah ramem di dalam mulutnya.

Iva tersadar dengan tatapan Arlando yang tak lepas dari wajahnya. “Kenapa?” tanya Iva lalu ia menyentuh ujung bibirnya, “Aku makannya belepotan yah?”.

Arlando mengelengkan kepalanya. Tak mau ambil pusing Iva kembali menyantap ramennya.

“Cantik” ucap Arlando yang masih memandang Iva.

Iva yang mendengar ucapan Arlando seketika tersedak makanan nya, “Uhuukk…uhhkkk..”
Arlando menjulurkan gelas air minumnya kearah Iva. Walaupun Iva berpenampilan kuno, entah kenapa Arlando rasanya sulit mengalihkan pandangannya dari wajah Iva. Kacamata dan rambut kepangnya seperti selalu menarik perhatian Arlando. Antik namun menawan, begitulah menurutnya Iva.

“Kamu mau bikin aku mati?” rutuk Iva.

Entah siapa yang memulai, mereka tak sadar jika akhir akhir ini mereka selalu memanggil dengan sebutan Aku-Kamu. Bahkan Iva tak pernah lagi memanggil Arlando dengan sebutan kakak, dan itu adalah keingginan Arlando.

Arlando hanya tersenyum melihat wajah Iva yang tengah marah.

Stop ngomongin soal hubungan Agam-Tamara. Sekarang kita bahas tentang kita.” Arlando sedikit menekan kan kata ‘kita’ di akhir ucapannya.

VANA ILLUSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang